Wahana Antariksa China Mendarat di Sisi Jauh Bulan

- Editor

Jumat, 4 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wahana antariksa China, Chang’e 4, Kamis (3/1/2019), mendarat di sisi jauh bulan. Hal ini merupakan yang pertama kali dilakukan sepanjang sejarah manusia. China mencapai prestasi tersebut di tengah upayanya yang gigih untuk mengembangkan program antariksanya.

Sisi jauh atau “sisi gelap” bulan relatif kurang dieksplorasi oleh manusia ketimbang sisi yang selalu menghadap ke bumi. Wahana antariksa milik Uni Soviet dan Amerika Serikat dulu pernah dikirim untuk memotret sisi jauh bulan, tetapi baru Chang’e 4 yang mendarat di sisi jauh bulan.

CHINA NATIONAL SPACE ADMINISTRATION/XINHUA NEWS AGENCY VIA AP–Dalam foto yang dirilis pada Kamis (3/1/2019) ini, tampak foto permukaan sisi jauh bulan yang diambil Chang’e 4.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Foto yang diambil Chang’e 4 pada pukul 11:40 dan diterbitkan secara daring oleh kantor berita China, Xinhua, menunjukkan sebuah kawah kecil serta permukaan tandus yang terkena sorotan lampu wahana tersebut. Badan Antariksa Nasional China menyatakan, Chang’e 4 mendarat di permukaan bulan pada 10:26. Peristiwa pendaratan ini disiarkan oleh stasiun televisi pemerintah China.

Pada tahun 2013, pendahulu Chang’e 4, yakni Chang’e 3, melakukan pendaratan di bulan. Pendaratan oleh Chang’e 3 ini merupakan pendaratan di bulan pertama setelah misi Luna 24 oleh Uni Soviet pada 1976. Selain kedua negara, AS merupakan negara yang berhasil melakukan misi pendaratan di bulan.

Chang’e 4 yang membawa kendaraan penjelajah, bertugas melakukan pengamatan astronomi serta menyelidiki struktur dan komposisi mineral sisi jauh bulan. “Sisi jauh bulan adalah tempat sepi yang langka dan bebas dari gangguan sinyal radio yang berasal dari Bumi,” ujar juru bicara misi Yu Guobin, seperti dikutip Xinhua.

“Penyelidikan ini dapat mengisi kesenjangan dalam pengamatan frekuensi rendah dalam astronomi radio, serta bakal memberikan informasi penting dalam upaya mempelajari asal usul bintang dan evolusi nebula,” tutur Yu.

JIANG HONGJING/XINHUA VIA AP, FILE–Wahana antariksa Chang’e 4 diluncurkan pada 8 Desember 2018 dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang, di Provinsi Sichuan, China.

Sisi jauh bulan adalah tempat sepi yang langka dan bebas dari gangguan sinyal radio yang berasal dari Bumi.

Salah satu tantangan operasi eksplorasi sisi jauh bulan adalah cara berkomunikasi dengan Bumi. Gelombang komunikasi terhadang oleh bulan. Untuk mengatasinya, China meluncurkan satelit relai pada Mei lalu sehingga Chang’e 4 dapat berkomunikasi secara baik dengan Bumi.

China merencanakan untuk mengirim Chang’e 5 ke bulan tahun depan dan mengirim kembali ke bumi dengan membawa sampel. Misi semacam ini terakhir kali dilakukan Uni Soviet pada 1976.

Roket Long March 3B membawa Chang’e 4 meluncur pada 8 Desember dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang. Chang’e adalah nama seorang dewi China, yang menurut legenda, hidup di bulan selama ribuan tahun. (AP)–A TOMY TRINUGROHO

Sumber: Kompas, 3 Januari 2019
————
China Mendarat di Sisi Jauh Bulan

FL–Citra sekitar Kawah Von Karman di bagian belakang Bulan atau sisi jauh Bulan yang diambil dari wahana Chang’e-4. Citra itu dipublikasikan oleh Badan Antariksa Nasional China (CNSA), Kamis (3/1/2019) usai wahana itu mendarat di permukaan sisi belakang Bulan.

Wahana antariksa China Chang’e-4 sukses mendarat di sisi balik Bulan, Kamis (3/1/2019) pukul 10.26 waktu China atau 09.26 WIB. Ini adalah wahana kedua China yang mendarat di Bulan, namun wahana pertama manusia yang berhasil mendarat di sisi belakang Bulan.

“Ini adalah tonggak penting penjelajahan antariksa China,” kata Kepala Perancang Progran Eksplorasi Bulan Badan Antariksa Nasional China (CNSA) Wu Weiren seperti dikutip Xinhua. Misi ini jadi bagian ambisi China untuk jadi pemain penjelajahan antariksa.

Chang’e-4 mendarat di daerah Kawah Von Kármán di lembah Aitken di dekat kutub selatan Bulan. Lembah ini terentang sejauh 2.500 kilometer (km) dengan kedalaman 12 km dan jadi lembah tertua dan terdalam di Bulan.

“Misi ini menunjukkan China telah mencapai tingkat maju dalam penjelajahan antariksa,” kata profesor Zhu Menghua dari Universitas Sains dan Teknologi Makau, China, seperti dikutip dari The New York Times.

Chang’e-4 diluncurkan dari Bandar Antariksa Xichang, barat daya China pada 8 Desember 2018. Wahana itu menuju orbit rendah Bulan pada Minggu (30/12/2018) dan akhirnya mendarat di Bulan Kamis kemarin.

STR/AFP–Wahana pendarat Bulan milik China Chang’e-4 diluncurkan dari Bandar Antariksa Xichang, Provibnsi Sichuan, barat daya China, Sabtu (8/12/2018) menggunakan roket peluncur Long March 3B. Kamis (3/1/2018) pagi, Chang’e-4 sudah mendarat di bagian belakang Bulan.

Keberhasilan itu dapat respon positif badan antariksa lain, termasuk Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA). “Ini adalah yang pertama bagi manusia (mendarat di sisi balik Bulan) dan pencapaian yang mengesankan,” kata administrator NASA Jim Bridenstine.

Ini adalah yang pertama bagi manusia (mendarat di sisi balik Bulan) dan pencapaian yang mengesankan.

Sebelum ini, seluruh misi pendarat Bulan milik AS, Uni Soviet, dan China (Chang’e-3) mendarat di bagian depan atau sisi Bulan yang menghadap Bumi. Bagian belakang Bulan, belum pernah di eksplorasi.

Waktu perputaran Bulan di porosnya yang sama dengan waktu mengelilingi Bumi membuat bagian Bulan yang menghadap Bumi selalu sama. Orang di Bumi hanya akan bisa melihat bagian depan Bulan saja dan tidak bisa melihat bagian belakang Bulan kecuali dengan pergi ke luar angkasa.

Karena tidak pernah menghadap Bumi, maka misi yang dikirim ke belakang Bulan, seperti Chang’e-4, akan sulit berkomunikasi dengan pusat kendali misi di Bumi. Sinyal yang dikirim akan terhalang oleh permukaan dan horizon Bulan.

Untuk mengatasi itu, China menempatkan satelit relai Queqiao di antara Bulan dan Bumi sejak Mei 2018. Dengan demikian, sinyal yang dikirimkan Chang’e-4 ke pusat kendali atau sebaliknya akan melalui satelit Queqiao dulu.

Eksperimen
Chang’e-4 dilengkapi delapan instrumen riset yang ditempatkan di wahana pendarat Chang’e-4 dan wahana penjejak yang belum diumumkan namanya. Peralatan itu antara lain berbagai jenis kamera, spektrometer, alat alat pengukur radiasi hingga radar dan alat penganalisis maju.

JIN LIWANG/XINHUA/AP–Simulasi saat wahana pendarat Chang’e-4 mendarat di permukaan Bulan dipertontonkan di Pusat Kendali Antariksa Beijing, China. Wahana Chang’e-4 jadi teknologi manusia pertama yang mendarat di bagian belakang Bulan, Kamis (3/1/2019).

Dengan alat itu, Chang’e-4 bisa mengarakterisasi daerah sekitarnya, seperti komposisi kimia permukaan Bulan dan melihat struktur lapisan tanah di bawahnya. Studi ini akan membantu astronom memahami mengapa struktur depan dan belakan Bulan berbeda.

Sebagai contoh, bagian Bulan yang menghadap Bumi punya banyak dataran vulkanik gelap yang disebut ‘maria’, sedang di bagian belakangnya tidak banyak terdapat ‘maria’. Padahal, seluruh muka Bulan rentan tertumbuk meteor atau komet akibat tak adanya atmosfer.

Selain itu, lokasi pendaratan Chang’e-4 bisa jadi sumber informasi tentang evolusi dan asal usul Bulan. Lembah Aitken itu diduga mengandung banyak bahan mineral hingga jika misi berikutnya adalah penambangan luar angkasa, China bisa jadi pemain kunci.

Misi ini juga akan melakukan eksperimen biologi dengan melacak apakah telur ulat sutera bisa menetas dan benih tomat dan tumbuhan bunga Arabidopsis akan berkecambah dalam lingkungan gravitasi rendah Bulan. (AFP/REUTERS)–M ZAID WAHYUDI

Sumber: Kompas, 4 Januari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB