Ilmuwan Ungkap Mekanisme Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Diabetes

- Editor

Jumat, 7 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes mellitus tipe dua atau penyakit kecing manis karena gaya hidup tidak sehat. Namun, mekanisme yang mendasari intoleransi glukosa akibat induksi tidur sulit dipahami. Sejumlah peneliti di Jepang menemukan bahwa kehilangan tidur satu malam dapat mempengaruhi kemampuan hati untuk memproduksi glukosa dan memproses insulin, meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti perlemakan hati dan diabetes tipe 2.

KOMPAS/ LASTI KURNIA–Kamar Tidur di rumah Radhini Aprilya dan Angga di kawasan Cilandak, Jakarta, Rabu (2/5/2018).

Penelitian berjudul “Mekanisme Steatosis (Perlemakan) Hati yang Diinduksi Kurang Tidur dan Resistensi Insulin pada Mencit” itu dimuat dalam American Journal of Physiology – Endocrinology and Metabolism yang juga dipublikasikan sciencedaily.com 5 September 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penelitian dilakukan tim ilmuwan dari Universitas Toho, Jepang, di antaranya Fumika Shigiyama, Naoki Kumashiro, Yousuke Tsuneoka, dan Hiroyuki Igarashi.

INFOGRAFIK diabetes manis gula

Kurang tidur telah dikaitkan dengan makan lebih banyak, bergerak lebih sedikit dan memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Namun, Fumika Shigiyama dan kawan-kawan menjelaskan, “Tidak jelas apakah intoleransi glukosa adalah karena perubahan dalam asupan makanan atau pengeluaran energi atau karena kurang tidur itu sendiri”.

MAHARANI UNTUK KOMPAS–Warga di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018), tempat tidur di luar ruangan paska gempa dengan magnitudo 7,0 yang mengguncang daerah tersebut. Kurang tidur meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Untuk menjawab pertanyaan itu, para peneliti mempelajari dua kelompok mencit: satu kelompok tetap terjaga selama enam jam setiap malam (“kurang tidur”), sementara kelompok kontrol diizinkan tidur sesuai yang diinginkan. Tim peneliti menawarkan makanan tinggi lemak dan air gula tanpa batas – meniru pilihan makanan yang berhubungan dengan gaya hidup yang dibuat orang – untuk kedua kelompok sebelum penelitian. Selama periode tidur / bangun, hewan memiliki kesempatan terbatas untuk aktivitas fisik.

Para peneliti mengukur kadar glukosa dan kadar lemak hati segera setelah masa percobaan. Kadar glukosa darah secara signifikan lebih tinggi pada kelompok kurang tidur dibandingkan kontrol setelah satu jam sesi bangun enam jam. Trigliserida (lemak) dan produksi glukosa dalam hati juga meningkat pada kelompok kurang tidur setelah periode bangun tunggal.

Ruang tidur gubernur beserta istri di lantai dua rumah dinas gubernur DKI Jakarta yang berlokasi di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (16/10/2017). Kurang tidur meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Peningkatan trigliserida hati berhubungan dengan resistensi insulin, atau ketidakmampuan tubuh untuk memproses insulin dengan benar. Selain itu, kurang tidur mengubah ekspresi enzim yang mengatur metabolisme di hati pada kelompok kurang tidur.

“Temuan ini menunjukkan bahwa studi intervensi yang dirancang untuk mencegah steatosis pada hati yang disebabkan oleh kurang tidur dan resistensi insulin harus dilakukan di masa depan,” kata Fumika Shigiyama.

Selain di Jepang, peneliti di Denmark dan Swedia juga meneliti diabetes tipe 2. Penelitian berjudul “Intensitas Gandum Utuh yang Lebih Tinggi Terkait dengan Risiko Diabetes Tipe 2 yang Lebih Rendah di antara Pria dan Wanita Paruh Baya di Denmark” itu dimuat dalam The Journal of Nutrition yang juga dipublikasikan sciencedaily.com 5 September 2018.

KOMPAS/HERPIN DEWANTO PUTRO–Koleksi gandum di Museum Vodka, Saint Petersburg, Rusia, Rabu (11/7/2018). Gandum utuh dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2.

Dalam penelitian terdahulu, asupan gandum utuh 16 gram per hari dikaitkan dengan risiko lebih rendah 11 persen pada pria dan 7 persen pada wanita dari diabetes tipe 2. Untuk pria, asupan semua jenis gandum (wheat, rye, dan oat) secara signifikan terkait dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah, tetapi hanya asupan gandum wheat dan gandum oat yang secara signifikan terkait untuk wanita. Kesimpulannya, tim peneliti menemukan hubungan yang konsisten antara asupan gandum utuh yang tinggi dan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.

“Hasil kami sejalan dengan saran diet, yang merekomendasikan peraralihan makanan yang mengandung tepung putih ke gandum utuh,” kata Rikard Landberg, Guru Besar Makanan dan Kesehatan di Universitas Teknologi Chalmers, Swedia.–SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 6 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB