LIPI Manfaatkan Limbah Batubara Jadi Bahan Beton

- Editor

Kamis, 21 Juli 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bekerja sama dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Hakko Industry Co, Ltd memanfaatkan limbah batubara jadi bahan baku beton. Beton itu punya kekuatan dan waktu pematangan lebih cepat dan ramah lingkungan daripada beton konvensional. Beton itu terbuat dari campuran limbah batubara battom ash, pasir, semen, air, dan cairan YHR.

Dalam tahap awal, pihaknya menerapkannya dalam pembuatan paving block. ”Tak menutup kemungkinan dikembangkan untuk membuat beton lain,” kata Kepala Pusat Inovasi LIPI Nurul Taufiqu Rochman, Rabu (20/7), seusai acara ”Diseminasi Hasil Penelitian Bahan Baku Beton Ramah Lingkungan dari Limbah Batubara”, di Jakarta.

Limbah batubara bottom ash adalah sisa pembakaran batubara berbentuk abu dengan massa lebih berat daripada limbah fly ash, sehingga akan jatuh lebih dulu sebelum tertangkap electrostatic precipitator (penangkap debu). Selama ini, limbah itu hanya ditimbun karena termasuk limbah limbah bahan berbahaya dan beracun. Paving block itu, kata Nurul, lebih unggul dibandingkan paving block konvensional karena lebih ramah lingkungan. Itu karena memakai limbah batubara. Paving block juga berdaya serap air 30 persen lebih tinggi daripada paving block konvensional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

beton-ramah-lingkungan-dari-limbah-batu-bara-0MdZrmfKw0Penggunaan cairan YHR akan menambah kekuatan paving block sehingga tidak mudah pecah. Jika paving block biasanya harus menunggu 28 hari untuk memperoleh kekuatan maksimal, jika menggunakan cairan itu tak sampai 28 hari. Hari ini dicetak, besok keras,” kata Nurul.
Cairan YHR adalah cairan pemadat yang terdiri atas asam sulfonat lignin. Cairan itu limbah cair pabrik kertas. Dalam 1 meter persegi paving block, yang terdiri atas 45 blok, menggunakan 45 kg limbah batubara bottom ash. Cairan YHR sebagai pemadat semen dicampurkan 2-5 persen dari volume campuran semen.

Pemanfaatan teknologi itu telah dilakukan pada Februari 2015 dan diterapkan di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Paving block itu memiliki kualitas A SNI dengan kekuatan 405,65 kg per sentimeter persegi. ”Permukaan paving block juga menyerap panas sehingga nyaman bagi pejalan kaki,” kata Nurul. Senior Representative JICA Indonesia Office Tetsuya Harada menuturkan, penerapan teknologi itu yang pertama di luar Jepang. ”Indonesia punya potensi besar menerapkan teknologi ini,” ujarnya. (C09).

Sumber: Kompas, 21 Juli 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB