Kecerdasan Buatan Membuka Peluang Pengembangan Obat Baru

- Editor

Kamis, 1 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kemajuan infrastruktur komputasi saat ini mendorong industri farmasi berinvestasi dengan artificial intelligence atau AI dalam menemukan obat. Ke depan, pemanfaatan AI tersebut diharapkan mampu mengobservasi manfaat sumber daya alam Indonesia untuk kebutuhan dunia farmasi.

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia kini bertambah menjadi tujuh orang setelah Arry Yanuar dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kimia Medisinal di Depok, Rabu (31/7/2019). Dalam pengukuhan tersebut, Arry menyampaikan pidato berjudul “Artificial Intelligence sebagai Pendekatan Baru dalam Ilmu Medisinal dan Perannya pada Proses Penemuan Obat”.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kimia Medisinal Fakultas Farmasi UI digelar di Kampus Depok, Rabu (31/7/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, dengan AI, drug repurposing dan drug repositioning bisa lebih mudah dilakukan. Keduanya merupakan suatu metode pencarian indikasi baru untuk obat yang telah beredar atau dalam penelitian lebih lanjut. “Kita bisa mencari potensi penyakit apa yang bisa menjadi target untuk sebuah senyawa tertentu secara mudah lewat AI,” katanya.

Sudah ada sejumlah obat yang selama ini digunakan untuk suatu jenis penyakit tertentu ternyata juga bisa juga digunakan untuk kebutuhan medis lainnya. Contohnya Minoksidil yang merupakan antihipertensi bisa menjadi penumbuh rambut setelah dilakukan reformulasi.

“Metformin yang awalnya dirancang untuk mengobati Malaria dan Influenza, ternyata efek sampingnya mampu mengurangi tekanan darah,” katanya.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kimia Medisinal Fakultas Farmasi UI Arry Yanuar.

Dalam proses penemuan obat baru, metode AI yang digunakan yakni dengan pembelajaran mesin (machine learning). Dengan metode tersebut, mesin AI diberikan pembelajaran mengenai zat aktif dalam jumlah tertentu melalui fitur seperti fingerprint. Setelah itu, mesin akan mengenali pola-pola dalam zat aktif tersebut.

“Kita memberikan pembelajaran kepada mesin AI bahwa ada struktur kimia yang pernah aktif dalam target tertentu, sehingga polanya akan dipelajari,” kata Arry.

Sementara itu, pemanfaatan Big Data juga bermanfaat dalam penemuan kandidat obat. Basis data yang terkumpul dari hasil eksperimen terakumulasi dalam Bank Data. Sejauh ini ada beberapa contoh Big Data dalam penemuan obat, misalnya Protein DataBank, PubChem hingga DrugBank.

Setidaknya, selama kurang dari 10 tahun belakangan, sudah ada 30 industri farmasi di dunia yang berinvestasi dengan AI dan Big Data tersebut. Bahkan, banyak sektor industri lain yang melakukan diversifikasi pada bidang farmasi dengan memanfaatkan AI, seperti IBM Watson dan Google DeepMind.

Arry menilai, Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah punya peluang memanfaatkan pengembangan tersebut. Khususnya untuk tanaman obat. Struktur dari sebuah zat aktif bisa dilacak dan dikaitkan dengan bank data untuk tanaman obat. Dengan begitu akan diketahui jenis-jenis tanaman apa saja yang memiliki potensi.

KOMPAS/FAJAR RAMADHAN–Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Muhammad Dimyati.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Muhammad Dimyati mengatakan, ketergantungan obat kepada industri farmasi di negara lain hingga kini masih cukup tinggi. Komunitas farmasi di Indonesia perlu menunjukkan inovasinya untuk menuju kemandirian obat dalam negeri.

“Kita secara bertahap harus bisa mengurangi ketergantungan obat dari luar yang masih sangat banyak tersebut. Perlu lebih banyak lagi orang-orang hebat untuk menemukan obat,” katanya.–FAJAR RAMADHAN

Editor ANDY RIZA HIDAYAT

Sumber: Kompas, 31 Juli 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB