Peneliti Indonesia Menangkan Penghargaan Tesis S3 Terbaik Bidang Pendidikan di Australia

- Editor

Senin, 12 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seorang peneliti asal Indonesia Dr Agustian Sutrisno memenangkan penghargaan Outstanding Postgraduate Thesis Award (Penghargaan Tesis Pasca Sarjana Terbaik) dari International Education Association of Australia (Asosiasi Pendidikan Internasional Australia).

Pengumuman penghargaan tersebut dilakukan di sela-sela konferensi pendidikan internasional terbesar di belahan bumi selatan, Australia International Education Conference, pada tanggal 6 Oktober 2015 di Adelaide (Australia Selatan).

Dr Agustian Sutrisno melakukan penelitian doktoral mengenai proses transfer pengetahuan antara universitas di Australia dan Indonesia atas beasiswa Prime Minister’s Australia-Asia Endeavour Scholarship.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

145624_agustiansutrisnoDr Agustian Sutrisno dalam salah satu konfrensi di Brisbane.

Penelitian yang ditempuh dalam waktu 3,5 tahun dari 2010 ke 2014 bermula dari keprihatinannya tentang sedikitnya penelitian empiris tentang program-program pendidikan internasional yang dibuka di Indonesia.

Ada puluhan program semacam itu yang ditawarkan oleh perguruan tinggi negeri dan swasta. Misalnya, Universitas Gadjah Mada memiliki program internasional Magister Manajemen yang bekerja sama dengan University of New South Wales di Australia.

Seringkali program-program internasional tersebut dicap sebagai bentuk komersialisasi pendidikan tinggi karena menarik uang kuliah yang jauh di atas program regular yang ditawarkan oleh universitas bersangkutan.

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia berharap dibukanya program internasional memacu terjadinya transfer pengetahuan antara universitas di Indonesia dengan mitra mereka di luar negeri.

Dr Agustian Sutrisno melakukan studi kasus atas program internasional yang diselenggarakan oleh dua perguruan tinggi swasta di Indonesia dengan sebuah universitas di Australia untuk mengetahui apakah proses transfer pengetahuan yang diharapkan oleh pemerintah benar terjadi.

Penelitiannya menemukan bahwa agar proses transfer pengetahuan dapat terjadi, perguruan tinggi Indonesia perlu memiliki tujuan dan strategi yang jelas untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukannya dari mitra internasional. Universitas asing yang menawarkan kerjasama program internasional seringkali memiliki orientasi komersial yang lebih tinggi.

Jika program yang dijalankan tidak menghasilkan keuntungan yang sepadan, mereka lebih enggan untuk berbagi pengetahuan dan bahkan mengakhiri kerja sama. Sebaliknya, jika keuntungan yang diperoleh memuaskan, kemungkinan untuk melakukan transfer pengetahuan lebih tinggi.

“Perguruan tinggi Indonesia perlu dengan jelas memformulasikan strategi dan tujuan kerja sama agar tidak terseret dalam arus komersialisasi pendidikan. Namun pada saat yang sama, perguruan tinggi tersebut perlu memperhatikan kebutuhan finansial mitra asingnya, supaya kesempatan melakukan transfer pengetahuan tetap terbuka.” kata Agustian dalam emailnya kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya.

Proses transfer pengetahuan yang telah terjadi berlangsung melalui pertukaran kurikulum program studi dan persiapan proses akreditasi internasional yang dibantu oleh universitas asing.

Setelah transfer pengetahuan dari mitra asing terjadi, perguruan tinggi Indonesia yang telah siap dengan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management system) dapat dengan cepat meningkatkan kualitas akademik di seluruh fakultasnya.

Sebaliknya, perguruan tinggi yang belum memiliki sistem serupa cenderung tidak mampu menyebarluaskan pengetahuan yang diperoleh dari kerjasama internasional di satu fakultas ke fakultas-fakultas di dalam perguruan tinggi tersebut.

“Oleh karena itu, perguruan tinggi Indonesia tidak bisa sekedar melakukan investasi dalam bentuk pembangunan gedung dan fasilitas. Mereka perlu membangun sistem manajemen pengetahuan,” ujar Agustian.

Sebelum memenangkan penghargaan dari International Education Association of Australia, penelitian doktoral Agustian juga telah memenangkan penghargaan Outstanding Doctoral Thesis Award dari Queensland University of Technology di Brisbane, tempatnya merampungkan studi S3.

Selama studi di Australia, dia juga telah beberapa kali menerbitkan artikel di jurnal ilmiah internasional berperingkat A, seperti Studies in Higher Education dan International Journal of Qualitative Studies in Education.

Sepulangnya dari studi S3 di Australia, Agustian menghadapi kesulitan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya.

Walaupun tawaran untuk melakukan kerjasama penelitian terus berdatangan dari universitas luar negeri, perguruan tinggi di Indonesia yang melakukan penelitian mendalam tentang pendidikan tinggi dan internasionalisasi pendidikan sangat terbatas, jauh tertinggal dari penelitian serupa di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

“Agaknya saya harus merintis pusat penelitian dan program studi manajemen pendidikan tinggi di Jakarta,” katanya seraya menutup percakapan.(nwk/nwk)

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB