Habibie Galang Dukungan Masyarakat

- Editor

Jumat, 29 September 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pesawat baling-baling berkapasitas 80 penumpang akan memasuki tahap desain detail tahun depan. Pengerjaannya selama setahun itu membutuhkan dana 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun. Dana itu diharapkan dari investor di dalam dan luar negeri, termasuk menghimpun dana dari masyarakat.

Penggalangan partisipasi dari masyarakat dalam pendanaan (crowdfunding)itu dilaksanakan PT Regio Aviasi Industri (RAI). Itu dilakukan bekerja sama dengan Kitabisa.com yang menyediakan platform bagi proses pengumpulan dana melalui akses Kitabisa.com/pesawatR80.

Pencanangan kampanye untuk menggalang dukungan bagi pesawat R80 dilaksanakan BJ Habibie selaku Chairman PT RAI, di Jakarta, Kamis (28/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Direktur Utama PT RAI Agung Nugroho menjelaskan, dari penggalangan partisipasi masyarakat itu diharapkan muncul dukungan politik. “Dukungan masyarakat ini diharapkan mendorong keluarnya instrumen kebijakan pemerintah terkait aspek pendanaan, perpajakan, riset, pengembangan teknologi, dan industrinya. Dukungan dari pemerintah diharapkan karena sifat industri pesawat terbang strategis,” ujarnya.

Selama tiga pekan laman Kitabisa.com dibuka, dana dari masyarakat yang terhimpun lebih dari Rp 460 juta yang berasal dari 1.572 orang. Dana publik itu untuk membantu para insinyur mengembangkan pesawat. “Para donatur itu nantinya ditampilkan fotonya di badan pesawat dan mendapat jaket jika menyumbang lebih dari Rp 1 juta rupiah,” kata Manajer Program Kitabisa.com, Djordy Iskandar.

Uji terbang
Prototipe pesawat itu akan diuji terbang tahun 2021 untuk mendapat sertifikasi. Selanjutnya, R80 akan diproduksi secara massal pada 2025. “Targetnya untuk melayani penerbangan jarak pendek hingga menengah pada bandara dengan landas pacu 1.300 meter,” kata Agung.

“Satu tahun ke depan, diupayakan komitmen investasi 1,5 miliar dollar AS atau hampir Rp 20 triliun,” ungkap Desra Firza Ghazfan, Chief Invesment Officer PT RAI. Dana itu dibutuhkan untuk desain, analisis tingkat keamanan, dan sertifikasi.

Agung memaparkan, pada fase atau tahun kedua, desain detail dan persiapan manufaktur atau produksi mulai digarap. Pada tahun ketiga, pengerjaan memasuki tahap produksi dan pembuatan komponen oleh vendor. Pada 2021, pengerjaan pesawat bisa selesai untuk perakitan penuh dan integrasi sistem.

Pesawat itu diklaim lebih baik daripada pesawat sekelasnya, ATR 72 dan Bombardier Dash 8 series 400. Sebab, kecepatannya menandingi dua pesawat itu. Menurut Habibie, pesawat jenis baling-baling itu lebih efisien bagi jarak pendek karena kecepatan rata-rata 500 knot atau 926 kilometer per jam.

Pesawat didesain bisa terbang hingga kecepatan maksimum 800 knot atau 1.480 km per jam. Di Indonesia, kecepatan maksimal pesawat umumnya sekitar 70 persen di bawah 400 knot atau 340 km per jam karena jarak antarkota pendek.

PT RAI berencana memproduksi 400 pesawat dalam 15 tahun dan 50 persennya ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Pengembangan desain rinci butuh 1.500 tenaga kerja. “Jika ini jalan, pada 2018 bisa masuk tahap pembuatan prototipe,” kata Agung. (YUN)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 September 2017, di halaman 13 dengan judul “Habibie Galang Dukungan Masyarakat”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB