Anjing Mirip Serigala Ditemukan di Dataran Tinggi Papua

- Editor

Kamis, 11 Oktober 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para peneliti menemukan spesies anjing baru yang hidup di kawasan Grasberg, di Tembagapura, Mimika, Papua. Anjing yang serupa serigala itu tidak dapat menggonggong, hanya mengeluarkan suara teriakan panjang atau melolong.

“Memiliki ciri-ciri mirip dingo di Benua Australia. Karena belum memiliki nama ilmiah, kami kemudian menyebutnya ‘Singing Dog’,” kata peneliti dari Universitas Cenderawasih Papua, Hendra Kurniawan Maury, kepada detikcom, Rabu (10/10/2018).

Menurut Hendra, pada 1989 seorang fotografer berkebangsaan Amerika sempat mengabadikan hewan ini. Saat itu ia mendaki Puncak Mandala, Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Anjing Singing Dog Papua (Foto: dok. Istimewa)

“Dokumentasi ini sempat ditayangkan oleh stasiun televisi National Geographic dan menimbulkan banyak spekulasi dan proyeksi dari zoologi di berbagai belahan bumi tentang keberadaan dingo di Tanah Papua. Anjing ini mirip serigala. Hidup di ketinggian 7.500 meter di atas permukaan laut,” ujar Hendry.

Penelitian terhadap Singing Dog pertama kali dilakukan pada 2016. Peneliti datang dari dari Universitas Negeri Papua dan New Guenia Highland Wild Dog Foundation, James Mcintyre. Metode penelitian yang digunakan berupa observasi yang dilakukan secara langsung maupun menggunakan camera trap untuk mendeteksi keberadaan anjing-anjing daratan tinggi.

Dari penelitian itu, diketahui Singing Dog hidup di dataran tinggi, minimal 7.000 meter di atas permukaan laut. Hewan ini biasa hidup berkelompok yang terdiri atas empat ekor anjing.

Pimpinan kelompok adalah anjing jantan, dengan tiga ekor betina. Oleh masyarakat asli suku Amume dan Kamoro, anjing ini dianggap sebagai nenek moyang mereka.

Diakui Hendra, pada 2016 hingga 2018 tim dari Universitas Cenderawasih telah melakukan penelusuran tentang Singing Dog untuk mencari tahu apakah lebih primitif dibanding dingo atau lebih modern.

“Jika dilihat dari beberapa ciri fisiknya, Singing Dog lebih primitif dibandingkan dingo. Ciri fisiknya, kepalanya lebar, kemudian dari susunan kanisnya yang lebih besar, menunjukkan Singing Dog lebih primitif dibandingkan dingo,” jelas Hendra.

Para peneliti masih melakukan survei untuk membandingkan ciri-ciri populasi highland wild dog (HWD) di daerah Pegunungan Tengah Papua dengan New Guinea Singing Dog (NGSD) yang ada di penangkaran. Selain itu, HWD yang diamati di daerah yang terisolasi ini terlihat memiliki ukuran tubuh yang agak lebih besar daripada NGSD.

HWD memiliki tubuh yang lebih besar, lebih tinggi, dan lebih panjang ukuran tubuhnya ketimbang NGSD dan HWD secara morfologi lebih mirip dengan anjing dingo di Australia.

Penemuan spesies baru anjing dataran tinggi ini dipublikasikan pada saat pelaksanaan Internasional Conference On Biodiversity, Ecotourism and Cretive Economy atau ICBE 2018 di kantor Gubernur Papua Barat. (asp/asp)–Jersy Allen –

Sumber: detikNews, Kamis 11 Oktober 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB