Danau Limboto; Pemerintah Daerah Berharap Pusat

- Editor

Senin, 19 Januari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Provinsi Gorontalo berharap pemerintah pusat maksimal dalam mendukung pemulihan Danau Limboto dari kerusakan dan kondisi kritis. Sejak beberapa tahun lalu terjadi sedimentasi parah dan eceng gondok menjamur menutupi danau. Banjir besar mengancam Gorontalo.


”Jika berharap dana dari Pemerintah Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, dan Pemerintah Provinsi Gorontalo, pasti tak cukup,” kata Wali Kota Gorontalo Marten Taha di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (18/1), di sela-sela Rapat Kerja Nasional Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo. Danau Limboto masuk 10 danau prioritas penanganan.

Berdasarkan data Pemerintah Kota Gorontalo, luas Danau Limboto pada 2007 adalah 2.537 hektar. Kedalamannya 2-2,5 meter. Padahal, rata-rata kedalaman pada 1932 adalah 30 meter dengan luas 7.000 hektar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Danau Limboto menjadi salah satu aset sumber daya alam provinsi. Danau itu menjadi sumber pendapatan nelayan, sumber pengairan, pencegah banjir, dan obyek wisata air.

Marten mengatakan, rehabilitasi Danau Limboto membutuhkan dana sekitar Rp 200 miliar. Itu untuk mengeruk endapan dan menghilangkan eceng gondok yang menutupi sebagian permukaan danau. Sebagian pinggiran danau dibangun rumah permanen.

Pemerintah pusat telah membuat kanal air Tamalate Bone dengan anggaran Rp 176 miliar. Selain membangun kanal, pemerintah juga membangun sabuk pengaman sedimentasi di pinggiran danau. ”Pembangunan kanal sangat bermanfaat mengantisipasi air meluap ke danau saat musim hujan,” kata Marten.

danau-limboto1Salah satu tokoh masyarakat Gorontalo di Manado, Reiner Oentoe, mengatakan, Danau Limboto menjadi mata rantai budaya Gorontalo. Danau itu memiliki kisah kebudayaan dari masyarakat adat terkait perilaku hidup bersih. ”Dulu, jika buang kotoran di Danau Limboto dipercaya akan kualat,” katanya.

Kini, Danau Limboto berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Penyusutan luas dan pendangkalan sangat masif.

Sejak 1961, rata-rata kedalaman danau berkurang menjadi 10 meter dan luasan menjadi 4.250 hektar. Pada 1990-2008, kedalaman Danau Limboto rata-rata tinggal 2,5 meter dengan luas 3.000 hektar.

Pada kurun waktu 52 tahun, luas danau berkurang sekitar 4.304 hektar atau sekitar 62,60 persen dari total luas danau. Berdasarkan data tersebut, rata-rata luas danau berkurang sekitar 65,89 hektar per tahun. Tanpa upaya apa pun, pada 2025 danau tersebut diperkirakan akan berubah menjadi daratan.

Reiner mengatakan, Pemerintah Provinsi Gorontalo seharusnya berinisiatif menyelamatkan Limboto. Penyelamatan Danau Limboto selama ini dinilai hanya di atas kertas tanpa tindakan.

Di tengah berbagai kerusakan, masyarakat Gorontalo masih sangat bergantung pada keberadaan danau itu, antara lain dalam hal ketersediaan air bersih, perikanan budidaya, sumber energi, dan peran vital fungsi hidrologi. (ZAL)

Sumber: Kompas, 18 Januari 2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB