Anugerah Iptek; Hatta Rajasa Terima Gelar Perekayasa Utama Kehormatan

- Editor

Selasa, 27 Agustus 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memperoleh gelar Perekayasa Utama Kehormatan Bidang Kebijakan Teknologi Tahun 2013 dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Penganugerahan dilakukan hari Senin (26/8) di Jakarta.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan Azis Iskandar mengatakan, Hatta menjadi penerima anugerah Perekayasa Utama Kehormatan BPPT yang ke-7. Hatta dinilai berjasa menetapkan kebijakan pembangunan ekonomi nasional berbasis peningkatan kapasitas sumber daya manusia ditopang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

”Sebanyak 39 orang yang mewakili industri, akademisi, dan lembaga riset pemerintah menjadi anggota Majelis Perekayasa BPPT sepakat menetapkan Hatta Rajasa sebagai penerima anugerah Perekayasa Utama Kehormatan BPPT,” kata Marzan.

Hatta memasukkan percepatan kemampuan sumber daya manusia ke dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2015. Gagasan ini tepat untuk menghadapi proses integrasi pasar ASEAN pada tahun 2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Hatta, tujuan kebijakan ini agar para perekayasa Indonesia tidak hanya menjadi kuli pekerja, tetapi juga ikut berkarya.
Kebijakan pemerintah

Gagasan Hatta yang kemudian menjadi kebijakan pemerintah untuk tidak mengekspor lagi hasil sumber daya alam primer dianggap pihak asing sebagai proteksionisme yang kurang ramah kepada investor asing. Di sisi lain, Hatta meyakini, gagasan tersebut memberikan nilai tambah agar tidak hanya neraca perdagangan yang tinggi, tetapi juga neraca kerja.

Sumber daya alam primer seperti hasil-hasil tambang tanpa penambahan nilai produk tidak diekspor lagi setelah tahun 2014. Ekspor sumber daya alam primer membuat bangsa tidak berdaya saing serta mematikan kreativitas dan inovasi.

”Saya banyak diprotes mitra asing atas kebijakan tersebut. Kita ingin mengolah kekayaan alam agar bernilai tambah,” kata Hatta dalam orasi Penganugerahan Perekayasa Utama Kehormatan Bidang Kebijakan Teknologi Tahun 2013.

Marzan mengatakan, lembaga Forum Ekonomi Dunia pada tahun 2012 menempatkan Indonesia di peringkat ke-88 untuk Level Kesiapan Teknologis. Ini menunjukkan, pertumbuhan ekonomi 6,1 persen didominasi perdagangan bahan mentah dari tambang dan kehutanan.

Saat ini dibutuhkan lembaga yang memberikan arah kebijakan teknologi untuk industri unggulan strategis. Tujuannya untuk mencegah agar Indonesia tidak semata-mata menjadi pasar teknologi. (NAW)

Sumber: Kompas, 27 Agustus 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB