Pemerintah Indonesia menggandeng beberapa perusahaan modal ventura berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat, untuk mendorong investasi industri digital di dalam negeri. Investasi itu terutama diperuntukkan bagi usaha rintisan berbasis teknologi atau startup.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Senin (22/2), di Jakarta, menyampaikan, pihaknya mengajak beberapa perusahaan modal ventura berbasis di Silicon Valley, AS, antara lain F50, dan Global Silicon Valley Capital untuk berinvestasi di Indonesia.
Selain itu, perusahaan modal ventura Plug and Play (PNP) juga sudah mengumumkan kerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Group, melalui jaringan perusahaan PT Metra Digital Inovasi (MDI).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saat ini, sejumlah korporasi sudah aktif menyelenggarakan perlombaan aplikasi hingga pendanaan, seperti Bank Mandiri, Djarum Group, dan Visa. Semuanya berjalan terpisah, maka kami berinisiatif untuk melakukan rekap data secara terstruktur, dimulai dari kegiatan perlombaan dan pelatihan,” kata Rudiantara.
Deputy Executive General Manager Telkom Digital Service Ery Punta Hendraswara kepada Kompas mengatakan, kerja sama yang menjembatani Indonesia dan Silicon Valley akan mendukung pengembangan ekosistem startup Indonesia.”Tindak lanjutnya ialah memperkecil kesenjangan usaha rintisan antara Silicon Valley dan Indonesia. Caranya, MDI mengirimkan usaha rintisan untuk mengikuti immersion program ke sana,” ujar Ery.
Telkom Group mengembangkan Digital Valley, antara lain di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta. Pembinaan usaha rintisan di sana dimasukkan dalam program kerja sama itu. Perusahaan telekomunikasi pelat merah ini mengeluarkan biaya investasi 100.000 dollar AS untuk membangun kantor di Silicon Valley.
Langkah berbeda diambil Fenox Venture Capital (Fenox VC) dengan Infokom Corporation. Fenox VC adalah perusahaan modal ventura yang berdiri sejak 2011 dan berbasis di Silicon Valley. Portofolio investasi Fenox VC sudah menyasar lebih dari 65 usaha rintisan, termasuk BrideStory, HijUp, Bukalapak, Lark Technologies, dan 8Villages. Adapun Ingokom Corporation merupakan penyedia sistem teknologi informasi terdepan di Jepang. Kedua perusahaan meluncurkan GnB Accelerator, program akselerasi bisnis bagi usaha rintisan di Asia Tenggara.
Menurut General Partner dan CEO Fenox VC Anis Uzzaman, sasaran program ada di negara berpenduduk besar dengan tingkat penetrasi internet tinggi, seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Program ini dibuka dua kali setahun. Di situ ditawarkan materi pembinaan dari pegiat bisnis digital lokal dan global, jaringan koneksi internasional, pendanaan perdana 50.000 dollar AS, serta kantor. (MED)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Februari 2016, di halaman 18 dengan judul “Pemerintah Dorong Investasi bagi Usaha Rintisan”.