Kuliah Daring Semakin Diminati

- Editor

Senin, 1 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seiring kemajuan teknologi komunikasi informasi, akses pendidikan pun kian terbentang luas. Sejumlah perguruan tinggi menyediakan akses pendidikan secara fleksibel, tanpa terbatas ruang dan waktu.

Adithya Widi Maulana (22) merasa gembira ketika mendapat informasi dari rekan kerjanya soal kuliah online (dalam jaringan/ daring) di perguruan tinggi terkemuka. Dia bisa melanjutkan pendidikannya yang terhenti di diploma tiga ke S-1 tanpa harus meninggalkan pekerjaannya sebagai programmer di sebuah perusahaan migas di Batam.

Ketika harus menghadiri masa orientasi mahasiswa baru Binus Online Learning (BOL) di Kampus Binus University, Jakarta, yang dimulai Jumat (29/1) hingga Minggu, Adithya tak keberatan mengambil cuti satu hari. Nantinya setelah sembilan minggu kuliah online, Adithya tetap harus menghadiri perkuliahan tatap muka dan ujian yang diadakan pada Sabtu dan Minggu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tentu menarik jika ada tawaran kuliah di PT yang kualitas dan akreditasinya bagus tanpa harus meninggalkan pekerjaan,” katanya.

Dilirik lulusan SMA
Kuliah daring yang terbuka bagi siapa saja ini menawarkan fleksibilitas kuliah yang sulit didapat jika ia jadi mahasiswa reguler. Agus Putranto, Deputy Director Binus Online Learning, mengatakan, kuliah online terus menjadi tren. Tadinya banyak diminati mereka yang sudah bekerja, tetapi saat ini juga mulai dilirik lulusan SMA.

“Program perkuliahan online (daring) dari PT berkualitas membantu mereka yang berdiam di daerah untuk kuliah. Apalagi, jika pilihan PT berkualitas di daerah terbatas. Mereka tak perlu meninggalkan tempat tinggal untuk kuliah, misalnya ke Pulau Jawa. Ini bisa mempercepat pemerataan kualitas pendidikan tinggi,” kata Agus. Saat ini ada sekitar 3.000 mahasiswa aktif BOL.

Direktur BOL EA Kuncoro mengatakan, angka partisipasi kasar (APK) PT masih rendah. Pada Oktober lalu terdata APK hampir 25 persen.

Pemerintah saat ini sudah mengatur soal penyelenggaraan pendidikan jarak jauh guna menjamin mutu. Penyelenggara mesti mengembangkan unit sumber belajar jarak jauh (USBJJ) yang berfungsi sebagai tempat kegiatan tutoring dan tempat ujian sehingga tak perlu datang ke kampus pusat.

Saat ini, Binus University memiliki tiga dari 10 Binus University Learning Center sebagai perwujudan USBJJ. Yang sudah berjalan di Semarang, Malang, dan Palembang. Kota lain yang direncanakan adalah Makassar.

PT yang menerapkan kuliah daring yang dikenal luas oleh masyarakat adalah Universitas Terbuka. Rektor UT Tian Belawati mengatakan, mahasiswa UT beragam dari lulusan SMA sederajat, karyawan, hingga pejabat daerah/negara. Pelaksanaan kuliah daring tetap menuntut beberapa kali tutorial tatap muka setiap semester.

Sebagian besar mahasiswa UT adalah guru karena bisa diakses hingga di pelosok daerah. Bahkan di luar negeri, seperti Malaysia dan Hongkong, juga banyak mahasiswa UT, terutama dari TKI. UT juga sudah mengembangkan program magister yang dilaksanakan fully online.

Menristek dan Dikti M Nasir mengatakan, APK PT yang masih rendah ketimbang negara tetangga yang maju perlu ditingkatkan. Selain lewat kuliah reguler, juga kuliah daring melalui pendidikan jarak jauh.

Hingga Agustus 2015, di luar UT ada enam perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan jarak jauh. Keenam perguruan tinggi itu adalah Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Binus, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Amikom Yogyakarta. (ELN)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 Januari 2016, di halaman 12 dengan judul “Kuliah Daring Semakin Diminati”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB