Di saat orang-orang sibuk melakukan pengeboran minyak, penambangan batu bara dan beberapa kegiatan lain untuk memanfaatkan hasil bumi dewasa ini telah ditemukan cara baru mengolah sampah kulit pisang menjadi alcohol. Alkohol yang mempunyai peranan tidak kalah pentingnya dengan minyak bumi, dapat dipakai juga sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang saat ini mulai dikembangkan di negara-negara maju.
Yang menarik dan dapat di jadikan contoh langkah-langkah penelitian teknologi di masa mendatang adalah sistem pemanfaatan sampah ini. Karena dari limbah yang satu ini, dari yang tidak berguna sama sekali dapat diolah menjadi salah satu hasil teknologi tinggi. Penemuan ini sekaligus memecahkan masalah sampah dan pelestarian sumber-sumber hasil bumi yang sudah dibor di sana-sini demi masa depan. Hal inipun akan membawa masa krisis dari sumber-sumber hasil bumi menjadi masa pembaharuan pemanfaatan teknologi secara tepat guna.
Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara termasuk di dalamnya Indonesia. Tanaman yang mempunyal nama latin Musa Paradisiaca ini, di Indonesia telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakatnya sebagai tanaman penghasil buah yang banyak diminati. Umumnya masyafakat mengenal sebagai buah pisang yang dapat dijadikan pencuci mulut sehabis makan atau telah diolah menjadi kue maupun pisang goreng yang dihidangkan pada acara-acara tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di luar nikmatnya buah pisang ini, ternyata kulit pisang banyak mengandung bahan utama pembuatan alkohoI. Hal ini mendorong para ahli untuk mengembangkan sampah kulit pisang sebagai langkah awal mengurangi penambangan hasil bumi yang dinilai sudah mencapai titik kritis. Di samping itu juga dilakukan pembuatan mesin-mesin yang mengarah pada pengurangan pemakaian hasil bumi, seperti minyak.
Setiap jenis tanaman pisang mempunyai kadar pati atau karbohidrat dan rasa yang berbeda-beda satu sama lainnya. Pertumbuhan tanaman pisang di Indonesia hampir di semua daerah di nusantara ini. terdapat jenis tanaman ini. Tumbuhnya akan subur bila di daerah pegunungan, tanah yang mengandung kapur maupun pada tanah-tanah yang dekat dengan pembuangan sampah. Tetapi biasanya tanah yang cocok untuk tanaman pisang ini sedikit mengandung asam, berkisar antara PH 6 sampai PH 8
Limbah Pisang
Kulit pisang selain dapat dijadikan makanan bagi ternak, karena mangandung nilai gizi tinggi, juga berperan dalam pembuatan alkohol, yaitu sebagai bahan bakunya. Seperti diketahui bahwa sebenarnya kulit pisang merupakan sampah dari buah pisang yang sangat banyak dijumpai baik di kota maupun di pedesaan. Pemanfaatannya juga belum seefisien mungkin, sebab masyarakat tahunya terbatas hanya untuk makanan ternak saja.
Berdasarkan hasil analisa kimia, kulit pisang banyak mengandung unsur-unsur air, karbohidrat, kalsium, pospor, lemak, zat besi, protein dan vitamin A, B serta C. Unsur kimia tersebut yang paling banyak adalah air, di samping karbohidrat yang mempunyai perbandingan 18 ,5%. Unsur karbohidrat inilah yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan alkohol.
Untuk memroses agar kulit pisang dapat dijadikan alkohol diperlukan tahap-tahap pemrosesan, yaitu yang terbagi dalam tiga fase. Fase pertama adalah tahap hidrolisis. Selanjutnya pada tahap fermentasi atau peragian dan yang merupakan tahap akhir adalah penyulingan alkohol.
Tahap Pemrosesan
Untuk menghidrolisis pati atau karbohidrat yang terkandung dalam kulit pisang menjadi gula, mula-mula kulit pisang dihancurkan lebih dahulu dengan cara digerus atau dilumatkan. Hasil pelumatan ini ditambah dengan air kira-kira 66% atau dua pertiga dari massa kulit pisang, sehingga menyerupai bubur. Selanjutnya bubur kulit pisang ini ditambahkan Asam Clorida 10% dengan perbandingan 10: 1.
Agar proses hidrolisis ini cepat, diperlukan pemanasan sampai 100°C selama kurang lebih 30 menit supaya larutan bubur menjadi gula monosakarida. Setelah karbohidrat menjadi gula monosakarida larutan didinginkan dan diatur keasamannya mencapai PH 4-5 dengan kadar gula kira-kira 15%.
Langkah berikut, adalah fermentasi. Pada langkah ini larutan gula yang diperoleh dari hidrolisis dan sudah diatur keasaman maupun kadar gulanya, diambil seperseratus untuk dijadikan starter. Stater ini berfungsi sebagai pengaktif jasad renik dengan menggunakan sacharomyces yang maksudnya supaya lebih aktif daya kerjanya.
Setelah jasad renik aktif, starter dimasukkan dalam laruten gula hasil hidrolisis dalam ruangan tertutup, tetapi dapat keluar tanpa melakukan kontak dengan udara di luar. Tahap ini harus dilakukan hati-hati, karena kegagalan akan dapat ditemui bila pada fase memasukkan stater dilakukan dengan ceroboh, sehingga hasilnyapun tidak akan memuaskan.
Untuk memperoleh alkohol dari hasil fermentasi ini harus dilakukan penyulingan. Penyulingan dilakukan hingga mencapai titik didih 100oC untuk air dan 80°C untuk alkohol atau etanol. Sedangkan bila menginginkan kadar alkohol yang tinggi, dapat dilakukan dengan penyulingan bertingkat.
Langkah penyulingan ini tidak begitu sulit, karena seperti orang menyuling air pada umumnya. Hasil fermentasi dipanaskan dalam alat pemanas dengan steam, setelah itu dimasukkan ke dalam alat pemisah kolom distilasi. Hasil pemisahannya, alkohol akan berada pada bagian atas kolom dan akhirnya alkohol ini akan mengalir masuk ke tangki penyimpanan alkohol.
Alkohol ini dapat digunakan untuk bahan bakar, bahan kecantikan (kosmetika), bahan industri kimia maupun untuk alat-alat kedokteran seperti pada alkohol buatan pabrik kimia. Kalau ingin meningkatkan kadar alkohol ini, misalnya untuk keperluan medis, dapat dilakukan beberapa kali penyulingannya.
Cara ini setidaknya telah mampu memanfaatkan sampah-sampah kulit pisang yang jumlahnya banyak untuk ditingkatkan daya gunanya. Di sisi lain turut memecahkan problem tentang sampah dan melestarikan sumber-sumber minyak bumi yang sudah mengalami masa-masa rawan di masa mendatang (L Dwiono Nugroho).
Sumber: Koran Minggu Ini, tanpa tanggal