Memilih Truk yang Baik

- Editor

Jumat, 12 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TRUK adalah kendaraan angkut barang yang amat penting bagi kelancaran perdagangan. Kegagalan atau keterlambatan sedikit saja dalam kelancaran angkutan barang akan menganggu kelancaran perdagangan. Kegagalan atau keterlambatan pengangkutan dapat disebabkan oleh kurang tepatnya pemilihan (kemampuan) truk.

Kekurangtepatan dalam memilih truk yang bertenaga atau berkemampuan baik mengakibatkan lajunya kurang cepat, lebih-lebih kalau jalan yang dilalui tidak rata/datar, banyak naik turun. Maka, laju truk akan lambat, tidak gesit, tidak mampu mendahului kendaraan. Yang lebih parah bila truk tidak mau “digenjot”. Sebab, jika suatu saat secara mendadak harus menghindari kendaraan lain dari arah yang berlawanan, tetapi tidak mampu bereaksi cepat akibatnya bisa fatal.

Kegagalan atau keterlambatan tersebut umumnya terjadi karena tenaga atau kemampuan truk Iebih rendah daripada yang dibutuhkan. Di bawah ini akan diuraikan cara memilih truk yang bertenaga baik secara mudah dan praktis menurut Society of Automotive Engineers (SAE). Analisis pemilihan yang praktis ini menggunakan data kendaraan yang diberi pabrik truk dan menggunakan tabulasi SAE seperti yang ditabelkan di bawah ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Besaran-besaran yang perlu dianalisis dalam pemilihan truk adalah (1) kecepatan dalam mil per jam, (2) tenaga mesin neto untuk ketinggian tertentu dalam tenaga kuda, (3) tenaga untuk melawan tahanan rolling dalam tenaga kuda, (4) tenaga untuk melawan tahanan angin dalam tenaga kuda, (5) tenaga untuk melawan gesekan dalam tenaga kuda, (6) tenaga untuk melaju di jalan datar dalam tenaga kuda, (7) tenaga yang masih tersimpan untuk melakukan percepatan dan untuk tanjakan dalam tenaga kuda, (8) hambatan tanjakan untuk setiap 1.000 pon berat dalam tenaga kuda, (9) kemampuan tanjakan pada jalan kelas 1, (10) pengurangan kemampuan tanjakan karena tipe dan kondisi jalan, (11) kemampuan tanjakan neto untuk kecepatan tertentu, dan (12) percepatan yang mampu dihasilkan atau perubahan kecepatan mil per jam dalam setiap detik.

Data kendaraan dan kondisi operasi yang diperlukan untuk analisis adalah (a) dimensi kendaraan yaitu tinggi dan lebarnya dalam feet, (b) berat total kendaraan dalam ribuan pon, (c) berat total maksimum tenaga dalam pon, (d) perbandingan gigi meliputi transmisi, transmisi tambahan, axle, dan reduksi gigi total,(e) ukuran roda, (f) tenaga mesin dalam tenaga kuda dan rpm mesin, (g) ketinggian dari permukaan laut saat kendaraan akan dioperasikan, (h) tipe dan kondisi permukaan jalan.

Besaran-besaran lain dalam analisis pemilihan adalah (a) faktor ban (tire factor) yang harganya dapat dilihat pada tabel 1 untuk setiap jenis dan ukuran ban, (b) faktor altitude yang besarnya dapat dilihat pada tabel 2, (c) faktor rolling yang besarnya bergantung pada kecepatan kendaraan dan dapat dihitung dengan rumus atau dapat dilihat pada tabel 3, (d) faktor luasan (area factor) yang besarnya bergantung pada dimensi kendaraan, dapat dilihat pada tabel 4, (e) faktor kecepatan (velocity factor) yang besarnya bergantung pada kecepatan (mph) dan besarannya dapat dilihat pada tabel 5, (f) altitude factor untuk hambatan angin yang besarnya dapat dilihat pada tabel 6 untuk setiap altitude atau ketinggian tertentu, (g) faktor gesekan sasis yang besarnya dalam tenaga kuda bergantung pada berat dan putaran mesin (rpm) dan dapat dilihat pada tabel 7, (h) faktor tanjakan (grade factor) untuk setiap kecepatan untuk tanjakan di bawah 20%, dapat dilihat pada tabel 8, (i) faktor jalan (road factor) yang besarnya bergantung pada kelas jalan, tipe permukaan, dan kondisi permukaan jalan, dapat dilihat pada tabel 9.

Perumusan sederhana untuk analisis:
1. Kecepatan kendaraan = putaran mesin (rpm) reduksi gigi total . faktor ban
2. Tenaga mesin pada ketinggian tertentu = faktor altitude . tenaga mesin
3. Tahanan rolling = faktor rolling . berat total (b)
4. Tahanan angin = faktor hasan . faktor kecepatan . faktor altitude
5. Tenaga melawan gesekan = faktor gesekan sasis
6. Tenaga untuk jalan datar = (3) + (4) + (5)

Makin besar tenaga yang dibutuhkan untuk jalan datar yang didapat pada (6), makin sedikit tenaga yang tersisa untuk menanjak dan memberi percepatan. Jadi, dapat dikatakan tenaga kendaraan kurang besar.
7. Tenaga yang tersimpan = (2)- (6)

Jika tenaga yang tersimpan tidak ada atau 0, kendaraan tidak mampu menanjak atau melakukan percepatan pada kecepatan (1) yang dihitung pada putaran mesin tertentu. Jika tenaga yang tersimpan negatif, berarti kendaraan tidak mampu melaju dengan kecepatan yang dihitung pada (1). Jadi, kendaraan seperti itu sudah tidak memenuhi syarat untuk dipilih.

8. Hambatan tanjakan = (7) berat kendaraan (b)
9. Kemampuan tanjak pada jalan kelas 1 = (8). faktor tanjak
10. Pengurangan kemampuan tanjakan = faktor jalan (tab 9)
11. Kemampuan tanjakan neto pada kecepatan tertentu =(9)-(10)

Makin besar harga kemampuan tanjakan neto, makin cocok kendaraan tersebut digunakan untuk jalan naik turun. Makin bagus pula perilaku traksi kendaraan tersebut. Kendaraan untuk jalan naik turun dan pada kondisi lalu lintas yang mengharuskan kendaraan sering menyalip harus dipilih yang mempunyai nilai (11) yang makin besar.
12. Percepatan pada kecepatan tertentu dan jalan datar = (0,2) . (11)

Dari rumusan (12) jelas bahwa makin besar nilai yang didapat pada rumusan (11), makin besar pula nilai yang didapat pada rumusan (12).

Makin besar nilai yang didapat pada rumusan (12), makin besar percepatan yang dapat dihasilkan kendaraan pada jalan datar pada kecepatan tertentu. Kendaraan seperti itu akan sangat mudah menyalip, atau mendahului kendaraan lain. Kendaraan tersebut tentu sangat cocok untuk kondisi jalan dan lalu lintas di Indonesia.

Cara analisis di atas sangat mudah dipakai karena telah diolah sedemikian dari analisis yang dasarnya cukup kompleks atau rumit.

Oleh Dr. Ir. I Nyoman Sutantra

Sumber: Jawa Pos, 15 November 1992

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 31 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB