Pelajar Indonesia Raih Prestasi Tingkat Dunia

- Editor

Rabu, 26 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Enam pelajar Indonesia yang mengikuti ajang Olimpiade Matematika Internasional (International Mathematical Olympiad/IMO) Ke-58 di Rio de Janeiro, Brasil, pekan lalu mempersembahkan dua medali perak, tiga medali perunggu, dan satu honorable mention (setara juara ketiga).

Medali perak diraih Gian Cordana Sanjaya (SMAK Petra 1 Surabaya) dan Bimo Adityahman Wiraputra I (SMAN 3 Bandung). Medali perunggu diraih Kinantan Arya Bagaspati (SMA Taruna Nusantara, Magelang) dan Otto Alexander Sutianto (SMAK Penabur, Gading Serpong), dan honorable mention diraih Farras Mohammad Hibban Fadilla (SMA Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan). Pemimpin tim Indonesia, Aleams Barra, Selasa (25/7), mengatakan, Indonesia menempati peringkat ke-31 dari 111 negara. Kompetisi ini diikuti 615 siswa. (*/ELN)
————————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Juli 2017, di halaman 12 dengan judul “Langkan”.
—————-

Lima Finalis Kompetisi Pemetaan Gambut

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Badan Informasi Geospasial (BIG), Rabu (26/7), mengumumkan lima finalis kompetisi tingkat internasional untuk survei pemetaan lahan gambut, Indonesian Peat Prize. Lima tim ini ditetapkan Dewan Penasihat Ilmiah dari 10 finalis tahap pertama. “Metodologi yang digunakan oleh pemenang kompetisi ini akan menjadi referensi dalam penyusunan standar pemetaan lahan gambut tropis berskala 1:50.000,” kata Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik BIG Nurwajedi. Lima finalis itu adalah International Peat Mapping Team; tim PT EXSA Internasional, Intermap, dan Forest Inform Pty Ltd; DAG4Peat and Sky Team; tim dari Deltares dan Institut Teknologi Bandung; serta Tim Applied Geosolutions. (YUN)
—————
Peningkat Mikroalga Karya Mahasiswa UGM

Alat generator gelembung mikro bernama Almino garapan mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mendapat peringkat enam terbaik dan penghargaan Merit Award dalam ajang Energy Innovation Challenge 2017 di Singapura, Jumat (21/7). Almino bermanfaat meningkatkan produktivitas mikroalga yang kini tengah dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel. Kompetisi ini diprakarsai Institution of Engineers Singapore dan Science Centre Singapore. Arief Faqihudin (23), mahasiswa Fakultas Teknik UGM, salah satu pengembang Almino, mengatakan, Almino memecah partikel karbon dioksida ke ukuran mikro sehingga mudah diserap mikroalga. Mikroalga adalah fitoplankton dengan kemampuan menghasilkan minyak (lipida) yang berguna untuk biomassa. (DIM)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 Juli 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
—————

Jumlah Sperma Manusia Terus Turun

Dalam 40 tahun terakhir, jumlah sperma laki-laki di Amerika Utara, Eropa, Australia, dan Selandia Baru berkurang. Studi terhadap 185 penelitian pada 1973-2011 menunjukkan konsentrasi sperma laki-laki di wilayah itu turun 52,4 persen dan jumlah sel spermanya turun 59,3 persen. Penurunan itu tak ditemukan pada laki-laki di Amerika Selatan, Asia, dan Afrika yang diduga karena kurang riset. Pemimpin studi, Hagai Levine, dari Universitas Ibrani Jerusalem mengkhawatirkan, “Jika kita tidak mengubah gaya hidup, lingkungan, hingga paparan zat kimia di sekitar kita, saya khawatir manusia akan punah di masa depan,” katanya seperti dikutip BBC, Senin (24/7). Studi sebelumnya menunjukkan jumlah dan konsentrasi sperma laki-laki di negara maju cenderung turun. Penurunan itu diduga akibat paparan pestisida dan plastik, obesitas, merokok, stres, diet, hingga terlalu banyak menonton televisi. (BBC/MZW)
——————–
Gempa Dangkal di Zona Megathrust Bengkulu

Gempa berkekuatan M 5,3 yang mengguncang Bengkulu pada Rabu (26/7) pukul 06.23 berasal dari zona megathrust di bawah Samudra Hindia. Zona ini terbentuk dari tumbukan Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Lokasi sumber gempa ini 246 kilometer arah barat daya Kota Bintuhan, Bengkulu, dengan kedalaman 10 km sehingga tergolong dangkal. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, sumber gempa kali ini berada di lempeng dangkal dan landai sehingga rentan terjadi tsunami jika terjadi kekuatan gempanya cukup besar. Daryono mengatakan, zona subduksi di segmen ini pada Juni 2000 pernah melepas gempa berkekuatan M 7,8 dengan sumber gempa lebih dalam, yaitu 38 km. Saat itu sekitar 100 orang meninggal akibat kerusakan bangunan. (AIK)
——–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Juli 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
——————–

Lapan Kembali Kampanyekan Malam Langit Gelap

Menyambut Hari Keantariksaan 2017, Minggu (6/8), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) kembali mengampanyekan ”Malam Langit Gelap” dengan mematikan lampu pada pukul 20.00-21.00. ”Kampanye ini untuk membangun kesadaran pentingnya menjaga keindahan langit malam dengan mengurangi polusi cahaya,” kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, Selasa (1/8). Polusi cahaya membuat banyak obyek langit malam sulit diamati. Minggu malam nanti, obyek yang bisa diamati antara lain Bulan yang hampir purnama, Saturnus di atas kepala, dan Jupiter di barat. Bimasakti akan terlihat seperti taburan bubuk putih dari selatan ke utara. Zodiak yang terlihat antara lain Aquarius, Capricornus, Sagittarius, Scorpius, Libra, dan Virgo. Bintang terang yang bisa diamati di langit selatan antara lain Alfa dan Beta Centauri, Antares, dan Spica. Semua itu akan terlihat jika langit benar-benar gelap. (MZW)
—————–
Kurang Tidur Perlebar Lingkar Pinggang

Orang dewasa dengan pola tidur buruk punya berat badan lebih dan kesehatan metabolik buruk. Studi pada 1.615 orang di Inggris menunjukkan, mereka yang tidur enam jam sehari punya lingkar pinggang rata-rata 3 sentimeter lebih besar dibandingkan yang tidur sembilan jam semalam. Mereka yang kurang tidur lebih rentan kena penyakit metabolik. ”Obesitas berkontribusi pada pengembangan banyak penyakit, khususnya diabetes tipe 2,” kata Greg Potter, peneliti dari Universitas Leeds, Inggris, Senin (31/7). Studi itu menunjukkan, kurang tidur tak terkait pola diet buruk. Kurang tidur menekan kolesterol baik HDL (high density lipoprotein) yang membantu menurunkan kolesterol jahat LDL (low density lipoprotein) dan melindungi dari penyakit jantung. ”Lama tidur yang sesuai bagi tiap orang berbeda, 7-9 jam,” kata Laura Hardie, peneliti lain dari Universitas Leeds. (SCIENCEDAILY/MZW)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Agustus 2017, di halaman 12 dengan judul “Kilas Iptek”.

 ————————-

 Inti Matahari Berputar Lebih Cepat dari Permukaan

Sejak 20 tahun lalu, inti Matahari diketahui berputar lebih cepat dibandingkan dengan permukaannya. Dengan mengukur gelombang akustik permukaan di atmosfer Matahari yang dikumpulkan selama 16,5 tahun memakai peralatan di Observatorium Luar Angkasa Matahari dan Heliosfer, tim ilmuwan internasional menemukan inti Matahari berotasi hampir empat kali lebih cepat dibandingkan dengan permukaannya. ”Rotasi lebih lambat di inti terjadi sejak Matahari terbentuk 4,6 miliar tahun lalu,” kata pemimpin studi Roger Ulrich dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat. Temuan itu membantu astronom memahami pembentukan Matahari. Perbedaan kecepatan rotasi antara inti dan permukaan itu memengaruhi terbentuknya bintik Matahari yang lebar satu bintiknya bisa lebih besar dari Bumi. (SCIENCEDAILY/MZW)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Agustus 2017, di halaman 12 dengan judul “Kilas Iptek”.
———————–

Suara Berisik Perahu Ganggu Perilaku Ikan

Polusi suara dari mesin perahu bisa mengubah perilaku ikan pembersih dan ikan inangnya. Ikan pembersih secara alami memakan parasit pada tubuh si inang. Namun, perilaku itu berubah saat biota pada ekosistem terumbu karang itu terpapar suara berisik. Ini hasil pengujian oleh peneliti Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis pada ikan bluestreak cleaner wrasse (Labroides dimidiatus) dan kliennya. Pada kondisi berisik, ikan pembersih itu tak memakan parasit pada inang. Ikan itu malah menggigit lapisan lendir pelindung pada ikan inang. Meski demikian, ikan inang membiarkan itu terjadi. ”Ikan inang tak menghindar atau membalas, tapi membiarkan proses (gigitan) itu, lebih lama dari normal. Ini menunjukkan gangguan kognitif pada kedua ikan,” kata Sophie Nedelec, peneliti dari University of Exeter, di Inggris, Selasa (1/8). (SCIENCEDAILY/ICH)
————–
Lutein pada Sayuran Hijau Cegah Penuaan Dini Otak

Bayam dan kale telah lama diketahui sebagai jenis sayuran yang menyehatkan. Riset terbaru dari Universitas Illinois yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Aging Neuroscience menemukan kandungan lutein yang ditemukan di sayuran hijau seperti bayam dan kale, selain di avocado dan telur, ternyata amat berguna bagi otak, terutama untuk memperlambat degradasi kemampuan belajar dan mengingat seiring bertambahnya usia. Dalam studi ini, peneliti melakukan eksperimen terhadap 60 orang berusia 25-45 tahun. Hasil studi itu menunjukkan, partisipan yang mengonsumsi makanan dengan kadar lutein tinggi memiliki kemampuan kognitif lebih baik. Disebutkan, lutein ialah nutrisi yang tak bisa dihasilkan tubuh dan hanya bisa didapatkan dari asupan makanan. Lutein biasanya disimpan dalam otak dan mata. (SCIENCEDAILY/AIK)
———————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
———————

Gambaran Jagung Usia 2.000 Tahun Terungkap

Urutan genetika dari tongkol jagung berusia 2.000 tahun mengungkap gambaran tanaman itu saat awal beradaptasi di dataran tinggi bagian barat daya Amerika Serikat. Jagung yang ditemukan di sebuah goa di Utah, AS, itu, menurut peneliti, berukuran kecil dan berambut lebat. Kondisi ini diduga merupakan bentuk adaptasi tanaman untuk bertahan dalam masa pertumbuhan di dataran tinggi. Studi yang dipublikasikan di jurnal Science pada 3 Agustus 2017 ini menunjukkan, sifat genetik kompleks diatur oleh interaksi banyak gen yang berbeda. Penelitian itu dilakukan Kelly Swarts, ahli genetika kuantitatif di Max Planck Institute for Development Biology, Tübingen, Jerman, bersama rekannya. (NATURE/ICH)
———————-
Waspadai Gelombang Tinggi di Selatan Jawa

Gelombang tinggi hingga 4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa, Selat Sunda, dan barat Lampung. Peneliti cuaca dan iklim ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Siswanto, Jumat (4/8), di Jakarta, mengatakan, gelombang tinggi itu dipicu oleh kuatnya angin yang berembus di atas perairan tersebut akibat berkembangnya secara luas sistem tekanan tinggi Samudra Hindia di bagian barat Australia. ”Sistem tekanan tinggi itu memiliki pusat maksimum 1.038 milibar. Tak jauh dari sistem tekanan tinggi itu terdapat sistem tekanan rendah kurang dari 1.000 milibar yang menyedot pusaran angin dan secara bersamaan membangkitkan gelombang tinggi di sekitarnya,” katanya. (AIK)
———————-
Konservasi Harimau Libatkan Masyarakat

Konservasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) harus melibatkan masyarakat untuk mengurangi konflik harimau dengan manusia. Masyarakat harus dibekali pemahaman dan dilibatkan dalam perlindungan terintegrasi untuk meningkatkan populasi harimau sumatera. Koordinator Program Konservasi Harimau dan Gajah WWF Indonesia Sunarto dalam diskusi bertema ”Konservasi Harimau Sumatera yang Terintegrasi” yang diselenggarakan WWF Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8), mengatakan, populasi harimau sumatera masuk kategori kritis dalam kepunahan. Hanya tersisa 371 harimau sumatera di Indonesia dan 3.200 harimau sumatera di seluruh dunia. (IDO)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
—————

 Purwiyatno Hariyadi Wakil Ketua CAC

Ahli teknologi pangan Prof Purwiyatno Hariyadi, anggota Komite Nasional Codex Indonesia, terpilih sebagai Vice-Chair Codex Alimentarius Commission (CAC). Badan internasional di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) ini diberi mandat untuk mengembangkan standar pangan terkait perlindungan kesehatan konsumen dan memfasilitasi perdagangan pangan internasional yang adil. Purwiyatno terpilih di antara kandidat dari Lebanon, Papua Niugini, dan Inggris pada sidang ke-40 CAC di Jenewa, Swiss, akhir Juli lalu. Kepala Badan Standardisasi Nasional Bambang Prasetya, yang juga Kepala Delegasi Indonesia pada sidang tersebut, Minggu (6/8), mengatakan, Purwiyatno dipilih oleh 103 negara anggota Codex, sedangkan kandidat dari Lebanon dipilih 102 negara, Inggris dipilih 102 negara, dan Papua Niugini dipilih 59 negara. Adapun kepala terpilih CAC dari Brasil. Terpilihnya Purwiyatno merupakan kesempatan Indonesia untuk semakin berkiprah di forum standar pangan internasional. (* / YUN)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Agustus 2017, di halaman 12 dengan judul “Kilas Iptek”.
————–

Lima Hari Sekolah Menuai Penolakan

Lebih dari 2.000 warga Nahdlatul Ulama Kabupaten Banyumas menggelar demonstrasi di Alun-alun Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (7/8). Mereka menolak pelaksanaan program lima hari sekolah karena dinilai mengganggu waktu untuk mengaji dan kegiatan pesantren pada sore hari. ”Anak-anak sehari penuh belajar di sekolah, tidak dapat berinteraksi dengan lingkungan. Tidak dapat berinteraksi dengan keluarga dan tidak dapat mengikuti sekolah sore serta taman pendidikan Al Quran,” kata Koordinator Lapangan Demonstrasi Taufik Hidayat saat berorasi. Taufik juga menyampaikan, program sekolah selama lima hari hingga pukul 15.00 turut berdampak terhadap orangtua. ”Ada ongkos tambahan yang dikeluarkan orangtua. Anak-anak butuh makan siang. Tadinya uang sakunya Rp 10.000, sekarang bisa menjadi Rp 20.000,” ujarnya. Presiden Komunitas Nahdliyin Kabupaten Banyumas Agus Maryono menyampaikan, demonstrasi damai ini dilakukan untuk menjaga lembaga pendidikan yang telah dikembangkan Nahdlatul Ulama sejak lama, yaitu pesantren dan madrasah diniyah. (DKA)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Agustus 2017, di halaman 13 dengan judul “Langkan”.
—————
Tiangong-1 Jatuh ke Bumi antara Desember-Maret

Kantor PBB untuk Urusan Luar Angkasa (UNOOSA) mengingatkan Pemerintah China bahwa stasiun luar angkasa Tiangong-1 akan jatuh ke Bumi antara Desember 2017 dan Maret 2018. Perkiraan itu dikeluarkan Aerospace Corporation, Rabu (2/8). Tiangong-1 adalah stasiun luar angkasa pertama China, berbobot 8.500 kg, dan mengorbit di ketinggian 349 km. Wahana diluncurkan 29 September 2011 dan misi berakhir 21 Maret 2016 karena hilang kendali. Wahana itu diperkirakan jatuh di Bumi antara 43 derajat lintang utara dan 43 derajat lintang selatan, dan kemungkinan memicu bahaya serta kerusakan penerbangan dan aktivitas di darat sangat kecil. (SPACE/AEROSPACE.ORG/MZW)
———————
17 Ekor Maleo Dilepasliarkan di Banggai

Sebanyak 17 ekor maleo (Macrocephalon maleo) umur 3-4 bulan dilepasliarkan ke Suaka Margasatwa Bakiriang, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Minggu (6/8). Pelepasliaran maleo ini dilakukan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulteng, PT Donggi Senoro Liquefied Natural Gas, dan Pemerintah Kabupaten Banggai. Kepala Satuan Pengelolaan Hutan Konservasi Bakiriang I Nyoman Ardika, Senin (7/8), di Palu, mengatakan, pelepasliaran itu wujud komitmen berbagai pihak dalam menjaga populasi maleo. Maleo yang dilepasliarkan itu hasil konservasi di fasilitas penangkaran milik PT Donggi Senoro LNG. Perusahaan menerima telur dari BKSDA Sulteng yang merupakan hasil sitaan dari warga. (VDL)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Agustus 2017, di halaman 16 dengan judul “Kilas Iptek”.

—————–

Lampu Menurunkan Penyerbukan

Dunia menghadapi ancaman baru. Jumlah penyerbukan pada malam hari turun hingga 62 persen akibat penerangan buatan yang berdampak terhadap penurunan produksi buah. Terang sinar lampu mengalihkan perhatian serangga malam dari tugas utama melakukan penyerbukan. Laporan penelitian tersebut dimuat jurnal Nature, edisi 2 Agustus 2017, seperti dikutip www.bbc.com, Rabu (2/8). Ketua tim penelitian, Eva Knop dari University of Bern, Swiss, mengatakan, ”Studi kami menunjukkan tanaman lazim memiliki penyerbuk siang dan penyerbuk malam. Serangga tertarik bau tanaman atau dari penglihatan yang sensitif.” Hasil penelitian menunjukkan menurunnya penyerbukan secara global. Peningkatan penerangan artifisial meningkat 6 persen per tahun. Faktor ini menambah deretan faktor penyebab turunnya penyerbukan karena jumlah serangga berkurang akibat habitat berkurang atau rusak, penggunaan pestisida yang mematikan, serta datangnya spesies invasif, dan arena perubahan iklim. Penyerbuk terbanyak adalah ngengat, kumbang, dan serangga kecil. (WWW.BBC.COM/ISW)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Agustus 2017, di halaman 16 dengan judul “Kilas Iptek”.

————— 

Pabrik Mini Dibangun di Kawasan Iptek Jember

Kawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (Science and Technopark/STP) Kopi dan Kakao di Kabupaten Jember, Jawa Timur, akan dikembangkan sebagai sarana pendidikan dan pelatihan tenaga terampil. Jadi, program diklat akan diintegrasikan dengan Politeknik Jember. Karena itu, pabrik skala mini pengolah kopi dan kakao berstandar internasional akan dibangun di kawasan itu. Desain dan rancang bangun pabrik itu dibantu tenaga ahli dari Swiss. Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Patdono Suwignyo, di Makassar, Rabu (9/8). (YUN)
—————–
Gempa Bumi Terjadi di Samudra Hindia

Gempa bumi berkekuatan M 5,2 terjadi di Samudra Hindia dengan pusat 317 kilometer arah barat daya Lebak, Banten, Kamis (10/8) pukul 12.57. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono mengatakan, kedalaman gempa 23 kilometer di bawah laut. Kekuatan gempa tidak cukup memicu tsunami. Zona subduksi di Samudra Hindia selatan Jawa termasuk yang diwaspadai terkait dengan temuan terbaru tentang jejak tsunami tua yang pernah melanda. (AIK)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Agustus 2017, di halaman 20 dengan judul “Kilas Iptek”.
———————

UNS Akan Kukuhkan Dua Guru Besar

Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, akan mengukuhkan dua guru besar sekaligus, yaitu Suyitno sebagai guru besar bidang ilmu kajian sastra pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Wakit A Rais sebagai guru besar bidang ilmu linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya. Suyitno merupakan guru besar ke-184, sedangkan Wakit merupakan guru besar ke-185 yang dimiliki UNS. Keduanya akan dikukuhkan dalam Sidang Senat Terbuka UNS, Selasa (15/8). Wakit di Solo, Kamis (10/8), mengatakan akan menyampaikan pidato berjudul Kajian Etnolinguistik: Kearifan Lokal dalam Bahasa dan Budaya Jawa. Sementara itu, Suyitno akan menyampaikan pidato berjudul Multiparadigma Kajian Sastra. Suyitno menyayangkan saat ini guru Bahasa Indonesia di sekolah cenderung kurang membaca karya-karya sastra. (RWN)
————————-
Kibarkan Merah Putih di Puncak Eropa

Tiga anggota Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Brawijaya (Impala UB) berencana mengibarkan bendera Merah Putih di Puncak Elbrus (5.642 mdpl) pada peringatan Hari Ulang Tahun Ke-72 RI. Puncak Elbrus merupakan puncak tertinggi di Eropa dan menjadi satu dari tujuh puncak tertinggi dunia. Tiga pendaki yang terpilih adalah Gede Krisna Adiwiradarma, Ahmad Sholahuddin Yazid, dan Endah Purwaningtyas Hadipranoto. Pendakian yang dilakukan tim BRI-Brawijaya Elbrus Expedition 2017 tersebut akan dimulai dari Terskol, Rusia. Tim itu berangkat dari Jakarta pada Rabu (9/8). “Kami menuju Moskwa sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat pendakian di Pegunungan Kaukasus,” kata Gede. Tim akan mengambil jalur Garabashi (Barrel Hut) menuju puncak Elbrus yang ditargetkan dicapai menjelang peringatan HUT RI pada 17 Agustus 2017. (SET)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Agustus 2017, di halaman 19 dengan judul “Langkan”.
——————–

Mubiar, Ilmuwan Kritis Itu Berpulang

Aktivis lingkungan dan Guru Besar Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung Dr Mubiar Purwasasmita berpulang di usia 65 tahun di kediamannya di Jalan Awiligar Raya II Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/8), pukul 05.30. Almarhum ditemukan tak sadarkan diri oleh istrinya, Ny Mintarsih, di kamar mandi, sekitar pukul 04.00. “Diduga ada pembuluh darah pecah,” kata Bambang Sunendar, adik almarhum, saat upacara pelepasan jenazah di Aula Timur ITB, Bandung, Jumat. Dilahirkan di Sumedang, Jabar, Mubiar aktif dalam lembaga swadaya masyarakat Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS). Bersama tokoh Jabar Solihin GP, sesepuh Jabar, ia kritis menyikapi kerusakan lingkungan. (SEM/BKY)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

 ——————

 Penyadapan Pinus Ancam Hutan Soputan

Hutan lindung Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, terancam rusak akibat penyadapan getah pohon pinus oleh masyarakat. Ketua Forum Komunikasi Pencinta Alam Sulawesi Utara Indrakusuma Oley, Senin (21/8), meminta penyadapan getah pinus di areal hutan lindung Soputan dihentikan. Indrakusuma mengatakan, kegiatan penyadapan getah pinus dilakukan secara masif oleh kelompok masyarakat dari Kawangkoan selama dua tahun. Getah pinus kemudian dijual dengan harga Rp 3.000-Rp 5.000 per kilogram. Getah pinus merupakan bahan baku gondorukem dan terpentin yang diperlukan dalam berbagai industri, seperti minyak campuran cat dan pembersih lantai. Ia mengatakan, kegiatan itu menghasilkan keuntungan besar secara ekonomi, tetapi juga menimbulkan ancaman besar terhadap lingkungan. Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara Herry Rotinsulu mengatakan, kegiatan pengambilan getah pinus di hutan lindung tidak menyalahi aturan. Pemerintah malah memberi keleluasaan kepada warga memanfaatkan hutan untuk kepentingan sosial dan ekonomi. ”Mereka dapat mengambil getah asalkan tidak merusak pohonnya,” kata Herry. (ZAL)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
—————-

Gempa Langka di Muara Enim

Gempa bumi kembali terjadi di kawasan yang selama ini dianggap sebagai wilayah yang stabil dan aman. Kali ini, gempa berkekuatan M 5 melanda Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, pada Minggu (20/8) pukul 08.06. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa terletak pada koordinat 4,21 Lintang Selatan dan 103,78 Bujur Timur pada kedalaman 10 kilometer. “Gempa ini mengejutkan karena terjadi di wilayah yang selama ini jarang gempa. Secara seismisitas, aktivitas kegempaan di wilayah ini sangat rendah,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono. Gempa bumi tersebut jika dilihat dari lokasi serta kedalamannya, menurut Daryono, merupakan jenis gempa tektonik dari kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sumber sesar mendatar. Dia mengatakan, gempa ini diperkirakan tidak akan menimbulkan gempa susulan yang lebih besar. (AIK)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

——————

Populasi Orangutan Kalimantan Menurun

Jumlah orangutan yang berada di Indonesia menurun seiring menyempitnya wilayah habitat orangutan. Berdasarkan analisis kelangsungan hidup populasi dan habitat atau Population and Habitat Viability Analysis (PHVA) 2016, populasi orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) berkurang dibandingkan dengan 10 tahun lalu. Saat ini, populasinya diperkirakan 57.350 orangutan di habitat seluas 16,01 juta hektar. Sepuluh tahun lalu ada 54.817 orangutan di area seluas 8.195.000 hektar. Jika membandingkan kepadatan populasi, ada penurunan dari 0,45-0,76 orangutan per kilometer persegi menjadi 0,13-0,47 orangutan per km persegi. ”Penurunan populasi orangutan disebabkan antara lain hutan beralih fungsi,” kata Ketua Forum Orangutan Indonesia Herry Djoko Susilo, saat sosialisasi hasil PHVA di Jakarta, Selasa (22/8). (DD08)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

—————

Gempa M 5,1 di Luar Zona Subduksi Selatan Jawa

Gempa berkekuatan M 5,1 terjadi di selatan Jawa, pada Minggu (27/8), pukul 07.02 WIB. Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan, episenter gempa di laut, pada jarak 253 kilometer (km) arah selatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, di kedalaman 10 km. ”Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini masuk klasifikasi gempa dangkal akibat aktivitas patahan di zona outer rise, yakni zona gempa di luar zona subduksi lempeng,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono. Zona outer rise selama ini seolah jadi zona gempa jarang terjadi sehingga minim dikaji. Padahal, gempa dari sumber ini berpotensi kuat yang bisa memicu tsunami besar. Gempa Sumbawa M 8,3 pada 19 Agustus 1977 juga berpusat di zona outer rise selatan Sumbawa yang memicu tsunami hingga menewaskan 198 orang di pesisir selatan Sumbawa. (AIK)
—————–
Badai Tropis ”Pakhar” Melanda NTT

Menurut pantauan citra satelit, badai tropis pakhar melanda Filipina bagian utara dengan tekanan pusat 994 hPa (ketinggian per Pascal), dan area bertekanan tinggi di selatan Australia 1034 hPa. Itu meningkatkan kecepatan angin di Nusa Tenggara Timur, antara lain di Kupang, Oelamasi, Soe, Kefamenanu, Atambua, Malaka, Sabu, Maumere, Alor, dan Sumba. Prakirawan meteorologi Kupang Mery Seran, di Kupang, Minggu (27/8), mengatakan, ada potensi gelombang tinggi 2 meter di Laut Sawu, Selat Sape, perairan utara Flores, Selat Sumba, Selat Wetar, selatan Sumba, selatan Kupang, Pulau Rote, Laut Timor Selatan, dan Samudra Hindia Selatan. Angin kencang dan gelombang tinggi diperkirakan terjadi sampai Rabu (30/8). Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTT Tadeus Tini meminta agar nelayan dan operator pelayaran waspada. (KOR)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
———————–

Industri Jerman dan UGM Riset Energi Terbarukan

Infineon Technologies, perusahaan teknologi asal Jerman, berinvestasi lebih dari Rp 500 juta untuk membangun laboratorium di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Laboratorium bernama i-Green ini akan dimanfaatkan untuk mendukung riset energi terbarukan. Ditemui di Fakultas Teknik UGM, Senin (28/8), Kepala Pusat Pengembangan Infineon Technologies Tjia Jerome mengatakan, investasi tersebut adalah salah satu wujud dukungan industri terhadap penguatan riset di lingkungan perguruan tinggi. ”Dengan investasi ini, kami berharap bisa meningkatkan keterampilan dan kompetensi mahasiswa di bidang elektronika daya,” ujarnya. Laboratorium ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman Infineon Technologies dan UGM yang disepakati dua tahun lalu. Kepala Laboratorium i-Green Eka Firmansyah mengatakan, laboratorium akan difokuskan pada pengembangan teknologi energi terbarukan, seperti kendaraan listrik, traksi, dan aplikasi industri generik. (DIM)
——————
Kesaksian Oom Pasikom di Bentara Budaya Bali

Setelah berkeliling dari Jakarta, Yogyakarta, hingga Solo, pameran 50 Tahun Kesaksian Oom Pasikom akan hadir di Bentara Budaya Bali (BBB) mulai Selasa (29/8) ini. Pameran berlangsung hingga 6 September di BBB, Jalan Prof Ida Bagus Mantra Nomor 88A, Sukawati, Gianyar. Pameran menurut rencana dibuka pada Selasa pukul 18.30 Wita oleh kartunis yang juga pernah menjadi Ketua Indonesian Cartoonist Association (2005-2010), Jango Pramartha. Acara pembukaan akan diwarnai pemutaran film dokumenter GM Sudarta. Rangkaian pameran ini juga akan diisi pemutaran film Oom Pasikom: Parodi Ibukota (1990)karya sutradara Chaerul Umam pada Rabu (30/8). Pada hari penutupan, Rabu (6/9), akan digelar diskusi serta lokakarya bersama Jango Pramartha. Oom Pasikom adalah sosok karikatur yang muncul di harian Kompas sejak 1967. Lewat karikatur karya GM Sudarta tersebut, tokoh Oom Pasikom mengkritisi berbagai persoalan negeri ini. ”Karikatur yang baik adalah yang bisa membuat senyum penguasa, karena tidak marah, karena dia mau membaca koran kita. Karikatur yang baik harus membuat senyum masyarakat yang terwakili aspirasinya, dan senyum karikaturisnya karena tidak takut ditangkap,” ujar GM Sudarta dalam tulisannya. (*/DHF)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Agustus 2017, di halaman 12 dengan judul “Langkan”.
——————–

Institut Teknologi Telkom Purwokerto Diluncurkan

Yayasan Pendidikan Telkom, Selasa (29/8), meluncurkan Institut Teknologi Telkom Purwokerto setelah ada peningkatan status Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom melalui SK Menristek Dikti Nomor 446/ KPT/I/2017. ”Kita akan kalah dari negara-negara sebelah jika tidak menguasai teknologi,” kata Ketua Yayasan Pendidikan Telkom Dwi S Purnomo, Selasa, di Purwokerto. Ada dua fakultas di Institut Teknologi Telkom Purwokerto ini. Pertama adalah Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro dengan S-1 Teknik Telekomunikasi, S-1 Teknik Elektro, dan D-3 Teknik Telekomunikasi. Selanjutnya adalah Fakultas Teknologi Industri dan Informatika dengan S-1 Teknik Informatika, S-1 Teknik Industri, S-1 Sistem Informasi, S-1 Rekayasa Perangkat Lunak, dan S-1 Desain Komunikasi Visual. (DKA)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Agustus 2017, di halaman 12 dengan judul “Langkan”.
———-
Asupan Garam Tinggi Memicu Gagal Jantung

Asupan garam berjumlah banyak meningkatkan risiko gagal jantung dua kali lipat. Demikian hasil studi selama 12 tahun pada lebih dari 4.000 orang. ”Asupan garam tinggi (sodium chloride) jadi penyebab utama tekanan darah tinggi dan faktor risiko independen penyakit jantung koroner serta stroke,” kata Pekka Jousilahti, profesor riset pada Institut Nasional Kesehatan dan Kesejahteraan, Helsinki, Finlandia, Minggu (27/8). Studi itu memakai ekstraksi sodium 24 jam, standar emas memperkirakan asupan garam level individu. Ini ialah studi lanjutan terhadap 630 responden usia 25-64 tahun pada 1979-2002 di Finlandia. Pengumpulan data dasar mencakup kuesioner perilaku, berat dan tinggi badan, serta tekanan darah melalui pemeriksaan sampel darah di laboratorium dan sampel urine. Mereka yang mengonsumsi lebih dari 13,7 gram garam per hari berisiko gagal jantung dua kali lipat dibandingkan yang mengonsumsi 6,8 gram garam per hari. (SCIENCEDAILY/EVY)
—————-
Informasi Pasang Surut Kembali Bisa Diakses

Masyarakat bisa mengakses kembali informasi prakiraan pasang surut di seluruh perairan Indonesia melalui aplikasi berbasis Android. Informasi itu menyediakan prediksi naik turun muka air laut selama 14 hari ke depan dalam rentang per jam. ”Sebelumnya, aplikasi ini tak bisa diakses selama beberapa bulan karena serangan peretas ke pusat data KKP,” kata Widodo Pranowo, Kepala Laboratorium Data Laut dan Pesisir Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di Jakarta, Selasa (29/8). Saat tak bisa diakses, banyak warga mengeluhkan hal itu, terutama para pembudidaya rumput laut yang butuh informasi pasang surut untuk merencanakan penanaman atau pemanenan rumput laut. Sistem informasi pasang surut untuk publik ini dirintis sejak 2011. (AIK)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
—————–

Penguapan Tinggi Picu Hujan Ekstrem di Jakarta

Hujan dengan kategori ekstrem melanda Jakarta dan sekitarnya, Selasa (29/8) sore. Curah hujan terukur di Citayam, Kabupaten Bogor, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mencapai 145,5 milimeter pada pukul 17.00-20.00. Itu merupakan anomali mengingat memasuki September 2017 seharusnya merupakan puncak musim kemarau. Menurut peneliti iklim BMKG, Siswanto, suhu udara permukaan di bagian utara lebih panas daripada selatan, terutama di atas perkotaan. “Kemungkinan hujan ekstrem karena pemanasan lokal memicu penguapan tinggi,” ujarnya. (AIK)
————–
Berjalan Lambat Berisiko Sakit Jantung

Seberapa cepat kita berjalan ternyata terkait risiko meninggal akibat sakit jantung. Menurut hasil studi di Inggris yang dipublikasikan di The European Heart Journal, orang dewasa paruh baya yang terbiasa berjalan lambat dua kali lebih berisiko meninggal karena sakit jantung daripada mereka yang biasa berjalan cepat. Riset itu dilakukan pada 420.000 orang dewasa usia paruh baya selama enam tahun. Peneliti dari University of Leicester, Tom Yates, Selasa (29/8), mengatakan, tingkat kebugaran rendah pada partisipan yang biasa berjalan lambat jadi faktor risiko kematian karena sakit jantung. (LIVESCIENCE/ADH)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Penguapan Tinggi Picu Hujan Ekstrem di Jakarta”.
————————-

Menguap Ternyata Bisa Menular

Anda mungkin akan menguap hanya dengan membaca ini. Meski tak letih, seseorang bisa menguap karena yang lain menguap. Tim peneliti dari University of Nottingham menemukan, itu terjadi di bagian otak yang bertanggung jawab pada fungsi motorik. Menguap ialah bentuk echophenomena, tiruan otomatis kata-kata atau tindakan orang lain, yang dijumpai pada epilepsi dan autisma. Periset memantau 36 relawan saat melihat orang lain menguap. Studi yang dipublikasikan di jurnal Current Biology menunjukkan, stimulasi magnetik transkranial eksternal meningkatkan rangsangan di korteks motor sehingga orang menguap menular. Menurut Georgina Jackson, profesor neuropsikologi kognitif, yang ikut meneliti, Jumat (1/9), studi itu bisa digunakan lebih luas. (BBC/EVY)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
—————–

Permainan Komputer untuk Riset Demensia

Para ilmuwan mengembangkan mainan komputer realitas virtual dalam riset eksperimental terbesar demensia. Itu untuk menguji kemampuan penyandang demensia menunjuk arah. Aplikasi asli telepon pintar punya 3 juta pemain, perpindahan ke realitas virtual membuat periset meneliti lebih rinci. Itu untuk menemukan cara baru diagnosis demensia. Di dunia virtual, Sea Hero Quest VR, Anda jadi kapten kapal. Tantangannya, memakai perasaan untuk memetakan jalur air dan pulau terpencil. Saat itu, data anonim dikumpulkan dan dinilai ahli saraf. Max Scott-Slade, pengembang permainan komputer Glitchers, bekerja sama dengan tim periset di University College London, University of East Anglia, dan ETH Zurich. ”Kami menangkap 15 kali data dari versi VR,” ujarnya, Selasa (29/8). Temuan awal riset itu ialah kemampuan menunjuk arah seseorang turun setelah masa remaja. (BBC/EVY)
——————
LIPI Gelar Bioresources Science Week Fair

Memperingati ulang tahun ke-50 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI menggelar Bioresources Science Week Fair, di Cibinong Science Center-Botanical Gardens, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan yang diadakan mulai Senin hingga Sabtu (4-9/9) ini meliputi simposium, lokakarya, pameran ilmiah, dan interaktif bagi pelajar. Student Science Council yang merupakan kegiatan untuk membentuk Komunitas Sumber Daya Hayati (Bioresources Community) yang aktif dalam kegiatan bertema ”Bioresources for Better Life”. Kegiatan ini akan dibuka oleh Pelaksana Tugas Kepala LIPI Bambang Subiyanto, di Pusat Penelitian Biologi LIPI. Pada acara itu akan dilepas 50 kupu-kupu sebagai simbol peringatan 50 tahun LIPI. (*/YUN)
———————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
————-

Indonesia Rentan Serangan Virus Internet

Indonesia menempati peringkat ketiga negara di Asia Pasifik yang paling rentan serangan virus internet jenis Malware. Indonesia bahkan lebih rentan dibandingkan dengan Myanmar dan Vietnam. Sementara negara paling rentan serangan virus tersebut setelah Indonesia adalah Banglades, disusul Kamboja. Demikian laporan studi Microsoft Asia Pasifik yang dirilis pada Kamis (7/9). Disebutkan, pada kuartal II-2016, sebanyak 45,2 persen komputer di Indonesia terserang Malware, lebih tinggi 20,8 persen dibandingkan dengan rata-rata global. Serangan virus berbahaya yang paling sering ditemui di Indonesia adalah Trojans, yang meliputi 41,5 persen angka serangan pada semua komputer, naik 37,8 persen dibandingkan dengan angka pada kuartal sebelumnya. Worms menempati posisi kedua dengan 24,5 persen serangan pada semua komputer, turun 26,3 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. (AIK)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

———————

Status Gunung Agung Naik Menjadi Waspada

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi menaikkan status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, dari level Normal ke level Waspada mulai Kamis (14/9) pukul 14.00 Wita menyusul naiknya aktivitas gunung tersebut. Pos Pengamatan gunung api di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Karangasem, merekam 7 kali gempa vulkanik dalam (VA) dengan amplitudo 2-6 mm, 4 kali gempa vulkanik dangkal (VB) dengan amplitudo 3-6 mm, dan 1 kali gempa tektonik lokal (TL) dengan amplitudo 6 mm pada Rabu (13/9). Badan Geologi merekomendasikan masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung tidak beraktivitas di area dalam radius 3 kilometer dari kawah gunung. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam penjelasan tertulisnya mengatakan, BNPB telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali dan BPBD Kabupaten Karangasem terkait peningkatan status Waspada Gunung Agung. “Sosialisasi akan dilakukan kepada masyarakat agar mematuhi rekomendasi,” katanya. Gunung Agung memiliki sejarah aktivitas erupsi yang dicirikan dengan erupsi-erupsi bersifat eksplosif dan efusif serta pusat kegiatan yang berada di kawah. (*/IKA)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

—————-

Peredaran Matahari Memicu Cuaca Panas

Cuaca panas dan terik melanda sebagian besar wilayah Pulau Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara, dalam beberapa hari terakhir. Hal itu menandai puncak musim kemarau yang saat ini melanda sejumlah kawasan tersebut. Laporan yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Selasa (19/9), menyebutkan, suhu udara maksimum berkisar 34-37,5 derajat celsius. Beberapa faktor yang memengaruhi cuaca panas itu, antara lain, adalah gerak semu matahari saat ini berada di sekitar khatulistiwa. Fenomena itu akan terjadi hingga 23 September nanti sehingga radiasi matahari cukup tinggi. Selain itu, aliran massa udara dingin dan kering bergerak dari Australia menuju wilayah Indonesia sebelah selatan khatulistiwa, terutama di sekitar Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Kondisi ini ditandai dengan adanya kelembapan udara yang rendah, yaitu di bawah 60 persen di ketinggian 3.000 meter dan 5.000 meter dari permukaan laut. (AIK)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

—————

Penggunaan Kondom Masih Sangat Rendah

Penggunaan kondom sebagai salah satu alat kontrasepsi bagi pria masih sangat rendah, yaitu 3,15 persen dari peserta KB aktif (data BKKBN B2016). Hal tersebut disebabkan pola pikir masyarakat Indonesia yang keliru tentang kondom. “Kondom dipandang sebagai hal yang tabu, sama halnya dengan pendidikan reproduksi seksual,” kata Pierre Frederick, Wakil Manajer Umum Bidang Kesehatan Pelanggan Yayasan Dharmenda Kumar Tyagi (DKT) Indonesia, dalam acara temu media #UbahHidupLo: Ayo Pakai Kondom untuk Kontrasepsi di Senayan, Jakarta, Senin (25/9), dalam rangka peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia, 26 September. Kampanye #UbahHidupLo: Ayo Pakai Kondom untuk Kontrasepsi dilakukan sejak Januari 2017. Salah satu narasumber dalam acara ini, dr Med Firman Santoso, SpOG, mengatakan, kondom tidak hanya membantu mengurangi penyebaran HIV, penyebab penyakit AIDS, tetapi juga mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada 4 juta kelahiran di Indonesia, 14 persennya merupakan kehamilan yang tidak direncanakan, salah satu penyebab kasus aborsi. (DD03)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

—————–

Layanan Daring untuk Pengurusan Limbah Radioaktif

Potensi limbah radioaktif di Indonesia besar. Itu ditandai dari jumlah pemegang izin pemakaian bahan radioaktif, lebih dari 15.000. Pengguna bahan radioaktif meliputi industri, rumah sakit, dan lembaga riset. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, limbah harus diserahkan kepada Pusat Teknologi Limbah Radioaktif Badan Tenaga Nuklir Indonesia (PTLR BATAN) untuk diolah di tempat aman. Demi memudahkan administrasi pelaporan, BATAN mengoperasikan aplikasi pengurusan administrasi pengelolaan limbah radioaktif (Lira) secara daring dengan nama eLira. “Layanan berbasis web ini bisa memangkas waktu pengurusan administrasi dari 30 hari secara manual jadi 2 hari,” kata Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja sama BATAN Eko Madi Parwanto, Selasa (26/9). (*/YUN)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

———————-

Mahasiswa Penerima Beasiswa LPDP Bertambah

Jumlah penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) akan bertambah pada tahun 2018. Sebab, dana abadi untuk membiayai pendidikan mahasiswa pascasarjana akan ditambah sekitar 50 persen. Pelaksana Tugas Direktur Utama LPDP Luky Alfirman, Rabu (27/9), di Jakarta, mengatakan, saat ini dana abadi yang dimiliki sebanyak Rp 20,6 triliun. Adapun berdasarkan APBN Perubahan 2017, akan ada penambahan dana abadi senilai Rp 10,5 triliun. “DPR sudah menyetujui, tinggal mungkin pencairannya akhir tahun,” kata Luky seusai mendampingi 123 penerima beasiswa LPDP angkatan pertama mengikuti pengarahan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta. (INA)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 September 2017, di halaman 11 dengan judul “Langkan”.

—————————

LIPI Bangun Stasiun Riset Kelautan di Sabang

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membangun stasiun riset kelautan di Sabang, Aceh. Fasilitas ini menjadi basis riset kelautan di kawasan barat Indonesia, antara lain studi perikanan di Samudra Hindia dan studi wisata bahari serta riset pulau kecil dan pulau karang. “Lokasi stasiun tersebut di Krueng Raya,” kata Kepala Pusat Oseanografi LIPI Dirhamsyah, Jumat (29/9). Di atas lahan seluas 5 hektar itu antara lain akan didirikan akuarium spesies ikan lokal dan taman koleksi mangrove. Di rawa mangrove ini akan dirintis budidaya kepiting dan ikan. Adapun di pesisirnya akan dibangun taman terumbu karang dan pembesaran ikan tuna. (YUN)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
————————

KOMPAS, 3 OKTOBER 1972; Koleksi Lengkap Tanaman Hutan Indonesia Musnah

Kebakaran yang terjadi pada Jumat (30/9) malam di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, memusnahkan ruang laboratorium beserta isinya. Di antara barang yang terbakar terdapat 60 mikroskop bantuan Amerika yang belum dibuka dari petinya. Kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Bukan hanya Gadjah Mada yang harus merelakan peralatan penelitian, perlengkapan laboratorium lain, dan koleksi buku serta dokumen. Bahkan, Indonesia kehilangan koleksi lengkap contoh tanaman hutan yang merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia.
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Oktober 2017, di halaman 1 dengan judul “Koleksi Lengkap Tanaman Hutan Indonesia Musnah”.
——————-

Perubahan Iklim Pemicu Migrasi Keluar Afrika

Teka-teki mengenai migrasi manusia modern (Homo sapiens) keluar dari Afrika sekitar 70.000 tahun lalu mulai terkuak. Penelitian tim Universitas Arizona, Amerika Serikat, menemukan, iklim di wilayah Tanduk Afrika saat itu tiba-tiba berubah dari basah menjadi sangat kering. Kesimpulan ini diperoleh setelah tim meneliti lapisan sedimen tanah di Teluk Aden yang merekam perubahan iklim di kawasan itu hingga 200.000 tahun lalu. “Data yang kami peroleh menunjukkan, ketika spesies kita meninggalkan Afrika, saat itu kondisi alamnya sangat kering,” kata Jessica Tierney, ketua tim peneliti.(sciendaily.com/AIK)
—————-
Air Mata Bisa Hasilkan Listrik

Air mata, putih telur, air liur, dan susu mamalia mengandung enzim lisozim. Studi yang dipublikasikan di Journal of Applied Physics, Senin (2/10), menyebut lisozim yang dikristalkan memiliki material piezoelektrik. “Piezoelektrik banyak digunakan di sekitar kita, seperti kristal kuarsa sebagai komponen penggetar di telepon seluler dan sonar laut dalam,” kata pemimpin studi Aimee Stapleton dari Universitas Limerick, Irlandia, kepada BBC, Rabu (4/10). Piezoelektrik juga ditemukan di tulang, kayu, tendon, serta protein (kolagen dan keratin). Namun, kapasitas bahan-bahan itu untuk menghasilkan listrik dari lisozim yang dikandungnya belum dieksplorasi. Untuk mempelajari sifat piezoelektrik lisozim, ilmuwan mengkristalkan enzim itu pada film, menerapkan gaya mekanik ke film tersebut, dan merekam jumlah listrik yang dihasilkan. Hasilnya, lisozim menghasilkan listrik sebaik kuarsa. Meski demikian, lisozim merupakan bahan biologis yang tidak beracun serta antibakteri karena mampu menyerang dinding bakteri dan melemahkannya. (LIVESCIENCE/MZW)

Sumber: Kompas, 6 Oktober 2017
——————-

Peneliti IPB Jadi Finalis ASEAN-US Science Prize

Kepala Program Biomedis Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor Fitriya N Dewi terpilih sebagai finalis ASEAN- US Science Prize for Women tahunan ke-3, yang diselenggarakan atas kerja sama ASEAN dengan Badan untuk Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan Underwriters Laboratories. Dalam siaran pers Kedubes AS di Jakarta, pekan lalu, disebutkan, Fitriya terpilih karena penelitiannya soal dampak urbanisasi cepat terhadap kesehatan masyarakat. Penelitiannya menitikberatkan pada pengobatan komparatif, kesehatan perempuan, dan keterkaitan antara diet tinggi lemak masyarakat perkotaan dan risiko penyakit, seperti kanker payudara. ”Urbanisasi cepat berjalan seiring dengan pergeseran pola makan di mana banyak orang sejak usia dini terpapar diet tinggi lemak. Pekerjaan kami menyelidiki senyawa makanan dari tanaman asli Indonesia dan berupaya mengidentifikasi potensinya untuk mencegah kanker,” kata Fitriya. (*/DHF)

Sumber: Kompas, 9 Oktober 2017
———————-

LIPI Gelar Ekspose Sains Terbesar di Indonesia

Memperingati 50 tahun pembentukannya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan menggelar ekspose ilmiah bertajuk Indonesia Science Expo 2017 pada 23-26 Oktober 2017 di Balai Kartini, Jakarta. Pelaksana Tugas Kepala LIPI Bambang Subiyanto, Senin (9/10) di Jakarta, mengatakan, ekspose ilmiah ini akan memamerkan karya riset anak bangsa dari sejumlah institusi pendidikan, riset, dan industri. Selain pameran, akan digelar sejumlah kegiatan antara lain science movie, science art, science show, games, workshop, talkshow, Youth Science Fair 2017, Science Based Industrial Innovation Award 2017, Pekan Inovasi Teknologi 2017, serta 18 konferensi ilmiah, 12 kegiatan di antaranya berskala internasional. Peserta konferensi sekitar 600 orang. (YUN)

Sumber: Kompas, 10 Oktober 2017
—————————

Kampus Dipacu Meneliti Energi Alternatif

Ketergantungan terhadap energi fosil yang terbatas menjadi tantangan untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Sebagai gudang inovasi, kampus diharapkan menjawab tantangan itu dengan meneliti dan mengembangkan penggunaan energi alternatif. ”Kami siap menampung ide-ide kreatif dari kampus terkait inovasi energi untuk dikembangkan,” ujar Presiden Direktur PT Shell Indonesia Darwin Silalahi pada festival ”Shell Campus Week” di Institut Teknologi Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/10). Pada festival itu, Shell memamerkan contoh penggunaan energi alternatif, antara lain mengubah energi kinetik menjadi listrik. Ini diterapkan dalam Container of Possibilities, yaitu kontainer yang dimodifikasi menjadi unit layak huni dan dilengkapi berbagai teknologi hemat energi. Salah satunya, ubin sebagai penampung energi dari langkah kaki untuk dimanfaatkan menjadi listrik. (TAM)
———————-
Mars Kuno Miliki Ventilasi Hidrotermal di Dasar Laut

Observasi wahana pengorbit Mars Reconnaissance Orbiter menunjukkan, Mars kuno punya ventilasi hidrotermal di dasar laut. Ventilasi hidrotermal tampak pada endapan di lembah Eridania, belahan selatan Mars. Endapan terbentuk akibat aktivitas vulkanik Mars 3,7 miliar tahun lalu. Ventilasi hidrotermal memompakan air panas kaya mineral 10 kali lebih banyak dibandingkan air di danau-danau besar Amerika Utara. Perpaduan aktivitas vulkanik dan air panas itu diperkirakan memicu kehidupan pertama di Bumi. ”Meski tak ada bukti ada kehidupan di Mars, ventilasi hidrotermal di Mars menunjukkan tipe lingkungan pemicu awal kehidupan Bumi,” kata ilmuwan keplanetan Paul Niles di Pusat Antariksa Johnson Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA), Houston, Amerika Serikat, Rabu (11/10). (SPACE/MZW)

Sumber: Kompas, 12 Oktober 2017
——————-

Jamur Kotoran Sapi Bisa Atasi Depresi

Studi tim Imperial College London, Inggris, yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports menunjukkan, zat halusinogen di jamur kotoran sapi (magic mushroom), psilosibin, mampu mengatur ulang struktur otak penderita depresi. Psilosibin menyembuhkan depresi dengan “melumasi otak” sehingga pasien lepas dari siklus gejala depresi. Di otak, psilosibin membuat amigdala (bagian otak yang memproses emosi takut dan cemas) kurang aktif dan jaringan mode default (mengolaborasikan bagian otak berbeda) jadi lebih stabil. Amigdala dan jaringan mode default ialah area otak yang terlibat saat depresi. “Otak yang tertekan akan ‘dibungkam’ dan pengalaman psikedelik (kondisi mengubah kognisi dan persepsi pikiran) ‘mengatur ulang otak’,” kata Robin Carhart-Harris, kepala riset psikedelik di Imperial College London, Sabtu (14/10). Itu memberikan harapan terapi depresi, tetapi perlu riset besar karena uji baru pada 19 orang dengan satu dosis kecil psilosibin. (BBC/MZW)

Sumber: Kompas, 17 Oktober 2017
—————

Penyelundupan Trenggiling di Riau Marak

Penyelundupan trenggiling (Manis javanica) di Provinsi Riau, kian marak. Pada Oktober 2017, tiga kali penyelundupan digagalkan. Terakhir, upaya itu digagalkan aparat Kepolisian Daerah Riau, Senin (30/10). Polisi menahan dua tersangka pengepul trenggiling berinisial AM dan J, warga (Kabupaten) Kuantan Singingi, dan 70 trenggiling. ”Kedua tersangka mengumpulkan satwa dilindungi itu dari Sumatera dan akan diselundupkan ke Malaysia,” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Komisaris Besar Gideon Arif Setiawan di Pekanbaru, Selasa (31/10). Pada 5 Oktober lalu, petugas Bea dan Cukai Dumai menggagalkan pengiriman 95 trenggiling dan Selasa (24/10), aparat TNI Angkatan Laut Dumai menangkap dua nelayan pembawa 100 satwa itu di Selat Bengkalis. (SAH)

Sumber: Kompas, 1 November 2017
————————————–

Pantau Kesehatan Karang di Perairan Pulau Yamdena

Pada 1-12 November 2017, WWF-Indonesia berkolaborasi dengan Wildlife Conservation Society memimpin ekspedisi pemantauan kesehatan ekosistem terumbu karang di perairan Pulau Yamdena, Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Ekspedisi itu adalah pemantauan berkala status perubahan dan kesehatan ekosistem terumbu karang sebagai acuan perumusan rencana zonasi Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KKP3K) Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku. “Ini mempercepat penetapan KKP3K Maluku Tenggara Barat agar memberikan manfaat ekologi dan ekonomi berkelanjutan,” kata Imam Musthofa, Sunda Banda Seascape and Fisheries Leader, WWF-Indonesia. Tim Ekspedisi Yamdena akan mengambil data di 25 titik.(*/ICH)
———————-
Kurang Tidur Picu Masalah Kesehatan Jiwa

Sejumlah riset menunjukkan, berkurangnya waktu tidur berdampak negatif pada metabolisme tubuh. Kadar gula darah tak terkendali dan mendorong makan berlebihan. Waktu kurang tidur juga memicu kecemasan, depresi, stres, paranoia, dan tak percaya kepada orang. Peneliti merekrut lebih dari 3.700 mahasiswa di Inggris yang mengalami gangguan tidur dan membagi dalam dua grup. Satu kelompok menerima enam sesi terapi perilaku kognitif (CBT) online dan kelompok lain mendapat nasihat standar. Dalam dua pekan studi, mereka yang mendapat CBT dilaporkan angka insomnia turun separuh, paranoia dan halusinasi pun turun drastis. Daniel Freeman, profesor psikologi klinis di Oxford University, pemimpin studi itu, Rabu (1/11), menyatakan, “Kita lebih banyak berpikir negatif saat kurang tidur.” (BBC/ADH/EVY)

Sumber: Kompas, 2 November 2017
————————-

Udang Antartika Mampu Mencerna Plastik

KOMPAS/HERU SRI KUMORO–Pekerja menjemur plastik bekas yang sebelumnya dicuci di Muara Baru, Jakarta, Selasa (20/12). Setelah kering plastik-plastik tersebut akan digiling menjadi cacahan atau bijih plastik. Bijih inilah yang kemudian diolah kembali menjadi berbagai macam produk berbahan plastik.

Untuk pertama kali diketahui bahwa udang memiliki kemampuan untuk mendegradasi plastik mikro, yaitu plastik berukuran kurang dari 5 milimeter (mm) menjadi partikel lebih kecil. Jenis udang antartika (Euphausia superba) mampu mencerna mikro palstik dan mengubahnya menjadi plastik nano yang berukuran kurang dari 330 mikron (0,33 mm).

Temuan ini dipublikasikan Amanda Dawson dari Griffith University, Australia dan tim di jurnal Nature Communication pada Jumat (9/3).

Kemampuan udang antartika ini didasarkan pada uji coba di dalam laboratorium terhadap plastik baru. Belum diketahui bagaimana kemampuan udang ini di alam terhadap limbah plastik yang saat ini menjadi masalah global.

Selain itu, sekalipun plastik bisa diurai menjadi partikel lebih kecil, namun hal ini tidak mengurangi sifat toksiknya, bahkan bisa menyebabkan masalah lebih luas karena plastik ukuran nano lebih sulit terdeteksi di lautan dan bisa terserap ke jaringan tubuh organisme. (Nature.com/AIK)

Sumber: Kompas, 16 Maret 2018
—————
Lulusan Perguruan Tinggi Dituntut Berdaya Saing Global

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO–Upacara wisuda Universitas Negeri Jakarta ( UNJ) Kamis (15/3), di Jakarta.

Perguruan tinggi makin dituntut mempersiapkan mahasiswanya mampu bersaing secara global. Setelah lulus, mereka diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja dan berwirausaha, bukan pencari kerja. Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Intan Ahmad dalam sambutannya pada upacara wisuda UNJ, Kamis (15/3), di Jakarta. Wisuda semester gasal tahun akademik 2017/2018 ini diikuti 1.406 lulusan dari program diploma, sarjana, magister, dan doktor. Intan mengatakan, para lulusan perlu melengkapi diri dengan berbagai keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang akan mendukung karier mereka ke depan. (*/DD18)

Sumber: Kompas, 16 Maret 2018
————————-

Swiss Dukung Penguatan Politeknik Indonesia

–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nashir, Selasa (13/03/2018), memberikan kuliah tamu di Politeknik Negeri Malang, Jawa Timur. Pemerintah Swiss turut mendukung pengembangan politeknik di Indonesia.

Pemerintah Indonesia dan Swiss melalui program Skill for Competitiveness (S4C) bekerja sama mengembangkan pendidikan vokasi dan pelatihan. Program ini melingkupi beberapa politeknik di bidang logam, metal, furniture, dan makanan. Program S4C mengadopsi konsep Dual Vocational Education and Training (D-VET) system yang selama ini telah diterapkan Swiss.

Peluncuran S4C dilakukan di Jakarta, Selasa (20/3), dihadiri Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, dan Duta Besar Swiss untuk Indonesia Yvonne Baumann.
Program ini bertujuan untuk mengaitkan proses belajar-mengajar dengan mempromosikan kerja sama antara sekolah dan bisnis di politeknik di bawah koordinasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan ssrta Kementerian Perindustrian.

Nasir berharap industri dapat membantu proses pembelajaran di politeknik. Dosen di politeknik diharapkan juga berasal dari industri. “Selama ini dosen di politeknik hanya berasal dari akademik. Kami ingin dosen politeknik 50 persen dari industri dan 50 persen dari akademik,” kata Nasir. (*/ELN)

Sumber: Kompas, 21 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB