Simposium Bioteknologi Diharapkan Memberikan Solusi Masalah Bangsa

- Editor

Kamis, 17 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penelitian bioteknologi diharapkan mampu mendorong ketahanan pangan nasional dengan menghasilkan penemuan-penemuan baru. Untuk menggagas hal tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menggelar simposium internasional bekerja sama dengan beberapa negara.

Simposium yang bertujuan mencari solusi dari permasalahan pangan, energi, dan kesehatan itu digelar 16-18 September 2015 di Institut Pertanian Bogor International Convention Center, Bogor, Rabu (16/9).

“Kita membutuhkan wadah lintas sektoral yang menggabungkan peneliti, akademisi, dan kalangan industri bioteknologi untuk mencari pemecahan bersama,” kata Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Sunarko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Permasalahan multidimensi di bidang keamanan pangan seperti konversi lahan pertanian, rusaknya biodiversitas, dan perubahan iklim diharapkan bisa diselesaikan dengan penelitian bioteknologi.

“Sebut saja teknik genetika molekuler untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tanaman pangan serta mengurangi dampak negatif cekaman biotik dan abiotik,” tambah Bambang.

Simposium kali ini tidak hanya membahas soal pangan. Perkembangan biorefinery atau energi terbarukan juga dibahas dan dipresentasikan. Khusus energi, kerja sama dilakukan bersama Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA).

2b0c542159574fb38681fdd33b56bdccDIONISIUS TRIWIBOWO–Deputy Vice President for International Relations Southern Asia dari Universitas Montpellier Roger Frutos sedang memaparkan presentasi penelitian bioteknologi di bidang pangan. Ia dan timnya melakukan kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada simposium internasional di Institut Pertanian Bogor International Convention Center, Bogor, Rabu (16/9).

“Penelitian terkait biomassa, kami sedang melakukan penelitian menggunakan keanekaragaman hayati untuk biomassa seperti kayu, dahan, dan alang-alang,” ujar Project Manager Innovative Bio-production Indonesia (iBiol) Yopi.

Yopi menambahkan, bahan dasar biomasaa sekarang tidak lagi efektif karena biaya yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan dengan bahan dasar yang mereka teliti. Saat ini bahan dasar yang diteliti ialah dahan-dahan, alang-alang, dan daun.

Peralihan bahan dasar akan lebih efektif dalam pembuatan etanol. Sebelumnya, dengan menggunakan pati, harga etanol Rp 30.000-Rp 40.000, sedangkan dengan bahan kayu, dahan, alang-alang bisa menjadi Rp 20.000.

“Saat ini kami sedang melakukan screening untuk menyeleksi mikroba yang akan digunakan untuk menghancurkan bahan dasar tersebut,” kata Yopi.

Yopi dan timnya melakukan kerja sama dengan pihak Jepang untuk melihat potensi perkembangan bioteknologi di bidang energi. Sampai saat ini ada 700 mikroba dan 700 ragi yang digunakan untuk menyeleksi mikroba. Bersama pihak peneliti dari Jepang, teknologi tersebut dikembangkan dengan peralatan modern.

Simposium ini diikuti sekitar 600 peserta dari kalangan peneliti, dosen, mahasiswa, industri, dan perusahaan swasta. Hadir pula dalam kegiatan tersebut perwakilan pembuat kebijakan dari beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Australia, Prancis, dan Indonesia. (B09)

Sumber: Kompas Siang | 16 September 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB