Kutub Utara Kaya Virus

- Editor

Sabtu, 27 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lautan di Kutub Utara yang selama ini identik dengan zona terkucil nan dingin ternyata memiliki koragaman mikroorganisme sangat tinggi. Sekitar 200.000 virus telah ditemukan di lautan global, sebanyak 42 persen di antaranya hanya ada di Kutub Utara. Kabar baiknya, virus ini kebanyakan menyerang bakteri, bukan manusia.

Data ini diperoleh dari ekspedisi Tara Oceans, yang dilakukan sejumlah peneliti dari kurun 2009 hingga 2013, seperti dilaporkan di jurnal Cell edisi Kamis (25/4/2019). Selama penelitian ini, telah dikumpulkan 145 sampel air dari berbagai lokasi di seluruh dunia, pada kedalaman air dari 0 hingga 4.000 meter. Para ilmuwan mengumpulkan berbagai organisme, mulai dari telur ikan hingga virus.

—Sumber: Jurnal Cell, 2019

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Virus yang ditemukan kemudian diisolasi dan dibandingkan secara genetik. Para peneliti mengidentifikasi 195.728 spesies virus dan mengklasifikasikannya menjadi lima wilayah global yang merupakan rumah bagi komunitas virus yang berbeda. Keragaman tertinggi ditemukan di perairan dangkal, sedang, dan tropis, diikuti oleh perairan Arktik.

Kebanyakan virus yang ditemukan ini adalah kategori bacteriophages, yang menyerang bakteri, bukan manusia. “Jadi Anda bisa berenang di lautan dan tidak khawatir tentang itu,” kata Ahmed Zayed, ahli mikrobiologi di Ohio State University, yang turut dalam kajian ini, seperti dikutip sciencenews.

Bacteriophages dan dan virus lainnya telah membunuh sekitar 20 persen bakteri di lautan setiap hari. Proses itu mencegah karbon yang ada dalam bakteri masuk ke rantai makanan, dan sebagai gantinya melepaskan karbon kembali ke laut untuk mikroorganisme lainnya. Beberapa spesies di antaranya juga mengkonsumsi karbon dioksida. Mikroba ini pada akhirnya menghasilkan bentuk karbon yang tidak dapat didaur ulang dan tetap disimpan di laut.

Kajian ini juga menemukan, virus dapat berperan penting dalam mencegah perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia karena secara tidak langsung memerangkap karbon. Sebelumnya keberadaan virus di lautan ini jarang dimasukkan dalam simulasi iklim.–AHMAD ARIF

Editor YOVITA ARIKA

Sumber: Kompas, 27 April 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB