Yohanis Brando Yoppo merupakan mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2022 yang berasal dari Jayapura, Papua. Dia diterima sebagai mahasiswa baru di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Yohanis masih tak percaya dirinya bisa berdiri di antara 9.833 mahasiswa baru UGM lainnya saat berlangsung acara penyambutan mahasiswa baru pada Senin, 1 Agustus 2022. “Sangat-sangat bersyukur sekali bisa diterima di UGM. Sejak duduk di SD saya sudah mendengar UGM ini dan ingin kuliah di sana,” katanya dilansir dari laman resmi UGM pada Rabu, 3 Agustus 2022.
Ia bercerita bisa diterima kuliah di UGM melalui jalur afirmasi. Meski sudah banyak yang mengetahui program ini, hanya sembilan pelajar Jayapura yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti seleksi. Setelah dilakukan proses seleksi dan wawancara, hanya empat pelajar dari Jayapura yang dinyatakan lolos. Yohanis membuktikan bahwa dirinya mampu meski berasal dari daerah terjauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mudah-mudahan ini sedikit membahagiakan ibu yang sampai sekarang terus membiayai saya dan adik-adik sekolah,” katanya.
Sejak 2018, mamanya, Kostansa Yari Setouw menjadi orang tua tunggal karena ayahnya, Yoppo meninggal dunia karena kecelakaan. Berprofesi sebagai perawat di RS Abepura, mamanya dengan setia mendampinginya dan adik-adiknya menempuh pendidikan. Sementara tiga kakak kandung lainnya berada di luar Jayapura, dua sudah bekerja dan satu masih kuliah di IPB.
Melihat kondisi keluarga yang serba terbatas, memacu Yohanis untuk semakin giat belajar. Meski tidak selalu menjadi yang terbaik, ia berhasil melampaui setiap jenjang pendidikan dengan lancar dan nilai yang lumayan baik. Ia menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Inpres Yotefa Jayapura, SMP Negeri 2 Jayapura dan SMA Negeri 4 Jayapura.
“Saat ini ingin bersungguh-sungguh kuliah dan cepat lulus karena ingin segera cepat kembali ke Papua. Aku mau membuka usaha di sana,” ucap laki-laki kelahiran Abepura, 2 Februari 2003.
Dia selalu terngiang kata-kata gurunya bahwa untuk bisa masuk dan kuliah di UGM nilainya harus bagus dan tugas-tugas harus tertib dikumpulkan. Perkataan guru tersebut, menurutnya, menjadi pemicu dan semangat dalam belajar.
“Meski tak selalu ranking, saya tertib mengumpulkan tugas-tugas dan selalu menjaga agar nilai selalu baik-baik saja,” ungkapnya.
Dengan kuliah dan fasilitas gratis, Yohanis bertekad bisa belajar dengan baik di UGM. Ia pun bertekad dan pantang pulang ke Jayapura sebelum selesai kuliah dan membawa gelar sarjana.
Reporter Tempo.co
Editor Devy Ernis
Sumber: TEMPO.CO, Rabu, 3 Agustus 2022