SEJAK dua ribu tahun lalu, jamur dikenal sebagai bahan obat-obatan, terutama di negeri Cina. Bahkan buku pertama tentang obat-obatan Cina telah ditulis oleh Shen Nung dengan menyertakan keterangan khasiat berbagai jenis jamur untuk obat-obatan. Li Shih-chen, yang hidup dalam Dinasti Ming menulis 20 spesies jamur Lingzhi yang berkhasiat obat. Bahkan oleh para tabib Cina jamur-jamur Ling zhi diperlakukan sebagai panacea untuk pengobatan berbagai ragam penyakit. Oleh para ahli jamur modern jamur-jamur Ling zhi tersebut diidentifikasi sebagai jamur Ganoderma, yang tumbuh pada kayu mati maupun hidup, berbentuk setengah lingkaran, dengan ukuran antara 10-35 cm.
Informasi tentang ketangguhan Ling zhi tersebut menantang para peneliti untuk mengungkap secara ilmiah, benarkah jamur Ganoderma mengandung obat antitumor. Alhamdulillah, hasilnya positif.
Polisakarida
Daya pengobatan jamur Ganoderma telah lama dihubungkan dengan rasanya yang pahit. Hasil penelitian menunjukkan rasa pahit. Hasil penelitian menunjukkan rasa pahit tersebut berasal dari kandungan triterpenes yang kaya. Tidak kurang dari 100 triterpenoid yang sebagian besar adalah asam-asam ganoderic dan lucidenic, terkandung di dalam satu jenis Ganoderma lucidum saja. Selain itu juga terkandung asam-asam ganoderma, ganoderic, lucidone ganoderal, dan ganoderols.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jenis-jenis triterpenes bervariasi, berbeda-beda antara strain-strain jamur. Kandungan triterpenes meningkat ketika tubuh buah jamur mulai berbentuk. Bila jamur ditumbuhkan pada media cair maka kandungan triterpenes pada tubuh buah jauh labih tinggi daripada yang dari micelia. Biasanya ekstraksi untuk mendapatkan triterpenes itu dilakukan dengan bahan pelarut methanol, ethanol, acetone, chloroform, ether, atau campuran antara bahan-bahan tersebut. Setelah dilakukan ekstraksi, barulah dilaksanakan pemurnian.
Banyak hasil penelitian tentang terpenoids ditulis oleh T. Nishitoba dan kawan-kawannya. Mereka berhasil mengisolasi lucidenic A, B dan C, ganoderic acids C dan J, bersama dengan ganoderic acid B dan
ganolucidic acid C, yang semuanya berasal dari Ganoderma lucidum.
Asam-asam ganoderic dapat dibagi dalam dua tipe, bergantung pada asalnya. Tipe I adalah asam-asam ganoderic A, B, dan H, yang berasal dari tubuh buah, sedangkan ganoderic R, S, dan T termasuk tipe II, yang diisolasi dari micelia.
T.Nishitoba dan kawan-kawan menemukan senyawa-senyawa yang paling pahit dari Ganoderma lucidum, yaitu asam lucidenic A, asam ganoderic A, asam ganoderic C, asam ganoderic J, lucidone A, dan lucidone C. Selain itu, asam-asam ganoderenic G dan A, serta asam guranogeneric juga sangat pahit rasanya. Mereka juga memastikan bahwa rasa pahit tersebut ditentukan oleh hubungan antara gugus-gugus metil dengan tiga atom oksigen.
Hasil bio essay menunjukkan bahwa polisakarida yang terkandung dalam tubuh buah Ganoderma adalah bahan kimia alamiah yang berperan penting dalam pengobatan tumor sarcoma-180. Peneliti-peneliti Jepang dan Korea, seperti H.Ito, Y. Matsumoto, dan B. K. Kim telah membuktikan bahwa polisakarida jamur Ganoderma memang sangat efektif untuk mengobati tumor sarcoma-180.
Hati-hati
Walaupun telah terbukti bahwa jamur Ganoderma mengandung daya pengobatan terhadap tumor, lebih baik Anda berhati-hati bila hendak menggunakannya untuk obat, karena spesies yang telah diteliti adalah Ganoderma lucidum, Ganoderma japonicum, Ganoderma capense, Ganoderma applanatum, Ganoderma boninense, dan Ganoderma tsugae. Sedangkan spesies yang lain masih menunggu giliran penelitian.
Lagi pula, jamur Ganoderma mirip tampangnya dengan jamur-jamur Amauroderma, Haddowia, Humphreya, dan Magoderna, sehingga keempat kelompok jamur ini dimasukkan ke dalam satu famili yaitu Ganodermataceae.
Pembedaan spesies hanya dapat dipastikan dengan mikroskop. Jamur Ganoderma memiliki bentuk spora yang khas, bulat telur dengan salah satu ujungnya datar atau truncate (kecuali Ganoderma colossus), dengan dinding sel dobel, bersekat-sekat (gambar).
Indonesia kaya akan Ganoderma, yang tumbuh liar di hutan-hutan. Apabila kekayaan in hendak dimanfaatkan, maka harus ada dua langkah yang berjalan simultan. Langkah pertama berupa inventarisasi dan pencarian Ganoderma di tempat persembunyiannya di hutan-hutan. Dan langkah kedua adalah penelitian biokimia.
Ada 21 jenis Ganoderma asal Indonesia yang telah diidentifikasi secara ilmiah, yaitu Ganoderma amboinense, G. applanatum, G. asperulatum, G. australe, G. bruggemanii, G. chalceum, G. dejongii, G. donkii, G. hoehlenianum, G. leytense, G. mastosporum, G. petchii, G. philippii, G. subfornicatum, G. subresinosum, G. torpicum, G. trulla, G trulliforme, G. vanheurnii, G.weberianum, dan G. williamsianum. Di dalam Kebun Rayapun tumbuh berbagai jenis Ganoderma yang menanti uluran tangan serta kerja sama para peneliti di bidang biokimia dan kedokteran.
(Suhirman, Direktur Kebun Raya Bogor)
Sumber: Kompas, 19 Oktober 1995