Kanker Pada Anak; Para Pejuang yang Membalikkan Keadaan

- Editor

Senin, 27 Juli 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mendengar kata kanker, terbayang kegentaran. Apalagi, jika kanker itu dialami anak-anak. Faktanya, tak sedikit anak-anak dengan kanker itu mampu membalikkan keadaan.

Tidak hanya mampu bertahan. Bahkan, mereka juga membuktikan mampu berprestasi.

Penyintas kanker anak, Alvita Dewi Siswoyo (32), terkena retinoblastoma (kanker mata) saat usianya satu tahun. Ayahnya menemukan kelainan pada mata Alvita tak sengaja, ketika lampu mati saat merayakan ulang tahun Alvita. Mata Alvita tampak seperti mata kucing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lima belas tahun berlalu. Namun, kanker seperti enggan berlalu. Di usia remaja itu, kanker kedua menyerangnya, yakni primitive neuroectodermal tumor (PNET), sejenis kanker tulang, stadium IIIB. Ia harus menjalani tiga kali operasi, kemoterapi, dan radiasi puluhan kali di dalam dan luar negeri.

b40ec1347954488496988223df38848cKini, setelah berjuang dan bertahan dari dua kanker, Alvita berbagi hidup dengan sesama. Meskipun terkena kanker sejak kecil, cita-citanya jadi dokter tak pernah luntur. Bahkan, ia mampu melampaui cita-cita itu setelah menamatkan pendidikan spesialis kedokteran nuklir.

“Saya merasakan sendiri bagaimana jika terkena kanker. Tidak cuma badan, tapi psikologi juga terganggu,” kata penyintas kanker anak lainnya, Lina Nur Farida (20). Kanker ovarium yang menyerangnya di usia 12 tahun tak mengalahkannya dari semangat menyelesaikan pendidikan dengan baik.

Kini, ia mahasiswa ilmu gizi pada sebuah perguruan tinggi di Jakarta. “Ovarium saya sudah diangkat dua-duanya. Tidak masalah, saya masih bisa adopsi,” ujarnya.

Penyintas leukimia, Saprita Tahir (26), menambahkan, leukimia yang menyerangnya ketika umur sembilan bulan tak memengaruhi kemampuannya mencerna pelajaran di sekolah maupun kuliah. Ia kini bekerja pada sebuah firma hukum di Jakarta dan menjalani pekerjaannya dengan baik. Rekan-rekan kerja pun menerimanya dengan baik.

Kalahkan mitos
Ketua Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) Rahmi Adi Putra Tahir mengatakan, banyak mitos seputar kanker pada anak di kalangan masyarakat. Beberapa di antaranya, kanker pada anak menular dan anak dengan kanker berumur pendek. Mitos-mitos tersebut muncul karena ketidaktahuan masyarakat terhadap fakta-fakta tentang kanker anak.

Itu pula sebabnya banyak orang tua terlambat membawa anaknya untuk diperiksa dan mendapat pengobatan. Mereka yang sudah berobat secara medis juga kerap menghentikan pengobatannya, lalu beralih ke pengobatan alternatif.

Kanker pada anak bisa diobati. Bahkan, pulih jika dideteksi sejak dini. Pengobatan medis yang dijalani harus dilakukan secara tuntas. Penyintas kanker anak juga mampu berprestasi seperti anak lain yang tidak terkena kanker.

Dokter spesialis anak di RS Kanker Dharmais, Mururul Aisyi, memaparkan, kanker pada anak berpeluang sembuh lebih besar dibandingkan kanker pada orang dewasa. Di luar negeri, tingkat ketahanan hingga usia 5 tahun pada penyintas kanker anak mencapai 80-85 persen. Itu lebih tinggi dibandingkan angka ketahanan penyintas kanker pada orang dewasa yang hanya sekitar 60 persen.

Dari sisi usia, setiap kanker pada anak memiliki waktu kemunculannya tersendiri. Leukemia umumnya muncul pada anak berusia 2-10 tahun, retinoblastoma melanda anak di usia bawah lima tahun (balita), kanker tulang biasanya pada anak usia 10-15 tahun, dan tumor otak menyerang anak berumur 5-10 tahun.

Kunci membalikkan keadaan adalah deteksi dini dan pengobatan dini.

(ADHITYA RAMADHAN)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Juli 2015, di halaman 13 dengan judul “Para Pejuang yang Membalikkan Keadaan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB