Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Marzan Azis Iskandar, Kamis (30/9), menyampaikan anugerah gelar Perekayasa Utama Kehormatan bagi pendiri perusahaan Medco Group, Arifin Panigoro. Perusahaan ini berbasis usaha di bidang energi.
”Penganugerahan diberikan dalam rangka ulang tahun ke -32 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),” kata Marzan Azis.
Arifin Panigoro merupakan penerima keempat anugerah gelar tersebut setelah Emil Salim di bidang teknologi lingkungan dan kebumian, Ciputra di bidang teknologi manufaktur dan infrastruktur, serta Rahmat Gobel di bidang teknologi manufaktur dan industri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Indonesia sekarang perlu segera masuk dalam gerakan besar mengembangkan sumber energi terbarukan,” kata Panigoro dalam orasi penganugerahan gelar tersebut.
Panigoro menyebutkan, potensi energi terbarukan tidak banyak mendapat perhatian. Diambil data pada 2003, sumber energi terbarukan dari air yang termanfaatkan untuk mikrohidro 4 persen, large hydro 6 persen, geotermal 4 persen, biomassa 0,36 persen, serta tenaga angin dan surya yang sangat sedikit hingga hampir belum termanfaatkan.
”Saya juga mempertanyakan Kebijakan Energi Nasional, mengapa pemanfaatan energi dari fosil yang tidak terbarukan itu justru makin bertambah,” kata Panigoro.
Pada 2025, ditargetkan konsumsi energi dari fosil atau tak terbarukan mencapai 85 persen. Namun, dibandingkan sebelumnya, seperti pada 2006, hanya mencapai 74,1 persen.
”Peningkatan energi terbarukan masih sulit meski potensinya melimpah,” kata Panigoro.
Kebijakan Energi Nasional tertuang di dalam Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2006. Ditargetkan, pada 2025, konsumsi energi dari minyak bumi kurang dari 20 persen, gas lebih dari 30 persen, batu bara lebih dari 33 persen, bahan bakar nabati 5 persen, panas bumi lebih dari 5 persen, energi baru dan terbarukan 5 persen, serta batu bara cair 2 persen. (NAW)
Foto: Pendiri Medco Group, Arifin Panigoro, membacakan orasi ilmiahnya yang berjudul Rekayasa Teknologi untuk Kemuliaan Bangsa Sebuah Panggilan untuk Anak Bangsa di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis (30/9). Arifin Panigoro menerima penghargaan doktor honoris causa Perekayasa Utama Kehormatan dari BPPT.
Sumber: Kompas, Jumat, 1 Oktober 2010 | 04:11 WIB