Dukung Kelanjutan Industri Pesawat

- Editor

Jumat, 22 Juli 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pesawat terbang jadi sarana transportasi yang mutlak diperlukan Indonesia sebagai negara kepulauan. Untuk mewujudkan kemandirian industri pesawat nasional, pemerintah harus konsisten memberikan dukungan dana dan regulasi.

Dalam dialog dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, Selasa, (19/7) malam, presiden ketiga RI BJ Habibie mengatakan, ”Di dunia, tak ada industri pesawat terbang yang tidak didukung negaranya. Airbus dan Boeing mendapat dukungan penuh dari Eropa dan Amerika Serikat.”

Kunjungan Menristek dan Dikti beserta panitia Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-21 di kediaman BJ Habibie, di Patra Kuningan, Jakarta, itu untuk mendengar pandangan Habibie tentang kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendapat masukan terkait Hakteknas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Habibie, industri pesawat di Indonesia perlu dipertahankan sampai tahap kemandirian. Sebagai perintis industri pesawat nasional yang disebut IPTN, ia menilai itu tak mudah dan butuh waktu lama. Sejak 1986, dengan tenaga ahli dan teknisi 20 orang hingga 10 tahun kemudian menjadi 48.000 orang. Mereka dipekerjakan untuk memproduksi N-250 dan N-2130 yang diproyeksikan masuk ke pasaran pada Januari 2000 dan 2003. Setelah krisis ekonomi, terjadi pengurangan besar-besaran sehingga mereka lalu bekerja di industri pesawat terbang di AS, Kanada, Perancis, dan Jerman.

Setelah krisis, industri ini harus dibangun lagi dengan strategi baru. Selain PT Dirgantara Indonesia yang mulai bangkit, Habibie melalui industri pwsawat swasta merintis pesawat R-80. Untuk sampai tahap sertifikasi, tahap yang harus dilalui di antaranya desain awal, desain skala penuh, pembuatan prototipe, dan perlu dana 1 juta dollar AS.

Kajian menyeluruh
Nasir sependapat, industri pesawat yang sempat lesu harus dibangkitkan. Itu perlu kajian semua aspek agar diketahui level ketersediaan teknologi dan sumber daya manusia (SDM). ”Kita harus dorong industri nasional menyediakan lapangan kerja dan memberi nilai tambah,” ujarnya.

N219model”Intinya, bagaimana pengembangan SDM. Dengan mengandalkan kemampuan SDM, bangsa ini bisa maju. Tak ada nilai tambah sumber daya alam yang tinggi tanpa SDM handal. Jika kemampuan SDM meningkat, Indonesia bisa maju,” ucapnya.

Menurut Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti Jumain Appe, kemajuan industri pesawat nasional bisa tercapai jika penerapan program konsisten. Perlu kebijakan tentang itu yang berkelanjutan.

”Selajn N-219, harus ada Keputusan Presiden untuk mendukung pengembangan R-80. Jadi, peraturan Presiden tentang pengembangan pesawat R-80 akan diterbitkan. Untuk N-219, ada jaminan keberlanjutan pengembangan ke tahap produksi, lalu didorong mendapat sertifikasi in ternasional. Jaminan pemerintah juga pada pendanaan sampai tahap produksi,” ucapnya.

Habibie mengatakan, jika tak ada jaringan internasional, itu sulit diwujudkan. Agar bisa terbang, harus mendapat sertifikasi Eropa dan AS yang diakui dunia. Jadi, meski punya sertifikasi nasional, harus punya hubungan ke jaringan itu. ”Kalau kebijakan berubah-ubah. Lain menteri lain kebijakan, industri pesawat di Indonesia sulit maju,”ujarnya.

Kebijakan nasional R-80 dibahas para menteri terkait. Riset, penyiapan SDM, dan laboratorium pengujian pesawat, perlu dana Rp 800 miliar. (YUN)

Sumber: Kompas, 22 Juli 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB