Pembuatan Kapal Selam Mini Dirintis

- Editor

Minggu, 30 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia belum mandiri dalam bidang pengawasan di bawah permukaan laut. Untuk itu, penguasaan teknologi bawah air ditingkatkan demi merintis pembuatan kapal selam berefek daya gentar besar dalam menjaga perairan Indonesia.

Pembuatan kapal selam akan dilakukan Konsorsium Pusat Desain dan Rekayasa Kapal Selam Nasional. Pada tahap awal dirancang kapal selam mini ukuran panjang 30 meter dan berawak 11 orang. Pembangunan prototipenya akan selesai pada 2025.

Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Wahyu Widodo Pandoe seusai penandatangan nota kesepahaman antara BPPT serta industri pertahanan dan keamanan Swedia, SaaB, di Jakarta, Selasa (29/8). Di tempat yang sama juga digelar seminar teknologi pertahanan bawah air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala Bagian Program dan Anggaran Pusat Teknologi Industri Hankam BPPT Fadilah Hasim menambahkan, pengoperasian kapal selam, antara lain, diperlukan di alur laut kepulauan Indonesia yang rawan pelanggaran hukum, seperti penyelundupan, pencurian, dan penyusupan. “Pemantauan dan pengamanannya perlu dilakukan dari bawah permukaan laut dengan kapal selam,” ujarnya.

Bentuk konsorsium
Untuk membuat kapal selam dengan teknologi rumit diperlukan teknisi dan ahli dari berbagai bidang keilmuan dan teknologi. Jadi, perlu dibentuk konsorsium mencakup unsur akademik, entitas bisnis, dan pemerintah.

Konsorsium itu terdiri dari, antara lain, BPPT, Institut Teknologi Bandung, UPN Veteran, industri propulsi Risea, industri elektronika PT LEN, industri kapal PT PAL Surabaya yang akan jadi lokasi pembuatan kapal selam, dan TNI AL sebagai pengguna. Adapun Kementerian Pertahanan jadi koordinator. “Konsorsium ini akan ditetapkan dalam waktu dekat,” kata Wahyu.

Mohammad Dahsyat dari Pusat Teknologi Industri Hankam BPPT menambahkan, kapal selam mini yang akan dibangun berdiameter 3 meter, bermuatan 11 orang, dan mampu bertahan di bawah air tiga hari. Pengembangan rancang bangun kapal selam itu mengadopsi teknologi dari beberapa negara, di antaranya Swedia dan Korea Selatan. (YUN)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Agustus 2017, di halaman 14 dengan judul “Pembuatan Kapal Selam Mini Dirintis”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB