Pedang Bermata Dua Media Sosial

- Editor

Kamis, 5 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CEO Pendidikan.id Santoso Suratso menunjukkan aplikasi dan web pendidikan.id yang menyediakan buku sekolah digital, komik, soal, dan video pendidikan, secara gratis, di Jakarta, Selasa (17/4/2018). Pendidikan.id mengembangkan teknologi digital untuk meningkatkan akses anak-anak di daerah terpencil terhadap pendidikan.

KOMPAS/NIKSON SINAGA (NSA)
17-04-2018

Langgam DNB - Aplikasi Pendidikann.ID

CEO Pendidikan.id Santoso Suratso menunjukkan aplikasi dan web pendidikan.id yang menyediakan buku sekolah digital, komik, soal, dan video pendidikan, secara gratis, di Jakarta, Selasa (17/4/2018). Pendidikan.id mengembangkan teknologi digital untuk meningkatkan akses anak-anak di daerah terpencil terhadap pendidikan. KOMPAS/NIKSON SINAGA (NSA) 17-04-2018 Langgam DNB - Aplikasi Pendidikann.ID

Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir sementara aplikasi Tik Tok, Selasa (3/7/2018). Media sosial yang memungkinkan penggunanya membuat video pendek dengan kreatif itu dinilai tak ramah anak karena mengandung konten negatif seperti pornografi, asusila, dan pelecehan agama.

Sebelumnya, sejumlah aplikasi juga pernah diblokir atau diancam diblokir pemerintah, seperti Vimeo, Reddit, Netflix, Telegram hingga WhatsApp. Beberapa aplikasi itu masih diblokir hingga kini. Selain konten berbau pornografi, aplikasi itu juga dimanfaatkan untuk penyebaran informasi radikalisme.

Aplikasi teknologi informasi, termasuk media sosial, adalah produk teknologi. Semua produk teknologi ibarat pedang bermata dua, bisa menguntungkan sesuai semangat asal pembuatannya atau merugikan meski kemunculan efek buruk itu sering tidak disadari atau baru dirasakan dalam waktu lama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/ AGUS SUSANTO–Ilustrasi media sosial

Gwenn S O’Keeffe dan Kathleen Clarke-Pearson dalam The Impact of Social Media on Children, Adolescent and Families di jurnal Pediatrics, April 2011 menyebut media sosial bisa dimanfaatkan untuk menjalin komunikasi dan bersosialisasi, meningkatkan kreativitas, menumbuhkan kesadaran sosial, hingga mengakses sumber pelajaran.

Bagi remaja, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk mengakses informasi kesehatan yang benar, terutama untuk hal-hal yang masih dianggap aib, seperti masalah kesehatan jiwa dan hal tabu seperti informasi tentang kesehatan reproduksi.

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Mahasiswa STMIK Muhammadiyah Jakarta (berjas biru) membantu salah seorang peserta Pengkajian Ramadan PP Muhammadiyah memanfaatkan media sosial untuk membuat meme positif untuk berdakwah.

Sebaliknya, media sosial juga bisa memunculkan sejumlah persoalan, seperti perundungan siber, pelecehan daring, sexting (mengirim, menerima dan meneruskan pesan, foto atau gambar mengandung unsur seksual), dan depresi.

Persoalannya, dampak buruk media sosial itu lebih rentan terjadi pada remaja dibanding orang dewasa. Remaja cenderung abai dengan persoalan privasi dan mudah tergoda iklan.

Di Indonesia pada 2017, 40 persen penduduknya menggunakan media sosial secara aktif, tumbuh 34 persen dibanding tahun sebelumnya (We Are Social dan Hootsuite, Digital in 2017). Sebagian besar diantaranya adalah remaja dan penduduk usia muda. Mereka rata-rata menghabiskan 3 jam 16 menit per hari untuk mengakses media sosial.

Psikolog dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Mayke S Tedjasaputra di Jakarta, Rabu (4/7/2018) mengatakan bagi anak usia sekolah dasar dan remaja, media sosial bisa berdampak positif atau negatif, tergantung konten yang diikuti atau ditekuni.

“Makin dini terpapar media sosial, pengaruh negatifnya akan lebih banyak berperan,” katanya.

Repotnya, sebagian orangtua justru memfasilitasi dan mendorong penggunaan media sosial tanpa mengontrol dan memandu anaknya untuk menjelaskan mana yang pantas atau layak bagi anak sesuai umur mereka. Bahkan, sebagian orangtua justru bangga bila anak kecilnya sudah bisa merekam video dan mengunggahnya ke media sosial.

Pengaruh
Anak adalah individu yang belum matang. Pola pikir dan kondisi mental mereka masih berkembang. Padahal, kematangan berpikir dan mental itu sangat memengaruhi pemahaman dan cara anak menanggapi informasi yang ada.

“Konten yang tidak sesuai dengan usia anak akan membuat mereka gagal paham, memengaruhi perilakunya hingga membuat anak jadi dewasa sebelum waktunya,” tambah Mayke.

Orangtua punya peran sentral dalam pemanfaatan media sosial dan penggunaan gawai pada anaknya. Orangtua perlu membatasi dan mendampingi penggunaan gawai anaknya, sejak mereka masih balita.

Pemblokiran oleh pemerintah hanya salah satu cara agar pengelola media sosial mengelola kontennya hingga meminimalkan dampak buruknya, khususnya pada anak. Namun nyatanya, konten negatif masih sering muncul di media sosial.

Karena itu, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Rita Pranawati mengingatkan, “Filter terbaik media sosial adalah pengguna dan orangtua jika pengguna media sosial adalah anak-anak,” katanya.

Kondisi itu menuntut kebijakan orangtua. Namun, upaya mengontrol itu akan percuma jika orangtualah yang justru keranjingan media sosial dan gawai. (MZW)–M ZAID WAHYUDI

Sumber: Kompas, 5 Juli 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB