Pengaruh Olahraga terhadap Kesuburan

- Editor

Selasa, 7 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DI BEBERAPA laboratorium kesehatan terdapat perhatian yang semakin meningkat terhadap pengaruh latihan olah raga, serta kaitanya dengan produksi jenis opium alam dalam tubuh, yaitu endorphin dan enkephalin. Zat-zat ini (yang secara kimiawi serupa dengan hasil pamurnian candu morphine) dilepaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar Hypothalmus sebagai tanggapan rangsangan rasa sakit, misalnya akibat cedera. Fungsinya ialah menyangga tubuh terhadap rasa sakit yang berlebihan.

Penelitian terhadap pelari marathon dan atlit-atlit yang berlatih teratur, menunjukkan dilepaskannya
beta-endorphin dan meta enkephalin, secara besar-besaran ke dalam aliran darah, baik selama latihan menjelang perlombaan maupun pada saat perlombaan.

Pemompaan besar-besaran opium alamiah ke dalam tubuh menyebabkan terjadinya rasa ’melayang’ bagi atlit terlatih pada saat perlombaan maupun setelah perlombaan. Ini juga menyingkapkan hal baru mengapa para pelari pagi yang teratur tidak enak badan jika latihan rutinnya terhalangi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nampaknya, selain menyangga tubuh terhadap ketegangan akibat latihan, enkephalin (dan mungkin juga endorphin) bisa jadi memiliki efek samping pada bagian lain sistem fisiologis tubuh. Sebagai, contoh, zat tersebut .empengaruhi penurunan dua jenis hormon reproduksi yang dihasilkan kelenjar pitutary, yaitu hormon Luteinizing(LH) dan hormon perangsang Follikel (FSH) yang sangat berperan dalam menentukan saat siklus menstruasi kaum perempuan.

Pengaruh ini barangkali disebabkan opium membendung produksi hormon pelepas LH di kelenjar Hypothalmus, sehingga mencegah produksi LH di kelenjar pitutary yang berdekatan kedua kelenjar terseibut berada di otak. Morphin-pun memiliki pengaruh tersebut di atas.

Kaitan nyata antara olahraga, opium, dan menurunnya kegiatan reproduksi dalam tubuh dibuktikan dengan banyaknya atlit putri kelas puncak memiliki periode menstruasi yang tidak teratur, bahkan ada yang tidak mengalami menstruasi sama sekali, dan sejumlah gadis yang berkarir semenjak usia muda mengalami penundaan menstruasi pertamanya.

Pengamatan terahadap perempuan yang menjalani latihan olahraga berat menunjukkan adanya kaitan erat antara ketidak teraturan menstruasi dengan kadar endorphine yang tinggi dalam darah. Ketika 13 orang gadis menjalani latihan berat dengan mengayuh sepeda diam, semuanya mengalami gangguan menstruasi. Pengaruh yang timbul antara lain pollymenorrhoea (siklus menstruasi yang pendek) dan oligomenorrhoea (singkatnya masa menstruasi). Kadar plasma endorphine dan enkephaline dalam darah mereka meningkat. Dihentikannya porsi latihan berat membuahkan kembalinya kadar hormon pada tingkat normal dan perbaikan perioda menstruasi menjadi normal.

Hasil ini memberikan sejumlah petunjuk baru atas kaitan antara ketidak-suburan dan tekanan psikologis, karena nampaknya pelepasan opium alamiah tubuh merupakan tanggapan tubuh yang normal menghadapi stress jenis apapun. Hal ini berlaku bagi laki-laki maupun perempuan. Sebagai contoh, kandungan sperma yang diambil dari sampel (yang sebagian besar mahasiswa) cenderung turun ketika saat ujian tiba. (science/wbh)

Sumber: Harian Masa Kini, 2 Oktober 1988

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB