Mobilitas Cerdas untuk Ibukota Baru

- Editor

Minggu, 1 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akhirnya kita semua tahu jawaban di balik teka-teki lokasi mana yang dipilih menjadi ibukota negara (IKN) yang baru, yaitu Bukit Soeharto yang merupakan Taman Hutan Raya (Tahura) di Kalimantan Timur, seperti diumumkan oleh Presiden Jokowi, 26 Agustus lalu. Tahura berada dalam dua wilayah administratif sekaligus, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.

Berbeda dengan Jakarta yang merupakan ibukota peninggalan kolonial Belanda (Batavia), IKN RI yang baru ini didesain dan dibangun di era Industri 4.0. IKN ini rencananya akan segera mulai dibangun dan selesai pada 2024. Periode konstruksi ini relatif singkat, tapi pembangunan Brasilia, ibukota baru Brazil, menelan waktu 41 bulan saja.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO–Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor (kanan) mendampingi Presiden Joko Widodo saat mengumumkan pemindahan ibu kota, di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019). Presiden mengumumkan bahwa ibu kota akan dipindahkan dari DKI Jakarta ke sebagian wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. KOMPAS/HERU SRI KUMORO

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hanya saja, sebuah IKN yang ‘Hijau (full taman hutan kota), Cerdas, dan Indah’ pembangunannya bisa lebih lama, karena kompleksitasnya berbeda. Apalagi kepindahannya menyeberangi laut ke pulau lain berjarak sekitar 1.270 km dari Jakarta.

Beberapa tahun mendatang, RI seharusnya sudah memasuki tahap implementasi awal Industri 4.0 sedikit melangkah agak maju. Oleh karenanya, perlu disiapkan sistem pengelolaan kota yang cerdas, termasuk sistem konektivitas atau sistem transportasi massalnya. Sistem Transportasi Pintar (Intelligent Transport) jadi bagian integral Kota Cerdas (Smart City) ini.

Revolusi Industri 4.0 mendorong perkembangan sistem MRT Cerdas, mulai dari stasiun cerdas dan kereta tanpa awak/masinis, yang lebih pintar dan lebih irit energi. Kereta full otomatis pada semua fungsi, termasuk self maintenance, menghidupkan mesin, berjalan, dan berhenti. Sistem pintarnya dapat memantau kereta yang berjalan, dan peralatan pengamanan yang dipasang dapat mendeteksi rintangan jalan dan kerusakan rel.

Sistem Transportasi Pintar dan Kota Cerdas terkait dengan konsep lebih besar, Smart Mobility (SM), yang merupakan cara berpikir baru dan revolusioner tentang bagaimana kita dapat tiba di tempat dituju secara lebih bersih, lebih aman, lebih efisien. Konsep SM meliputi satu rentang luas dari transportasi antarmoda, mulai dari bersepeda, bus listrik, LRT, driverless MRT, kendaraan otomatis, taksi pintar, dan lainnya. Prinsip kuncinya meliputi fleksibilitas, efisiensi, integrasi, teknologi bersih (non-polutif), dan keamanan. Transportasi multimoda memungkinkan penumpang memilih yang terbaik di situasi tertentu yang dihadapinya.

KOMPAS/RIZA FATHONI–Foto aerial pusat keramaian di kawasan Desa Handil, Kelurahan Muara Jawa Ilir, Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Selasa (27/8/2019). Muara Jawa bersama Samboja merupakan dua kecamatan pesisir yang berdekatan dengan perbatasan antara Kabupaten Kutai Kertenagara dan Penajam Paser Utara sebagai lokasi ibukota baru yang ditunjuk oleh Presiden RI Joko Widodo. KOMPAS/RIZA FATHONI (RZF) 27-08-2019

AGT listrik, ekonomis dan ramah lingkungan

Dengan penduduk 1,5 juta, IKN baru tetap akan jadi salah satu kota besar di RI. Belum lagi jika ditambah pertumbuhan kota-kota satelit di sekitarnya, meskipun nanti IKN baru itu ‘dilindungi’ dengan sabuk hijau hutan kota di sekelilingnya.

Salah satu pilihan moda transportasi untuk ibukota baru adalah Automated Guideway Transit (AGT) berbasis ban atau roda baja, yang juga tanpa awak/pengemudi (driverless), seperti Yurikamome AGT di Tokyo dan Mark II SkyTrain di Vancouver, Kanada. Sistem ini bisa berute tetap (fixed route system) atau ganda, dan bisa berskala kecil (6 penumpang) hingga massal sebagai MRT. AGT ini jika dibangun di rute layang (elevated) dikenal sebagai ‘kereta layang tanpa awak’.

Mengapa dibangun melayang? Alasan utama biasanya karena kepadatan dan intensitas bangunan relatif tinggi. Namun, untuk IKN baru, bisa saja karena alasan memberi kesempatan bagi warga kota dan turis menikmati pemandangan indahnya IKN baru yang full taman hutan kota beserta lanskap lainnya (sungai, danau, dan lainnya)

Moda transportasi tanpa awak AGT jauh lebih murah dibandingkan dengan MRT berbasis rel di bawah tanah (underground/subway). Secara ekonomis dan lingkungan, AGT lebih layak untuk IKN baru kita .

KOMPAS/ICHWAN SUSANTO–Peta kemungkinan lokasi ibukota baru di Kalimantan Timur yang dianalisa oleh Forest Watch Indonesia, 29 Agustus 2019. KOMPAS/ICHWAN SUSANTO

Dominasi mobilitas ASN
Aktivitas berlalu-lintas di IKN baru, akan didominasi ASN, ibu-ibu rumah tangga, anak-anak sekolah, dan mahasiswa. Tak ada pergerakan ibu-ibu rumah tangga ke pasar tradisional, karena di ibukota baru hanya ada pasar/toko modern di pusat kota dan masing-masing subwilayah kota.

Pergerakan massal ASN dari pusat-pusat permukiman di seluruh bagian-bagian wilayah kota menuju pusat kota dan zona perkantoran pemerintah dilayani dua moda utama, bus listrik pintar dan MRT Cerdas berbasis AGT, dengan terminal utama dan stasiun utama terletak di pusat kota (Central Business District/CBD). ASN berangkat ke dan pulang dari kantor sebagian besar menggunakan AGT dan stasiun-stasiun AGT ini berakhir di pusat kota sebagai stasiun utama.

Selanjutnya, dari pusat kota ke zona perkantoran pemerintah dan antarkantor kementerian/lembaga negara serta istana negara dilayani dengan bus-bus listrik, bersepeda atau fasilitas pedestrian. Asumsinya, terdapat ‘buffer’ baik berupa ruang terbuka hijau maupun sungai/danau yang memisahkan kawasan/sektor-sektor komersial (perdagangan, perbankan, dan perhotelan) dengan sektor-sektor berlingkungan tenang seperti istana negara, DPR/MPR, perkantoran pemerintah, dan kedutaan besar/perwakilan internasional.

Setiap stasiun AGT terhubung dengan halte bus listrik pada rute-rute tertentu, dan di setiap blok permukiman terdapat halte bus listrik yang terhubung dengan jaringan jalan kolektor berpola radial dengan stasiun AGT terdekat.
Tak ketinggalan, di IKN baru dimungkinkan sistem Taksi Listrik Pintar tanpa pengemudi.

KOMPAS/RIZA FATHONI–Foto aerial kawasan Kelurahan Margo Mulyo, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Selasa (27/8/2019). Kawasan tersebut sebanyak 75 persen merupakan kawasan konservasi, Tahura, blok eksplorasi produksi minyak dan gas alam PT Pertamina serta perkebunan kelapa sawit. Samboja dan Muara Jawa merupakan dua kecamatan pesisir yang berdekatan dengan perbatasan antara Kabupaten Kutai Kertenagara dan Penajam Paser Utara sebagai lokasi ibukota baru yang ditunjuk oleh Presiden RI Joko Widodo.Kompas/Riza Fathoni (RZF)27-08-2019

Layanan taksi ini dilengkapi GPS dan sejumlah sensor untuk mendeteksi jalur jalan, bangunan, trotoar, pepohonan, rambu lalu lintas dan para penyeberang jalan untuk menjamin keamanan berlalu lintas.

Sistem transportasi yang ideal untuk IKN baru bisa diwujudkan secara bertahap. Namun, setidaknya trase dan ruang untuk sistem transportasi publik yang komprehensif di IKN baru dapat disiapkan jauh-jauh hari.

IKN dengan udara segar dan teduh dengan banyaknya hutan/taman kota dan jalur khusus sepeda, sangat ideal bagi para pesepeda, bahkan untuk menuju ke kantornya secara rutin, jika jaraknya tidak terlampau jauh dari rumahnya. Pendek kata, IKN baru RI akan menjadi habitat ‘flexible’ dan ‘agile’, bagi penghuni kota dan para ‘commuter’ dari kota-kota satelit di sekitarnya untuk bermobilitas secara cerdas dan ramah lingkungan.

BUDI KARYA SUMADIMENTERI PERHUBUNGAN RI

Sumber: Kompas, 31 Agustus 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
KCIC Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dirancang untuk 100 Tahun: Dibangun Teliti, Pengawasan Berlapis
Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Kapal yang Digerakkan oleh Magnet
Transfer Cepat Teknologi Kereta Cepat
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Senin, 4 September 2023 - 08:21 WIB

KCIC Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dirancang untuk 100 Tahun: Dibangun Teliti, Pengawasan Berlapis

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB