Perjalanan Pulang Komet Seratus Samurai

- Editor

Rabu, 11 Januari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KEHADIRAN komet terang selalu menarik perhatian awam, peramal dan ilmuwan. Bayangkanlah keindahan ekor komet yang terumbai hingga puluhan derajat, ekor debu dan ekor ion atau zarah yang bermuatan listrik. Terangnya koma, gas yang menyelubungi inti komet dengan ukuran beberapa puluh kali inti komet dan mungkin ada semburan gas seperti guratan di langit menimbulkan keasyikan tersendiri.

Apa gerangan yang bakal terjadi setelah komet memasuki kawasan yang sangat ekstrem berbeda dibanding dengan tempat di sarangnya yang dingin dan beku? Komposisi gas dan debu komet yang berbeda akan melahirkan bentuk dan panjang ekor komet berlainan.

Sejak kehadiran komet West tahun (1976) 20 tahun yang silam, langit sepi akan tamu komet terang. Tahun lalu perhatian astronom pemburu komet tertuju pada komet C/1995 O1 (Hale Bopp), komet yang diharapkan menjadi komet terang 1997.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada komet C/1995 O1 (Hale-Bopp), huruf C berarti komet tersebut mempunyai periode panjang lebih 200 tahun, 1995 tahun penemuan komet dan O1 menunjukkan komet pertama yang ditemukan dalam paruh kedua bulan Juli. Penemunya astronom Amerika Alan Hale dan astronom amatir Amerika Thomas Bopp.

Inti komet
Hasil sementara menunjukkan, inti komet 10 kali lebih besar dari komet Halley. Komet itu ditemukan paruh kedua bulan Juli 1995 (22 Juli 1995). Di tengah penantian komet Hale Bopp yang diharapkan akan menjadi penghias atau pengisi kekosongan kehadiran komet terang pada bulan Maret 1997 mendatang, pemburu komet tersentak perhatiannya oleh kehadiran 2 komet Hyakutake yang berarti Seratus Samurai.

Tiga hari sejak disebarkan berita penemuan komet tersebut lebih dari 120 data posisi komet dari seluruh penjuru dunia terkumpul di Central Bureau for Astronomical Telegrams di Smithsonian
Astrophysical Observatory, Cambridge USA.

Dengan data posisi pengamatan itu elemen orbit komet yang akurat dapat ditentukan dan jejak komet di langit segera diketahui, begitu pula, analisis kemungkinan tabrakan tatasurya antara komet Seratus Samurai dengan planet bumi atau anggota tatasurya lainnya dapat dihitung lebih akurat.

Komet ini ditemukan tanggal 31 Januari 1996, sekitar dua buIan kemudian tanggal 25 Maret komet tersebut berada pada jarak sekitar 15 juta kilometer (1/10 kali jarak bumi matahari).

Pada saat mendekat itu komet mempunyai kecepatan lebih dari 200.000 km perjam. Dapat dibayangkan bila obyek kecepatan tinggi tersebut menabrak planet bumi betapa dahsyatnya (bandingkan dengan tabrakan 2 mobil yang berkecepatan 100 km perjam).

Walaupun komet Seratus Samurai itu dekat, beruntung tidak bertabrakan dengan bumi. Waktu dua bulan sejak panemuannya, memang terlalu singkat untuk persiapan menanggulaligi bencana bila musibah semacam itu hadir.

Penemuan unik
Penemuan komet tersebut agak unik. Komet itu ditemukan tiga derajat dari lokasi tempat komet baru yang ditemukan Hyakutake pada lebih sebulan sebelumnya yaitu komet C/1995 Yl (Hyakutake). Yl menunjukkan komet pertama yang ditemukan dalam paruh kedua bulan Desember, dan penemunya astronom amatir Jepang Yuji Hyakutake.

Komet ditemukan tanggal 26 Desember 1995 saat musim dingin di Jepang. Komet C/1995 YI (Hyakutake) tidak sepopuler komet C/1996 B2 (Hyakutake), karena kamet C/1995 YI kurang terang. Komet C/1996 B2 (Hyakutake) –B2 menunjukkan komet kedua yang ditemukan dalam paruh kedua bulan Januari– ditemukan astronom amatir Jepang Yuji Hyakutake.

Dalam tempo sebulan lebih Yuji Hyakutake dengan binokuler 25 X 150 menemukan dua buah komet. Lokasi langit tempat mempergoki komet Seratur Samurai itu di arah rasi Ular Laut (Hydra) dan rasi Timbangan (Libra) pada saat komet berjarak 280 juta km.

Pada tanggal 1 Mei 1996 yang lalu komet Seratus Samurai itu berada pada titik terdekatnya dengan matahari. Komet Seratus Samurai itu berada pada jarak kurang 1/4 kali jarak bumi-matahari (0.23 kali 150 juta kilameter).

Komet berada pada kawasan yang sangat panas dalam kehidupannya. Tidak hanya panas matahari tapi juga tekanan radiasi cahaya matahari yang terbesar dan gaya pasang surut matahari terbesar dalam kehidupannya dialami komet Seratus Samurai.

Mungkin inti komet remuk dan sebagian besar gas terhambur keluar oleh tekanan radiasi matahari, ekor tidak lagi sepanjang ketika mendekat ke matahari. Namun ekor komet diharapkan masih terumbai sepanjang 10-15 juta kilometer pada saat-saat menjauh matahari setelah mencapai titik perihelion.

Tabrakan tatasurya
Banyak contoh tabrakan tata surya, tidak hanya tabrakan komet S-L 9 dengan planet Jupiter tapi juga banyak komet yang terkubur di matahari, seperti beberapa komet yang dipergoki oleh wahana antariksa SMM (Solar Maximum Mission). Beruntung komet Seratus Samurai tidak bertabrakan dengan matahari.

Bila perihelionnya kurang dari radius matahari (700.000 km), komet akan terkubur di matahari. Kini giliran pemburu komet di belahan langit selatan dapat menyaksikan kepulangan komet Seratus Samurai yang mungkin akan dicapai 5000 tahun lagi.

Kini komet Seratus Samurai itu diharapkan dapat disimak di antara remang-remangnya cahaya pagi dan cahaya rembulan tua. Diharapkan bagian kecil kehidupan komet Seratus Samurai itu dapat ditonton pagi hari sebelum matahari terbit dengan mata bugil hingga akhir bulan Mei 1996.

Antara tanggal 2 Mei 1996 hingga akhir Mei 1996 komet Seratus Samurai akan mempunyai ketinggian 1 derajat hingga 25 derajat dari kaki langit Timur pada saat matahari terbit. Bulan musim kering diharapkan berpeluang besar untuk bisa berhasil mengamati komet Seratus Samurai, komet terang di penghujung abad 20 ini.

Pengamat di Indonesia disarankan mengenal langit pada saat langit masih gelap saat waktu Subuh misalnya atau lebih awal lagi, untuk mengenal planet Mars (titik terang berwarna merah) dan Saturnus
yang lebih tinggi di belahan langit timur.

Pada tanggal 7-12 Mei 1996 lokasi komet Seratus Samurai di langit akan berdekatan dengan planet Mars dan mempunyai ketinggian hingga 13 derajat pada saat matahari terbit.

Hingga tanggal 15 Mei 1996 bulan masih menghiasi langit dan makin menua hingga tanggal 17 Mei 1996 sabit tua dengan ketinggian hanya 4 derajat. Setelah 17 Mei 1996 memang kedudukan komet meninggi dan dapat diamati lebih awal ketika langit masih gelap, langit pagi sepi dengan cahaya bulan, namun komet sudah mengecil. Penggunaan binokuler atau teleskop juga dianjurkan dalam menonton komet Seratus Samurai ini.

Mengabadikannya
Bagi yang ingin mengabadikannya dengan kamera dengan tripot (tanpa mesin penggerak instrumen untuk mengikuti gerak harian benda langit) perlu mengikuti aturan pencahayaan terlama tidak lebih 700/F detik, F= panjang fokus kamera dalam mm.

Misalnya bila dipergunakan lensa 200 mm maka tempo pencahayaan diusahakan kurang dari 3.5 detik untuk menghindari efek pergerakan pada gambar yang dihasilkan. Film yang dipergunakan sebaiknya mempunyai ASA 400 atau lebih besar dari ASA 400.

Eksperimen dengan berbagai tempo pencahayaan sangat diperlukan. Silakan mencari komet Seratus Samurai yang sedang pulang ke sarangnya dan mencoba mengabadikan sebagian kecil kehidupan komet Seratus Samurai yang akan berkunjung di langit dekat bumi sekitar 10.000 tahun Iagi (Moedji Raharto, staf akademik di Jurusan Astronomi dan UPT Observatorium Bosscha ITB)

Sumber: Kompas, Minggu, 12 Mei 1996

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB