Lapan Ajak Perguruan Tinggi Bersinergi dalam Pengembangan Satelit

- Editor

Sabtu, 18 Februari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional membuka kesempatan bagi perguruan tinggi terlibat dalam proyek-proyek teknologi antariksa, salah satunya pengembangan satelit eksperimental Lapan A4. Kesempatan sinergi itu diharapkan bisa mempercepat kemandirian teknologi satelit dan roket Indonesia.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menyampaikan hal itu dalam kuliah umum bertajuk “Iptek Penerbangan dan Antariksa untuk Mewujudkan Indonesia Maju dan Mandiri” di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (17/2).

Pengembangan teknologi satelit di Indonesia selama ini masih mengandalkan komponen-komponen dari luar negeri, seperti Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa. “Ke depan, Indonesia harus bisa menguasai teknologi satelit sehingga bisa membuat satelit dan roket secara mandiri dan efisien,” kata Thomas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perguruan tinggi Indonesia, baik negeri maupun swasta, berpotensi memenuhi cita-cita tersebut. Sebab, perguruan tinggi memiliki sumber daya manusia (SDM) yang menekuni program studi yang bervariasi. Menurut Thomas, pengembangan teknologi satelit dan roket butuh keahlian SDM dari berbagai latar belakang studi.

Berhasil mengorbit
Sebelumnya, Lapan telah bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan satelit eksperimental Lapan A3/IPB. Satelit tersebut berhasil mengorbit setelah diluncurkan dari Bandar Antariksa Sriharikota, India, 22 Juni 2016.

Kini, ITS diharapkan bisa mengikuti jejak IPB dengan mendorong para dosen dari berbagai program studi untuk melakukan riset terkait satelit eksperimental Lapan A4. Sementara mahasiswa didorong untuk magang pada proyek pengembangan satelit eksperimental itu.

Ketua Departemen Teknik Geomatika ITS Mokhamad Nur Cahyadi menuturkan, ITS menyambut baik kesempatan terjun langsung mengembangkan satelit eksperimental Lapan A4. ITS akan segera membentuk tim peneliti yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi. (ADY)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Februari 2017, di halaman 13 dengan judul “Lapan Ajak Perguruan Tinggi Bersinergi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB