Profesor Diaspora Membagi Ilmu di Papua

- Editor

Senin, 16 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesian American Society of Academics menguji sistem pembelajaran berbasis komputer tablet bagi 50 guru di Jayapura, Jumat (13/7/2018). Kegiatan ini baru pertama kali terselenggara di Papua. Sistem pembelajaran ini diharapkan bisa membantu guru dan murid mendapatkan materi-materi ajar yang lebih luas. Tidak hanya materi ajar dari buku yang ditentukan oleh pemerintah.

Indonesian American Society of Academics (IASA) adalah lembaga yang beranggotakan 48 profesor asal Indonesia yang bermukim di Amerika Serikat.

Organisasi ini menggelar kegiatan pelatihan bertema Workshop Diaspora Peduli Papua sejak Senin ( hingga Jumat ini. Sebanyak sembilan profesor yang hadir secara langsung untuk memberikan pelatihan bagi para guru di Jayapura.
Tema yang terakhir dipaparkan bagi para guru adalah implementasi penggunaan komputer tablet sebagai media pembelajaran dari guru kepada para siswa. Para peserta berasal dari Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Jayapura dan Sekolah Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik Adhi Luhur Nabire.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berdasarkan pantauan Kompas, materi ini dibawakan Profesor Hans Dulimarta yang merupakan pakar ilmu komputer dari Universitas Grand Valey State, Michigan, Amerika Serikat. Tampak para peserta mengikuti kegiatan pelatihan dengan serius dan penuh antusias.

KOMPAS/FABIO M LOPES COSTA–Salah satu anggota Indonesian American Society of Academics (IASA), Profesor Rachmadian Wulandana membawakan materi di depan para guru SMA Negeri 3 Jayapura dan SMA Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik Adhi Luhur Nabire di Kota Jayapura, Papua, Rabu (10/7/2018). Melibatkan 75 peserta, kegiatan IASA ini berlangsung tanggal 8-13 Juli 2018.

Hans memaparkan, para guru dapat aplikasi pembelajaran moodle yang diunduh komputer tablet. Aplikasi ini dapat memuat tentang materi pembelajaran, tugas dan ujian bagi para siswa.

Sistem pembelajaran tak lagi bersifat satu arah dan membosankan karena siswa juga mendapat visual langsung terkait materi yang dipaparkan guru melalui video dan foto. “Sebelumnya aplikasi hanya berada di website. Namun, saya memodifikasinya khusus komputer tablet dan juga menyiapkan servernya,” papar Hans.

Sarana server
Faktor penunjang sistem pembelajaran berbasis tablet menurut Hans adalah ketersediaan sarana server atau penyimpan data dan jaringan internet yang memadai. “Sekolah harus memiliki sarana penyediaan jaringan Internet secara mandiri sehingga sistem pembelajaran dengan tablet dapat berjalan lancar, ” tutur Hans.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Protasius Lobya mengapresiasi upaya IASA yang secara sukarela memberikan banyak ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan di Papua. “Mereka memberikan terobosan baru dalam konsep pembelajaran bagi para guru. Mudah-mudahan metode dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para guru,” kata Protasius.

Presiden Indonesian Diaspora Network Global Herry Utomo yang mengajar di Louisiana State University, AS, mengingatkan teknologi hanyalah alat untuk membantu proses pembelajaran. Langkah yang terpenting justru adalah memahami pola pikir siswa dan menciptakan lingkungan akademis yang membuat suasana belajar menyenangkan dan menyelesaikan masalah. “Kunci suksesnya ada pada memahami pola pikir siswa,” ujarnya.

Untuk membantu para guru menumbuhkan lingkungan akademik yang menekankan budaya belajar, kata Herry, IASA akan terus mendampingi para guru dari AS dengan memanfaatkan teknologi seperti sistem tablet itu. “Kami berharap dari dua sekolah yang akan didampingi ini nantinya bisa menyebar ke sekolah lain di Papua. Yang penting lingkungan akademik tercipta karena orang-orang bersemangat saling mencari pengetahuan,” ujarnya. (LUK/FLO)–FABIO COSTA & LUKI AULIA

Sumber: Kompas, 14 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB