Pelacak Matahari untuk Panel Surya dari ITS

- Editor

Selasa, 23 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membangun alat pelacak cahaya matahari (solar tracker) dari pagi hingga sore berdasar metode real-time.

Itu memaksimalkan tangkapan cahaya pada panel sel surya. Alat itu diharapkan memperbaiki kelemahan pelacak yang umum saat ini yang mengandalkan sensor cahaya, yang sering terhalang mendung. ”Masa pencahayaan efektif matahari mulai pukul lima pagi hingga lima sore. Pewaktu elektronik kami atur untuk menggerakkan motor stepper agar berputar 9 derajat per 90 menitnya,” kata Rizky Nafiar Rafiandi, mahasiswa semester III, mewakili tim ketika dihubungi Kompas, Minggu (21/9). Untuk membuat sistem itu, Rizky melakukannya bersama empat mahasiswa lain, Muhammad Adhijaya S, Muhammad Fadli Azis, Evandro Aditia Sinuraya, dan Nor Ain Firdaus. Mereka menghabiskan biaya sekitar Rp 9 juta. Pelacak yang mereka namai Smart Solar Panel System itu ditampilkan pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-27 di Universitas Diponegoro, Semarang, belum lama ini. Kini, mereka berupaya menambah lensa untuk lebih memfokuskan penangkapan cahaya matahari menggunakan lensa fresnel. Sayangnya, lensa itu harus diimpor dari Tiongkok. (AWE)
——————–
Penyelundupan 68 Kera Ekor Panjang Terungkap

Upaya penyelundupan 68 kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dari Sumatera ke luar negeri digagalkan. Penyelundupan itu terungkap setelah kendaraan pengangkut satwa itu ditabrak truk di Jalan Tol Tangerang-Merak, Banten. Menurut anggota staf Sentra Komunikasi Jalan Tol Marga Mandala Sakti (MMS), Santo, di Serang, Banten, Sabtu (20/9), saat melaju menuju Jakarta, mobil bermuatan satwa yang dilindungi itu ditabrak truk lain yang hendak menyalip dan mengakibatkan satu orang terluka. Truk itu diketahui mengangkut kandang-kandang berisi kera yang ditutupi pisang. Kera-kera itu lalu diserahkan kepada Kantor Seksi Konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Serang. Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah I Serang Andri Ginson mengatakan, pihaknya telah mendapat informasi, truk pengangkut kera akan melintasi Pelabuhan Merak, Cilegon, menuju Jakarta. Kera-kera itu diduga akan diselundupkan lewat Pelabuhan Tanjung Priok. ”Kera-kera itu dititipkan di kantor BKSDA Wilayah I Serang,” katanya. Sebelum dilepasliarkan di hutan, satwa-satwa itu akan diperiksa kesehatannya. (BAY)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sumber: Kompas, 23 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masih Muda tetapi Beruban Pertanda Stres
Pemungutan Suara Elektronik untuk Pilkades
Dwikorita Menjadi Kepala BMKG
Pelajar Indonesia Raih Prestasi Tingkat Dunia
Kartu Kredit Berikut Pemindai Sidik Jari
Ampas Tahu Pengganti “Styrofoam” Dapat HKI
Harapan Baru untuk Baterai Litium-Sulfur
Penyimpanan Data Tingkat Atom Dirintis
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 24 Januari 2020 - 11:43 WIB

Masih Muda tetapi Beruban Pertanda Stres

Kamis, 29 Maret 2018 - 10:37 WIB

Pemungutan Suara Elektronik untuk Pilkades

Minggu, 5 November 2017 - 13:56 WIB

Dwikorita Menjadi Kepala BMKG

Rabu, 26 April 2017 - 10:39 WIB

Pelajar Indonesia Raih Prestasi Tingkat Dunia

Selasa, 25 April 2017 - 08:03 WIB

Kartu Kredit Berikut Pemindai Sidik Jari

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB