Terapi Tuberkulosis Bisa Lebih Singkat

- Editor

Rabu, 9 Desember 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Masa terapi tuberkulosis kebal obat kini lebih singkat. Lama terapi yang semula dua tahun sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bisa dipersingkat menjadi sembilan bulan.

Temuan itu hasil awal riset kohor di bawah koordinasi The International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union) pada 507 pasien dewasa di sembilan negara di Afrika. Hal itu dipresentasikan pada Konferensi Internasional Union tentang Kesehatan Paru Ke-46 di Cape Town, Afrika, pekan lalu.

Sembilan negara itu ialah Benin, Burkina Faso, Burundi, Kamerun, Pantai Gading, Nigeria, Afrika Tengah, Kongo, dan Rwanda. Itu riset kohor pertama tuberkulosis kebal obat (multidrug resistance tuberculosis/MDR- TB) di beberapa negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hasil awal riset itu menunjukkan, dari 507 pasien, 80,9 persen sukses menjalani terapi, 7,7 persen meninggal, 6,5 persen tak melanjutkan terapi, dan 4,9 persen gagal berobat. “Ini bukti pengobatan MDR-TB sembilan bulan bisa dilakukan,” kata Arnaud Trebucq, peneliti utama riset, seperti dilansir di Theunion.org.

Selama ini, WHO merekomendasikan terapi MDR-TB dua tahun berupa terapi oral tiap hari dan injeksi. Diperkirakan pada 2013 ada 480.000 kasus MDR-TB baru. Sebanyak 48 persen sukses berobat dua tahun dan 210.000 pasien MDR-TB meninggal.

images (1)Riset kohor efikasi terapi sembilan bulan MDR-TB dimulai Januari 2013 sampai 2016. Menurut hasil riset di Banglades pada 2005-2011, sebanyak 50 persen dari 515 pasien MDR-TB menuntaskan terapi kurang dari sembilan bulan. “Di antara penyakit infeksi, MDR-TB terlama dan rumit penanganannya,” kata ID Rusen, koordinator riset dan Senior Vice President Research and Development The Union.

Hasil riset kohor itu akan diuji klinis lagi pada proyek riset STREAM. Proyek itu disponsori The Union,didukung Dewan Riset Medis Inggris dan Badan untuk Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

Dokter ahli paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta, Erlina Burhan, Selasa (8/12), menyambut baik riset terapi MDR-TB yang lebih singkat. Selama ini, pasien minum obat selama dua tahun dengan banyak efek samping.

Meski demikian, terapi MDR-TB sembilan bulan perlu bukti lebih luas agar bisa diadopsi WHO sebagai tata laksana global. Kini RSUP Persahabatan dalam proses menjadi lokasi riset terapi MDR-TB selama sembilan bulan oleh The Union. (ADH)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Desember 2015, di halaman 14 dengan judul “Terapi Bisa Lebih Singkat”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB