Para ilmuwan di the Francis Crick Institute and the Institute of Cancer Research atau ICR menemukan, ternyata kelompok obat kanker payudara tertentu bisa membantu mengobati kanker paru yang sudah kebal terhadap terapi target. Hasil riset yang dilakukan pada tikus coba itu sudah dipublikasikan di Cell Reports.
Hasil riset memperlihatkan, kanker paru akibat mutasi gen EGFR menyusut signifikan ketika protein yang disebut p110? diblok oleh kelompok obat tertentu. Obat dimaksud adalah obat yang selama ini dinilai menjanjikan pada uji klinis terapi kanker payudara.
“Saat ini, pasien kanker paru dengan mutasi EGFR menjalani terapi target yang sangat efektif pada beberapa tahun pertama terapi. Namun, setelah beberapa tahun kankernya menjadi resisten dan mulai tumbuh kembali dan menyebar. Terapi lini kedua ketika ini terjadi adalah dengan kemoterapi konvensional,” kata Profesor Julian Downward, koordinator penelitian tersebut seperti dirilis sciencedaily.com, Rabu (26/12/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Julian menambahkan, sangat menarik untuk menginvestigasi apakah p110? bisa berperan sebagai obat kanker paru lini kedua. Penelitian yang dilakukan di ICR barulah permulaan. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan hewan uji dan sel kanker manusia sebelum mempertimbangkan melaju pada tahap uji klinis.
Untuk riset lanjutan, para pakar fokus pada interaksi sebuah protein yang disebut protein RAS dan p110?. Ketika interaksi ini terhalangi pada gen tikus yang dimodifikasi dengan mutasi EGFR kankernya menyusut signifikan.
Sebelum dilakukan intervensi kanker paru berkembang memenuhi dua per tiga bagian paru. Pada saat interaksi protein RAS dan p110? dihalangi secara genetik penyusutan kanker bisa mencapai hingga hanya 10 persen dari rongga paru. Temuan ini juga minim efek samping.–ADHITYA RAMADHAN
Sumber: Kompas, 29 Desember 2018