Peluncuran satelit Merah Putih yang dijadwalkan Selasa (7/8/2015) dinihari atau Selasa siang waktu Indonesia, menggunakan roket Falcon 9 yang sudah pernah digunakan. Penggunaan roket guna ulang atau yang disebut “flight-proven” memungkinkan biaya peluncuran lebih efisien.
Roket yang dapat digunakan kembali itu adalah roket pendorong bagian bawah atau roket pertama, yang biaya pembuatannya 70 persen dari total roket. “Jadi, Telkom menggunakan roket yang harganya memang sudah turun,” ujar Kepala Proyek Satelit Telkom Group Tonda Priyanto kepada wartawan Indonesia menjelang peluncuran satelit Merah Putih.
SPACEX–Satelit Merah Putih siap diluncurkan dengan roket Falcon 9 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Foto diambil Senin (6/8/2018) waktu setempat, beberapa jam menjelang peluncuran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Falcon 9 Block 5 yang akan meluncurkan satelit Merah Putih telah digunakan pada Mei lalu untuk meluncurkan satelit Bangabandhu-1 milik Bangladesh. Roket yang sama dapat digunakan lagi sepuluh kali setelah misi pertama. Telkom adalah pengguna kedua.
Koordinator Proyek Satelit Merah Putih Hendra Gunawan menjelaskan, sekitar dua menit setelah roket meninggalkan landasan, roket pertama akan lepas dan dilanjutkan oleh roket kedua. Secara paralel dalam delapan menit roket pertama jatuh ke Bumi dan akan mendarat dalam posisi vertikal.
Roket Falcon 9 milik SpaceX yang membawa satelit Merah Putih akan mendarat pada landasan apung (drone ship) di Samudera Atlantik. Landasan apung bernama Of Course I Still Love You saat ini sudah berada di posisinya, sekitar 320 kilometer sebelah timur landasan peluncuran di Cape Canaveral.
SPACEX–Roket Falcon 9 Block 5 mendarat kembali di Bumi setelah membawa satelit Bangabandhu-1 milik Bangladesh, 11 Mei 2018. Roket mendarat pada posisi vertikal di landasan apung (drone ship) di Samudera Atlantik.
Satelit Merah Putih akan ditempatkan pada slot orbit geostasioner 108 derajat Bujur Timur pada ketinggian hampir 36.000 kilometer di atas khatulistiwa. Slot 108 BT sebelumnya ditempati oleh satelit Telkom-1 yang mengalami anomali dan berhenti beroperasi pada Agustus 2017.
Satelit ke-10 milik Telkom itu membawa 60 transponder aktif, yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang akan mencakup wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, serta 24 transponder C-Band yang akan menjangkau kawasan Asia Selatan. Satelit buatan SSL (Space Systems Loral) ini mengandalkan platform SSL 1300 dengan usia pakai minimal 16 tahun.
Pengoperasian Satelit Merah Putih akan melengkapi dua satelit milik Telkom yang masih aktif, yakni Telkom-2 di slot orbit 157 BT dan Telkom-3S di 118 BT.–NASRU ALAM AZIZ
Sumber: Kompas, 7 Agustus 2018
——————-
Satelit Merah Putih Milik Telkom Indonesia Siap Diluncurkan
SpaceX, perusahaan manufaktur dan layanan transportasi ruang angkasa yang berbasis di California, Amerika Serikat, menyatakan telah siap meluncurkan satelit Merah Putih milik Telkom Indonesia. Satelit komunikasi yang akan menempati slot orbit geostasioner 108 derajat Bujur Timur ini akan diluncurkan dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral, Florida, AS, pada Selasa (7/8/2018) dinihari waktu setempat atau Selasa siang waktu Indonesia.
Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan 24 jam sebelum peluncuran, Senin (6/8), SpaceX menyebutkan peluncuran dengan roket Falcon 9 akan berlangsung dalam rentang waktu dua jam, pukul 01.18 – 03.18 waktu setempat.
Pada Minggu (5/8) malam, pihak SpaceX telah melakukan Launch Readiness Review (LRR) dan menyatakan peluncuran dapat dilakukan sesuai jadwal. LRR merupakan pemeriksaan dan pengujian terakhir seluruh eleman yang akan bekerja saat peluncuran roket hingga satelit berada di orbitnya.
DOKUMENTASI TELKOM INDONESIA–Satelit Merah Putih milik Telkom Indonesia, yang akan diluncurkan ke orbit menggunakan roket Falcon 9 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Selasa (7/8/2018) dinihari atau Selasa siang waktu Indonesia.
Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin menjelaskan, Satelit Merah Putih membawa 60 transponder aktif, yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang akan mencakup wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, serta 24 transponder C-Band yang akan menjangkau kawasan Asia Selatan. Satelit buatan SSL (Space Systems Loral) ini mengandalkan platform SSL 1300 dengan usia pakai minimal 16 tahun.
Pengoperasian Satelit Merah Putih akan melengkapi dua satelit milik Telkom yang masih aktif, yakni Telkom-2 di slot orbit 157 BT dan Telkom-3S di 118 BT. Sejak tahun 1976, Telkom telah mengoperasikan sembilan satelit, diawali dengan peluncuran satelit Palapa-A1.
DOKUMENTASI TELKOM INDONESIA–Satelit Merah Putih milik Telkom Indonesia saat masih dalam proses penyelesaian di pabrik SSL (Space Systems Loral) di Palo Alto, California, Amerika Serikat.
NASRU ALAM AZIZ
Sumber: Kompas, 6 Agustus 2018