Arkeologi; Minim Dana, Penelitian Tetap Dilanjutkan

- Editor

Rabu, 11 Juni 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah keterbatasan dana, Pusat Arkeologi Nasional tetap akan melanjutkan penelitian situs Goa Harimau di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Agar penelitian berjalan, Pusat Arkeologi Nasional berencana menggandeng peneliti luar negeri dengan berpegang pada nota kesepakatan bersama yang jelas dan prinsip kerja sama yang sejajar.

Arkeolog prasejarah Pusat Arkeologi Nasional (Arkenas), Harry Truman Simanjuntak, mengatakan, ekskavasi 78 individu Homo sapiens di situs Goa Harimau merupakan penemuan luar biasa. Sebab, selama ini jejak-jejak Homo sapiens tidak pernah terdeteksi di Sumatera. Karena itu, sangat disayangkan jika penelitian dihentikan hanya karena keterbatasan dana.

”Kami kini gencar membuka kerja sama dengan peneliti atau penyandang dana luar negeri. Kalau hanya mengandalkan dana pemerintah yang terbatas, sulit diharapkan hasil penelitian yang menyeluruh,” kata Truman, Selasa (10/6), di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tahun depan, Arkenas melanjutkan ekskavasi Goa Harimau dengan memperdalam penggalian vertikal hingga tak ditemukan lagi sisa-sisa aktivitas manusia. Dengan demikian, akan terdeteksi berapa usia tertua manusia prasejarah yang pernah tinggal di sana.

”Bulan lalu, ekskavasi vertikal baru mencapai kedalaman sekitar 5 meter dan masih banyak ditemukan serpihan batu obsidian, alat pipisan, dan alat tumbuk. Kami akan gali lagi sampai tanah steril,” ujarnya.

Tahun 2013, anggaran penelitian situs Goa Harimau hanya Rp 200 juta. Padahal, idealnya dibutuhkan dana sekitar Rp 1 miliar untuk penelitian satu situs saja.

Tegas dalam kesepakatan
Agar tak mengulang kasus Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur, yang hasil penelitiannya diumumkan peneliti Australia secara sepihak, Truman menerapkan ketegasan sejak awal penandatanganan kerja sama dengan pihak asing. Sebagai tuan rumah penelitian, dirinya harus tegas menghadapi mitra asing. Jangan sampai mereka mencari peluang untuk kepentingan sendiri tanpa berlandaskan etika.

Dua tahun lalu dalam ekskavasi situs kubur Painhaka di Flores, Truman mengusir peneliti asal Perancis karena yang bersangkutan mendiskriminasikan peneliti lokal. Hal serupa juga pernah dilakukan Truman saat melaksanakan penelitian tradisi asli Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, beberapa tahun lalu.

”Karena mereka membiayai penelitian, di lapangan mereka bersikap sewenang-wenang dan merasa lebih tinggi. Tanpa basa-basi, mereka langsung kami suruh pulang. Bagaimanapun pola kerja sama harus tetap sejajar, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah karena semua pihak memiliki andil yang sama penting,” katanya.

Ketua Tim Penelitian Arkeologi Maritim Arkenas Priyatno Hadi mengatakan, bulan ini, pencarian buritan kapal selam Jerman Nazi jenis U-Boot (unterseeboot) di perairan Taman Nasional Karimunjawa di Laut Jawa tertunda karena keterbatasan dana. Akibatnya, misteri operasi rahasia Jerman di Indonesia pada Perang Dunia II belum sepenuhnya terungkap. (ABK)

Sumber: Kompas, 11 Juni 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 15 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB