Baidu Incorporated, perusahaan pengembang teknologi informasi komunikasi asal Tiongkok, meluncurkan program pengembangan ekonomi dan ekosistem berbasis internet di Indonesia. Program yang akan dijalankan penuh oleh Baidu Indonesia pada triwulan IV 2015 itu didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Ekonomi Kreatif.
Direktur Baidu Indonesia Bao Jianlei, dalam acara peluncuran, Rabu (23/9), di Jakarta, menyampaikan, Baidu Indonesia telah berdiri sejak 3 tahun lalu. Sebagai perwakilan resmi dari Baidu Incorporation, perusahaan teknologi informasi komunikasi (TIK) itu telah melayani kebutuhan pengembangan produk berbasis internet hingga komunitas.
Sebanyak 30 perusahaan media, telekomunikasi, dan institusi pendidikan telah menjadi rekan kerja untuk pengembangan industri internet. Selain itu, Baidu Indonesia bekerja sama dengan 200 pengembang lokal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Selama 3 tahun itu, penjualan ponsel pintar di Indonesia terus bertumbuh. Pada 2015, menurut riset Growth From Knowledge (GFK), penjualan diperkirakan bisa mencapai 33 juta unit. Industri internet berkontribusi rata-rata 16,6 persen terhadap produk domestik bruto Indonesia selama kurun waktu 2010 hingga awal 2016,” kata Bao.
Dibandingkan dengan negara ASEAN lain, menurut Bao, Indonesia menyimpan potensi industri TIK lebih besar. Namun, para pelaku usaha, terutama pengembang aplikasi mengalami beberapa kendala, seperti keterbatasan teknologi, riset pasar, infrastruktur, akses, dan pendanaan.
Program pengembangan ekonomi dan ekosistem berbasis internet itu mempunyai 2 konsep, yaitu tumbuh di lokal (grow local) dan internasional (go global).
Marketing Manager Baidu Indonesia Iwan Setiawan menjelaskan, konsep program grow local berupa pengenalan tantangan yang dihadapi perusahaan pemula, seperti pendanaan, infrastruktur, teknologi, dan penelitian. “Kami menyediakan dana 1 juta dollar AS untuk investasi pemasaran dan teknologi melalui berbagai platform milik Baidu. Kami juga akan membangun infrastruktur kerja, seperti pusat inkubasi di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta,” katanya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mendukung program pengembangan ekonomi dan ekosistem berbasis internet yang digagas Baidu karena sejalan dengan kebijakan pemerintah di bidang pengembangan perusahaan pemula di bidang teknologi. Pendanaan menjadi salah satu kendala pelaku usaha. Diperlukan kredit usaha rakyat untuk perusahaan pemula bidang teknologi.
Menurut Kepa?la Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sekitar 7 persen terhadap produk domestik bruto dan menyumbang 5,8 persen devisa negara. Serapan tenaga kerja yaitu 12 juta orang. (MED)
———————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 September 2015, di halaman 18 dengan judul “Perusahaan Tiongkok Perluas Target Pasar”.