Satu Monitor untuk Tiga dengan CHG90

- Editor

Kamis, 8 Februari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Samsung memperkenalkan monitor CHG90 yang menyasar para pengguna komputer yang biasa menggunakan monitor jamak atau lebih dari satu dengan alasan produktivitas atau permainan. Dengan bentang layar 49 inci, monitor yang dimiliki bisa menjawab kebutuhan tersebut hanya dengan satu unit produk saja.

Diluncurkan pada Kamis (1/2) lalu, CHG90 yang dijual dengan harga Rp 20 juta adalah monitor dengan layar lebar dan resolusi 3.840 x 1.080 piksel. Angka ini terlihat unik karena resolusi Full HD umumnya memakai 1.920 x 1.080.

Dengan bentuk layar yang melengkung dengan satuan 1.800R, satu monitor akan cukup lebar dan melengkung untuk bisa menggantikan tiga atau dua monitor yang diletakkan berdampingan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Kelebihannya lagi, pengguna tidak akan terganggu dengan pinggir layar apabila meletakkan dua monitor berdampingan. Pengalaman untuk menjalankan gim atau produktivitas tidak akan tergadaikan,” ujar Albert Susilo, Head of Monitor Business PT Samsung Electronics Indonesia.

KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–CHG90 merupakan monitor lengkung dengan bentang 49 inci yang ditawarkan Samsung dengan harga Rp 20 juta, Kamis (1/2). Samsung menawarkan produk ini untuk kalangan pemain gim ataupun mereka yang butuh monitor jamak untuk produktivitas sehari-hari.

Salah satu segmen yang disasar dengan produk ini adalah pemain gim atau atlet olahraga elektronik yang mengandalkan monitor untuk menjalankan permainan. Salah satunya dengan spesifikasi yang memungkinkan waktu respons pergantian piksel menjadi 1 milidetik yang dibutuhkan para atlet profesional. Begitu pula angka refresh rate untuk transisi gambar di layar mencapai 144 hertz.

Kualitas gambar memang sangat bergantung pada komponen komputer yang dipasangkan. Menurut Albert, CHG90 mendukung teknologi FreeSync yang membantu sinkronisasi gambar yang ditampilkan di layar dengan data yang diproses komputer.

Begitu pula dukungan untuk generasi berikutnya, yakni FreeSync 2, hanya bisa dilakukan apabila monitor tersambung dengan kartu grafis jenis-jenis tertentu dengan daftar yang bisa didapatkan di situs resmi mereka.

KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Albert Susilo, Head of Monitor Business PT Samsung Electronics Indonesia (kiri), bersama Teguh Prakoso, pemain gim dan pembuat konten video, dalam peluncuran monitor lebar CHG90, Kamis (1/2). Produk ini menyasar para pemain gim yang selama ini mengandalkan pengaturan tiga monitor yang dijajarkan.

”Teknologi Quantum Dot yang memungkinkan tampilan layar dengan spektrum lebih lebar diboyong dari produk televisi ke monitor, salah satunya dengan CHG90,” kata Albert.

Teguh Prakoso, salah satu pemain gim dan pembuat konten video, mengakui kebutuhan akan monitor yang andal saat bermain. Gambar yang patah-patah akibat refresh rate bisa menentukan hasil akhir sebuah pertandingan. Dengan layar lebar, dia mendapatkan pandangan yang lebih lega saat menikmati konten permainan.

Bukan hanya segmen pemain yang diincar melalui monitor lebar ini. CHG90, menurut Albert, bisa digunakan untuk mendukung produktivitas. Pengguna bisa membuka beberapa jendela untuk mengerjakan atau memantau beberapa hal sekaligus.–DIDIT PUTRA

Sumber: Kompas, 7 Februari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB