Tim mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membangun alat pelacak cahaya matahari (solar tracker) dari pagi hingga sore berdasar metode real-time.
Itu memaksimalkan tangkapan cahaya pada panel sel surya. Alat itu diharapkan memperbaiki kelemahan pelacak yang umum saat ini yang mengandalkan sensor cahaya, yang sering terhalang mendung. ”Masa pencahayaan efektif matahari mulai pukul lima pagi hingga lima sore. Pewaktu elektronik kami atur untuk menggerakkan motor stepper agar berputar 9 derajat per 90 menitnya,” kata Rizky Nafiar Rafiandi, mahasiswa semester III, mewakili tim ketika dihubungi Kompas, Minggu (21/9). Untuk membuat sistem itu, Rizky melakukannya bersama empat mahasiswa lain, Muhammad Adhijaya S, Muhammad Fadli Azis, Evandro Aditia Sinuraya, dan Nor Ain Firdaus. Mereka menghabiskan biaya sekitar Rp 9 juta. Pelacak yang mereka namai Smart Solar Panel System itu ditampilkan pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-27 di Universitas Diponegoro, Semarang, belum lama ini. Kini, mereka berupaya menambah lensa untuk lebih memfokuskan penangkapan cahaya matahari menggunakan lensa fresnel. Sayangnya, lensa itu harus diimpor dari Tiongkok. (AWE)
——————–
Penyelundupan 68 Kera Ekor Panjang Terungkap
Upaya penyelundupan 68 kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dari Sumatera ke luar negeri digagalkan. Penyelundupan itu terungkap setelah kendaraan pengangkut satwa itu ditabrak truk di Jalan Tol Tangerang-Merak, Banten. Menurut anggota staf Sentra Komunikasi Jalan Tol Marga Mandala Sakti (MMS), Santo, di Serang, Banten, Sabtu (20/9), saat melaju menuju Jakarta, mobil bermuatan satwa yang dilindungi itu ditabrak truk lain yang hendak menyalip dan mengakibatkan satu orang terluka. Truk itu diketahui mengangkut kandang-kandang berisi kera yang ditutupi pisang. Kera-kera itu lalu diserahkan kepada Kantor Seksi Konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Serang. Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah I Serang Andri Ginson mengatakan, pihaknya telah mendapat informasi, truk pengangkut kera akan melintasi Pelabuhan Merak, Cilegon, menuju Jakarta. Kera-kera itu diduga akan diselundupkan lewat Pelabuhan Tanjung Priok. ”Kera-kera itu dititipkan di kantor BKSDA Wilayah I Serang,” katanya. Sebelum dilepasliarkan di hutan, satwa-satwa itu akan diperiksa kesehatannya. (BAY)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sumber: Kompas, 23 September 2014