Guru pada masa sekarang dituntut mampu beradaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat akan membantu proses pengajaran.
Hal tersebut terungkap dalam pemaparan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk proses belajar, di Kantor Microsoft Indonesia, Jakarta, Senin (2/5). Acara menampilkan Eko Purwanto, guru SDN Wonokerto, Magelang, Jawa Tengah, serta dua guru SMAN 2 Playen, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, yakni Betty Sekarasih Hadi Yani dan Endah Susanti.
“Guru memang tidak tergantikan, tetapi guru harus selalu beriringan dengan teknologi,” tutur Betty.
Dalam acara itu, Betty menunjukkan pemanfaatan perangkat lunak Microsoft 365 untuk membantu siswanya mengikuti pelajaran Bahasa Inggris. Dengan perangkat lunak yang bisa diakses secara daring, siswa memanfaatkan sejumlah fasilitas untuk membantu mengeja kata. Selain itu, tugas yang dikerjakan siswa lewat Microsoft 365 dapat langsung dikoreksi oleh guru.
Menurut Endah, pemanfaatan perangkat lunak itu bisa dikembangkan dalam pembuatan rapor elektronik atau e-rapor. Setipa guru bidang studi tidak perlu lagi antre memasukkan nilai menggunakan flashdisk ke laptop milik wali kelas.
“Rapor bisa diisi oleh guru bidang studi secara daring dan dapat dikerjakan di mana saja,” papar Endah.
Dalam kesempatan terpisah, Wijaya Kusuma, Sekretaris Jenderal Komunitas Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi/Kompetensi Komputer dan Pengolahan Informasi (TIK/KKPI) Indonesia, mengingatkan bahwa tersedia banyak aplikasi pembantu proses pengajaran. Jangan sampai komunitas pendidikan terpaku pada aplikasi yang dihasilkan perusahaan tertentu.
“Ada aplikasi open source yang tersedia di internet dan dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa,” tutur Wijaya.
Menurut dia, penggunaan aplikasi untuk membantu proses mengajar sudah tidak dapat dielakkan. Guru dituntut mampu beradaptasi dengan perkembangan TIK dan memanfaatkannya agar proses belajar berlangsung lebih interaktif.
Di tengah kemajuan aplikasi untuk membantu proses belajar, Wijaya menyayangkan kebijakan penghapusan pengajaran TIK di sekolah. Kondisi ini dinilainya bisa menghambat pemanfaatan secara luas TIK di sekolah.
Education Lead Microsot Indonesia Benny Kusuma menyatakan, ada 15.000 guru di seluruh Indonesia yang berhubungan cukup intensif dengan perusahaan itu guna mengembangkan kemampuan pemanfaatan aplikasi Microsoft 365. “Dengan cara ini, kami ingin mendorong guru untuk memanfaatkan TIK sebaik mungkin,” tuturnya.
Menurut dia, saat ini gawai tersebar sangat luas. Ada begitu banyak orang yang memakai gawai. Karena itu, perlu upaya keras agar para pengguna gawai didorong untuk memanfaatkan kecanggihan TIK bagi hal-hal yang produktif.
“Cara efektif untuk mendorong hal itu, ya, lewat guru,” jelas Benny. (ATO)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Mei 2016, di halaman 12 dengan judul “Guru Dituntut Adaptif”.
good