Gaya Hidup Tak Pernah Padam

- Editor

Rabu, 26 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hingga berusia 100 tahun, Panasonic lekat sebagai industri peralatan rumah dan elektronik konsumen. Puluhan jenis produk pun dihasilkan. Sebut saja pendingin ruangan, mesin cuci, kulkas, dan televisi. Seiring inovasi teknologi yang berkembang pesat, raksasa elektronik ini pun terus menyesuaikan dengan perubahan guna tetap eksis.

Sebuah kotak dengan panjang sekitar 30 sentimeter dan lebar 20 sentimeter dipasang pada salah satu dinding ruang tamu di rumah percontohan yang dikelola Panasonic di pinggiran kota Tokyo, Jepang.

Dalam kotak tersebut ada beberapa tombol yang terkoneksi dengan semua lampu dalam ruangan, tirai jendela, pintu rumah, keran air, pendingin ruangan, dan hal lainnya di rumah itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Guna mengatur lampu di rumah itu, cukup memencet tombol lampu dari kotak tersebut. Begitu pula untuk mengunci pintu atau mengatur suhu dalam ruangan. Kotak tersebut bisa dipasang lebih dari satu di dalam rumah.

Kotak produksi Panasonic yang diberi nama Home X ini adalah platform yang mampu membantu semua kebutuhan pemiliknya dengan sekali sentuhan. Home X menerapkan konsep kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk memberikan kemudahan dan lebih banyak informasi kepada penghuni.

KOMPAS/JANNES EUDES WAWA–Seorang petugas Panasonic sedang menunjukkan pengoperasian Home X melalui teknologi internet of things (IoT). Semua peralatan rumah tangga diintegrasikan dalam sebuah panel untuk mempermudah penghuni dalam melakukan kegiatan di dalam rumah.

”Bekerja sama dengan Shiftall Inc, Home X mampu menginformasikan berbagai hal, seperti kondisi cuaca, rekomendasi menu makan, hingga mengirimkan pesan kepada semua penghuni.

Semua teknologi bisa didapatkan melalui panel yang disebarkan di berbagai sudut rumah,” kata Direktur Inovasi Bisnis Panasonic Corporation Wataru Baba, awal November lalu.

Produk-produk rumah tangga itu dihadirkan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan konsumen. Produk-produk tersebut menjadi canggih karena dilengkapi dengan teknologi internet of things (IoT).

IoT mampu mentransfer data atau perintah tanpa interaksi langsung dari manusia. Teknologi ini ditanamkan ke produk-produk yang berhubungan dengan gaya hidup manusia saat ini.

Misalnya alat masak tidak hanya mengolah makanan, tetapi juga mendukung program diet. Melalui IoT yang ditanamkan, alat rumah tangga dapat menentukan makanan sehat sesuai dengan konsumsi pengguna.

”Penggunaan pendingin ruangan juga akan terhubung dengan IoT sehingga membuat kualitas tidur pengguna menjadi lebih baik dan sesuai kebutuhan. Beberapa alat juga kami rancang untuk dioperasikan hanya melalui perintah suara,” kata Wakil Presiden Direktur Panasonic Homes Ryuji Matsushita.

Solusi Home X dari Panasonic tersebut sudah diaplikasikan di perumahan Casart Urban dari pengembang Panasonic Home yang diluncurkan di Jepang pada 2 November lalu.

”Saat ini Home X masih diterapkan di Jepang. Namun, kami juga membuka kerja sama dengan pengembang lokal untuk mendistribusikan Home X di sejumlah negara, termasuk Indonesia,” kata Matsushita.

Tantangan milenial
Tantangan terbesar yang dihadapi adalah menghadapi generasi milenial yang diklaim tidak terlalu menyukai investasi properti. Kondisi itu bisa berimplikasi pada produk-produk ikutan, terutama rumah tangga.

Namun, Kepala Komunikasi Perusahaan Panasonic Gobel Indonesia (PGI) Viya Arsawireja meyakini, generasi milenial sulit menghindari properti. Saat generasi milenial membentuk keluarga baru, saat itu pula mereka mulai memerlukan sejumlah perangkat untuk mengisi kebutuhan rumahnya, seperti televisi, kulkas, dan pendingin ruangan. Barang-barang ini tetap dibutuhkan tanpa memandang status rumah yang dihuni, apakah dikontrak atau milik pribadi.

Namun, produk yang disiapkan perlu disesuaikan dengan gaya hidup dan selera milenial. Ini antara lain dilakukan Panasonic dengan menawarkan mesin cuci pintar yang penggunaannya bisa diatur dengan telepon pintar, kulkas yang mampu mempertahankan kesegaran bahan mentah dan olahan lebih lama, serta robot pembersih lantai.

Di pasar Indonesia, produk- produk Panasonic itu banyak diminati. Pendingin ruangan yang terlaris dengan berkontribusi sekitar 40 persen disusul produk lain, seperti kulkas, televisi, dan mesin cuci. Pertumbuhan penjualan produk Panasonic selalu dua digit dalam setiap tahun, bahkan pada 2018 ditargetkan 12-15 persen.

Dengan pertumbuhan seperti itu, diyakini penjualan produk Panasonic di Indonesia pada 2018 bisa menembus Rp 10 triliun. Di Indonesia, Panasonic memasarkan 35 jenis produk.

Total penjualan Panasonic melalui PGI Rp 14 triliun-Rp 15 triliun atau menyumbang 2-3 persen dari total pendapatan Panasonic Global.

Namun, kini tantangan dalam pemasaran juga cukup berat hingga memaksa Panasonic untuk lebih meningkatkan dan melebarkan penetrasi pasar. ”Dulu kami hanya fokus di kota-kota besar. Sekarang penetrasi pasar ditingkatkan dan diperluas. Panasonic masuk hingga ke kota-kota di luar Jawa,” ujar Viya.

Seiring memasuki usia 100 tahun, Panasonic pun melakukan perubahan dengan lebih berfokus pada aspek manusia dibandingkan dengan produk.

Seperti kata Presiden Direktur Panasonic Global Kazuhiro Tsuga, Panasonic telah 100 tahun berkecimpung di dunia elektronik. Jika sebelumnya lebih berorientasi pada pengembangan produk, kini saatnya memperbarui diri dengan berfokus pada konsumen.

”Kami kembali mengingat filosofi dasar manajemen kami yang menyatakan bahwa konsumen adalah yang pertama. Untuk itu kami melakukan berbagai kerja sama untuk menghadirkan serangkaian inovasi dan pembaruan agar dapat memberikan nilai tambah dan mendukung perkembangan gaya hidup yang saat ini sedang berkembang pesat di seluruh dunia,” ujar Tsuga.–JANNES EUDES WAWA

Sumber: Kompas, 26 Desember 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB