Obat Kanker Payudara Bisa untuk Mengobati Kanker Paru

- Editor

Sabtu, 29 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para ilmuwan di the Francis Crick Institute and the Institute of Cancer Research atau ICR menemukan, ternyata kelompok obat kanker payudara tertentu bisa membantu mengobati kanker paru yang sudah kebal terhadap terapi target. Hasil riset yang dilakukan pada tikus coba itu sudah dipublikasikan di Cell Reports.

Hasil riset memperlihatkan, kanker paru akibat mutasi gen EGFR menyusut signifikan ketika protein yang disebut p110? diblok oleh kelompok obat tertentu. Obat dimaksud adalah obat yang selama ini dinilai menjanjikan pada uji klinis terapi kanker payudara.

“Saat ini, pasien kanker paru dengan mutasi EGFR menjalani terapi target yang sangat efektif pada beberapa tahun pertama terapi. Namun, setelah beberapa tahun kankernya menjadi resisten dan mulai tumbuh kembali dan menyebar. Terapi lini kedua ketika ini terjadi adalah dengan kemoterapi konvensional,” kata Profesor Julian Downward, koordinator penelitian tersebut seperti dirilis sciencedaily.com, Rabu (26/12/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Julian menambahkan, sangat menarik untuk menginvestigasi apakah p110? bisa berperan sebagai obat kanker paru lini kedua. Penelitian yang dilakukan di ICR barulah permulaan. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan hewan uji dan sel kanker manusia sebelum mempertimbangkan melaju pada tahap uji klinis.

Untuk riset lanjutan, para pakar fokus pada interaksi sebuah protein yang disebut protein RAS dan p110?. Ketika interaksi ini terhalangi pada gen tikus yang dimodifikasi dengan mutasi EGFR kankernya menyusut signifikan.

Sebelum dilakukan intervensi kanker paru berkembang memenuhi dua per tiga bagian paru. Pada saat interaksi protein RAS dan p110? dihalangi secara genetik penyusutan kanker bisa mencapai hingga hanya 10 persen dari rongga paru. Temuan ini juga minim efek samping.–ADHITYA RAMADHAN

Sumber: Kompas, 29 Desember 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB