Menua merupakan konsekuensi hidup yang tak bisa kita ingkari. Dan menjadi tua artinya mengalami penurunan kemampuan tubuh hingga lebih berisiko dengan berbagai penyakit degeneratif, seperti kanker, jantung, hingga demensia. Meski demikian, berapa batas umur sehingga disebut tua sebenarnya relatif.
Para ilmuwan kesehatan membagi penuaan dalam dua kategori, yakni berdasarkan usia kronologis dan umur biologis. Umur kronologis merefleksikan seberapa lama kita hidup, sedangkan umur biologis diukur dari seberapa baik fungsi tubuh kita dibandingkan dengan umur kronologis.
Umur kronologis lebih mudah diukur dengan presisi tinggi. Contohnya, jika lahir pada 21 Agustus 1969, artinya pada Rabu (21/8/2019) umur kronologis Anda 50 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara untuk menentukan umur biologis, dibutuhkan data kesehatan populasi, seperti tekanan darah, detak jantung, hingga massa dan kekuatan otot, berdasarkan variasi umur.
Jadi, jika nilai Anda lebih baik dari rata-rata populasi, berarti secara biologis lebih muda. Sebaliknya, jika lebih buruk dari reratanya, secara biologis Anda mengalami penuaan dini.
Upaya mengerem penuaan biologis sehingga tetap sehat di usia tua telah lama menjadi impian banyak orang. Beberapa studi terbaru menyarankan pola hidup sehat dengan diet antiinflamasi dan rutin beraktivitas fisik menjadi kunci mengurangi kerusakan sel-sel DNA dan pada akhirnya memperlambat proses penuaan biologis.
Beberapa orang terbukti memiliki kemampuan fisik prima hingga usia senja. Salah satunya yang terkenal adalah Charles Eugester (98), dokter gigi dari Inggris, yang dinobatkan sebagai penduduk senior Bumi paling fit. Dia memegang rekor dunia lari cepat 200 meter (dalam ruangan) dan 400 meter luar ruangan untuk seusianya.
Meski tak setua dan belum tentu sesehat Eugester, usia harapan hidup penduduk dunia meningkat. Di Indonesia, misalnya, usia harapan hidup lelaki tahun 2018 mencapai 69,3 tahun dan perempuan 73,19 tahun atau jika dirata-rata 71 tahun. Angka harapan hidup itu meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 yang rata-rata hanya 68,15 tahun.
Namun, angka harapan hidup di Indonesia itu lebih rendah dari rata-rata global yang menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencapai 72 tahun pada 2016. Adapun negara dengan angka harapan hidup tertinggi pada 2018 adalah Singapura (85,73 tahun), Jepang (85,77 tahun), dan Monako (89,32 tahun). Penuaan populasi dunia itu jadi indikator peningkatan mutu hidup dan kemajuan bangsa. Namun, di sisi lain, menjadi tantangan baru, terutama dari aspek ekonomi.
Meski secara global usia kerja produktif telah ditetapkan 15-64 tahun, sejumlah negara kini mengaryakan warga seniornya dengan berbagai kegiatan produktif, misalnya Jepang yang 33 persen penduduknya berumur di atas 60 tahun. Selain lebih produktif, bekerja di usia senja juga terbukti bisa menjaga kesehatan fisik dan is (Axel Borsch, 2014).
Apalagi, sejumlah kajian menunjukkan, warga senior ternyata memiliki beberapa keunggulan tertentu. Studi Nunes dan Kramer (2009), misalnya, menemukan, pengendali lalu lintas udara yang lebih tua (53-64 tahun) lebih unggul ketimbang yang lebih muda (20-27 tahun). Semakin senior, mereka kian matang dalam menghitung rute penerbangan pesawat secara bersamaan dan menghindarkan tabrakan. Hal itu karena kemampuan analisisnya jadi lebih komprehensif.
Pada 2010, peneliti di University of Michigan melaksanakan eksperimen dengan mengirim surat “Dear Abby” kepada 200 orang untuk menanyakan beberapa pendapat mereka. Subyek berusia 60-an memiliki kemampuan lebih baik dalam memberi berbagai sudut pandang dan resolusi.
Dengan keunggulan itu, beberapa profesi bisa dikerjakan lebih baik oleh para senior, termasuk di antaranya di bidang penulisan, selain juga dunia pendidikan. Sekalipun banyak penulis sejak muda, banyak yang sukses setelah mereka menjadi lebih berpengalaman dalam hidup.
Tak mengherankan jika beberapa penulis justru mekar setelah berumur. Misainya, Mark Twain, penulis Amerika, baru mulai menulis novel-novelnya setelah umur 40-an tahun.
Bahkan, Daniel Defoe, merampungkan kisahnya tentang Robinson Crusoe pada tahun 1719 di umur 60 tahun dan banyak lagi. Jadi, mematok produktivitas dan kualitas manusia di sejumlah bidang, termasuk dunia penulisan, hanya berdasarkan usia kronologis merupakan kekeliruan.– Ahmad Arif
Sumber: Kompas, 21 Agustus 2019