Waspadai Kenaikan Permukaan Laut

- Editor

Rabu, 3 Januari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fenomena supermoon atau bulan super, yaitu Bulan berada pada titik terdekat dengan Bumi, bisa memicu kenaikan permukaan laut hingga Kamis (4/1). Namun, risiko terjadi banjir rob di sejumlah pesisir Indonesia lebih kecil dibandingkan pada 9 Desember 2017.

“Secara teori, supermoon meningkatkan ketinggian permukaan laut karena gaya tarik Bulan pada Bumi membesar akibat kedekatan jarak. Kemungkinan akan terjadi pasang laut maksimum,” kata Kepala Bidang Informasi dan Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ramlan, di Jakarta, Selasa (2/1).

Penggabungan gravitasi Matahari dan Bulan saat bulan super meningkatkan pasang air laut setinggi 10-20 sentimeter (cm) dibandingkan pasang saat bulan purnama biasa. “Dampak pasang laut tidak besar,” kata peneliti klimatologi laut Badan Informasi Geospasial Ibnu Sofian (Kompas, 14/11/2016).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Data BMKG menyebut, fenomena astronomi bulan super yang terjadi Selasa ini menyebabkan Bulan berada pada jarak terdekat dari Bumi, 356.565 kilometer. Saat supermoon, Bulan tampak lebih besar 14 persen dan lebih terang 30 persen daripada ukuran saat purnama biasa.

Risiko banjir rob membesar di musim hujan saat pasang maksimum bersamaan hujan lebat karena menghalangi aliran air permukaan ke laut. “Hari-hari ini ada potensi hujan lebat di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Sumatera Barat. Hujannya tidak merata dan di beberapa lokasi saja,” ujarnya.

Peringatan dini
Sejumlah Stasiun Meteorologi Maritim BMKG mengeluarkan peringatan dini akan naiknya air pasang laut. Stasiun Meteorologi Maritim Semarang, misalnya, meminta warga pesisir utara Kota Semarang, Demak, Batang, Pekalongan, Pemalang, dan Tegal mewaspadai banjir rob atau genangan air laut di daratan. Peringatan untuk 1-4 Januari 2018.

Namun, belum ada laporan banjir rob di pesisir Indonesia. “Kita perlu waspada dua hari ke depan, terutama di daerah berpotensi hujan lebat,” ucapnya.

Peneliti cuaca ekstrem BMKG, Siswanto, menambahkan, pengaruh supermoon di sejumlah daerah tak seragam, sesuai karakter pasang surut. Misalnya, di Pontianak, Kalimantan Barat, memiliki karakter pasang maksimum harian berfrekuensi rendah, seperti terjadi di Palembang. Itu menyebabkan pasang maksimum hariannya bertahan 4-5 hari.

“Di daerah dengan tipikal frekuensi rendah, pasangnya lebih tinggi daripada pantai dengan frekuensi tinggi. Selisihnya sampai dua meter,” kata Siswanto.

Dampak pasang maksimum tak selalu berupa banjir rob. Itu tergantung riwayat banjir rob dan pasang naik di area tersebut. “Berapa ambang batas minimal pasang yang berdampak rob harus jadi acuannya,” ungkapnya.

Di Semarang, misalnya, tinggi pasang 120 cm bisa memicu banjir rob. Di Surabaya, banjir rob akan terjadi jika pasang 140 cm. “Untuk pantai seperti Makassar, kemungkinan supermoon kali ini tak berdampak, tetapi wilayah lain bisa terdampak,” katanya.

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak Danu Triatmoko, ketinggian pasang laut di Pontianak, Selasa sore, 139 cm dari rata-rata tinggi muka air laut biasanya. Itu lebih rendah dibandingkan saat supermoon, 9 Desember lalu, 268 cm. (AIK)

Sumber: Kompas, 3 Januari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB