Teknologi Maju Airbus A-320 Masih dipertanyakan

- Editor

Senin, 27 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TANGGAL 14 Februar lalu sebuah pesawaf Airbus A-320 yang terbang dari Bombay ke Bengalore jatuh dan terbakar ketika akan mendarat di Bengalore, India. Dari 146 penumpangnya, 90 orang tewas.

Buat orang awam, kecelakaan itu mungkin hanya jadi bagian kejadian tetek bengek sehari-hari. Tapi tidak bagi dunia penerbangan komersial. Banyak keragu-raguan timbul di kalangan ahli dunia penerbangan, karena pesawat A-320 digembar-gemborkan pabrik pembuatnya, Airbus Industrie, sebagai pesawat sipil termodern dengan teknologi maju.

Bagaimana pesawat dengan teknologi tercanggih saat ini bisa mendapat musibah. Di mana kesalahannya? Kesalahan navigasi? Kesalahan rancangan? Kesalahan manusia?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Memang kesalahan manusia (human error) menduduki persentase tertinggi dalam suatu kecelakaan penerbangan. Tapi karena pesawat A-320 ini pesawat baru sama sekali, timbul keragu-raguan akan teknologi maju yang diterapkan pada pesawat ini.

Tapi harap jangan keliru dengan pesawat Airbus milik Garuda. Milik Garuda adalah Airbus A-300B4 yang dioperasikan sejak tahun 1982. Sedangkan pesawat A-320 ini rancang-bangunnya baru sama sekali dan dioperasikan pertama kalinya oleh Air France pada tanggal 18 April 1989.

Sebenamya jenis A-320 sudah pernah mengalami kecelakaan, yaitu ketika ada demonstrasi udara lokal di Mulhouse, sebeIah timur Perancis, tanggal 26 Juni 1989. Pesawat itu mengadakan demonstrasi terbang lintas pelan-pelan dan rendah di atas landas pacu.

Kekaguman yang semula dilontarkan pengunjung, segera berubah menjadi keheranan dan kecemasan. Pesawat sampai di ujung landasan tapi tidak naik lagi, melainkan terus meluncur ke bawah menabrak pohon-pohon di sekitar ujung landasan. Dari 133 orang termasuk awaknya yang ada di pesawat, 3 orang meninggal.

Penyelidikan segera dilakukan. Hasilnya, pesawat dinyatakan baik, tidak ada cacat pada mesin maupun rancang-bangun konsep pesawat. Kesalahan ditimpakan kepada penerbangnya, yang dituduh terbang terlalu rendah –hanya 10 meter dari permukaan tanah– dengan kecepatan terlalu rendah pula, di luar batas-batas minimum, prosedur yang telah ditentukan.

Teknologl maju
Saat ini sudah Iebih 700 pesawat jenis A-320 dipesan baik secara pasti, option ataupun komitmen oleh perusahaan penerbangan di seluruh dunia. Ini megupakan bukti kepercayaan dan kepopuleran pesawat ini. Pabrik pembuatnya, Airbus Industrie, menyebut pesawat ini sebagai ”pesawat paling laris dan paling cepat terjual”.

Selain disebut pesawat paling laris dan paling cepat terjual, Airbus A-320 juga disebut-sebut sebagai pesawat sipil komersil dengan teknologi maju. Teknologi maju itu diwujudkan pada rancang-bangun sayap yang baru sehingga lebih efisien. Bobot pesawat yang lebih ringan yang berarti menghemat bahan bakar, dimungkinkan karena penggunaan bahan komposit. Kokpit pesawat menggunakan teknologi layar kaca (seperti layar televisi), sehingga jumlah instrumen di kokpit bisa dikurangi. Pesawat ini pun cukup diterbangkan oleh dua pilot tanpa perlu juru mesin udara.

Keunggulan terakhir ini sebenarnya telah dipelopori oleh Garuda yang pertama kali memesan rancangan khusus untuk pesawat berbadan lebar dengan hanya dua awak kokpit.

Kontrol komputer
Teknologi paling mutakhir dan tercanggih yang diterapkan pada A-320 adalah teknologi fly by wire (FBW). Terjemahan FBW secara bebas adalah terbang dengan kontrol pesawat digerakkan oleh komputer. Teknologi ini sebenarnya sudah lama diterapkan pada pesawat perang. Tapi pada pesawat sipil baru pada A-320.

Teknologi konvensional mekanisme gerak, misalnya untuk menggerakkan bagian-bagian sayap, diatur secara mekanis lewat kabel baja dan sejumlah katrol melalui suatu sistem yang kompleks dan berat. Tetapi dengan teknologi FbW, gerakan itu diatur oleh komputer yang menggunakan teknologi digital. Keuntungannya adalah berat pesawat lebih ringan.

Keuntungan lain teknologi ini adalah pilot menggunakan semacam tongkat kemudi yang ada di bagian samping (side stick control) bukan lagi kemudi yang ada di bagian depan badan pilot. Dengan demikian, pandangan di dalam kokpit lebih luas dan tidak terhalang. Teknologi FBW ini memungkinkan komputer mencegah situasi yang membahayakan. Misalnya pilot yang membelok terlalu tajam karena menghindari pesawat lain, komputer mencegah tindakan ekstrim yang membuat pesawat tidak terkendali lagi.

Airbus Industrie
Airbus lndustrie didirikan tahun 1970 untuk membangkitkan kembali produksi pesawat sipil buatan Eropa untuk menyaingi dominasi AS di bidang ini. Pemegang sahamnya gabungan antara Aerospatiale dari Perancis, British Aerospace dari Inggris, MBB dari Jerman Barat, dan Casa dari Spanyol.

Sejak sukses pesawat pertama Airbus A-300 kemudian disusul Airbus A-310 dan A-320, kini sudah lebih 500 pesawat Airbus beroperasi di seluruh dunia. Dengan keluarnya rancangan baru A-330 dan A-340, pesanan kepada Airbus Industrie menjadi lebih 1.000 pesawat. Ini berarti perusahaan tersebut menduduki peringkat kedua dalam penjualan pesawat sipil di dunia setelah Boeing dari AS.

Keunggulan Airbus Industrie tidak lepas dari prinsip yang diterapkdn perusahaan ini yaitu menghasilkan produk yang tepat pada waktu yang tepat. Perusahaan ini juga berprinsip menerapkan teknologi maju untuk menghasilkan produk yang lebih ekonomis dan aman. Airbus Industrie merupakan industri pesawat sipil pertama yang memperkenalkan pesawat berbadan lebar bermesin dua, pesawat berbadan lebar pertama yang dikemudikan dua pilot, pesawat komersil pertama yang menggunakan komputer untuk menggerakkan alat kontrol pesawat, dan menggunakan bahan komposit secara ekstensif.

Teknologi tersebut, beserta pengalaman dari jenis pesawat sebelumnya, akan diterapkan dalam perencanaan pesawat baru tipe A-330 bermesin dua dengan kapasitas sekitar 300 penumpang untuk jarak menengah/jauh, dan tipe A-340 yang bermesin empat untuk jarak sangat jauh. Garuda telah memesan sembilan pesawat tipe A-330 bermesin dua yang akan dioperasikan pada tahun 1996.

Belum sempurna?
Jatuhnya pesawat milik India Airline tersebut merupakan pertama kalinya sebuah pesawat Airbus meminta korban penumpang sipil, kecuali pesawat A-300 milik Iran yang tidak sengaja dirudal oleh AS sekitar dua tahun lalu.

Sudah ada suara-suara di kalangan penerbangan untuk menghentikan operasi pesawat A-320 sampai penyebab kecelakaan ditemukan dengan pasti. Bahkan ada yang mengatakan pesawat A-320 sebetulnya masih dalam taraf percobaan.

Tapi pabriknya membantah. Pesawat A-320 adalah pesawat sempurna yang dapat diandalkan dan telah teruji dengan seksama.

Sampai ada pengumuman resmi dari tim penyidik, dunia penerbangan memang terus menunggu dengan hati harap cemas. (H. Sedjati, pensiunan pegawai Garuda yang kini diperbantukan di kantor pusat)

Sumber: Kompas, tanpa diketahui tanggal terbitnya

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Menghapus Joki Scopus
AS hingga Malaysia Kepincut, CN235 Pesawat Militer Buatan Anak Negeri juga Diakui China, Intip Spesifikasinya!
Indonesia Tak Punya CN235 Versi Tercanggih, Namun Justru Negara Ini yang Memilikinya
Padahal Tak Mampu Buat Pesawat, Malaysia Prihatin Langitnya Dijaga CN235 Produksi Indonesia
CN235 Malaysia Jadi Lebih Gahar Usai Diupgrade Indonesia
Bangga, CN235 Malaysia yang Dipoles PT DI Sudah Dikirim Lagi, Dirgantara Indonesia: Kami Tuntaskan Pekerjaan!
Kubah Masjid dari Ferosemen
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Selasa, 27 Juni 2023 - 11:34 WIB

AS hingga Malaysia Kepincut, CN235 Pesawat Militer Buatan Anak Negeri juga Diakui China, Intip Spesifikasinya!

Selasa, 27 Juni 2023 - 11:27 WIB

Indonesia Tak Punya CN235 Versi Tercanggih, Namun Justru Negara Ini yang Memilikinya

Selasa, 27 Juni 2023 - 11:19 WIB

Padahal Tak Mampu Buat Pesawat, Malaysia Prihatin Langitnya Dijaga CN235 Produksi Indonesia

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB