Peneliti Keperawatan Unair Masuk Jajaran Top 100 Ilmuwan Indonesia, Berikan Tips Melakukan Penelitian

- Editor

Minggu, 20 Agustus 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rontgen Kanker Paru - Petugas medis menganalisa rontgen kanker paru pasien yang menjalani perawatan di Klinik Paru RSUP Persahabatan Jakarta, Jumat (3/3). Sebanyak 90 persen pasien dengan kanker paru memiliki riwayat sebagai perokok.

Kompas/Wawan H Prabowo (WAK)
03-03-2017

Untuk Liputan Tematis Tembakau

Rontgen Kanker Paru - Petugas medis menganalisa rontgen kanker paru pasien yang menjalani perawatan di Klinik Paru RSUP Persahabatan Jakarta, Jumat (3/3). Sebanyak 90 persen pasien dengan kanker paru memiliki riwayat sebagai perokok. Kompas/Wawan H Prabowo (WAK) 03-03-2017 Untuk Liputan Tematis Tembakau

Tiga orang peneliti di bidang keperawatan dari Universitas Airlangga (Unair) berhasil masuk jajaran 100 ilmuwan terbaik di Indonesia atau World Top 100 Medical and Health Sciences Scientists in Indonesia 2023 versi AD Scientific Index.

Memiliki kepanjangan Alper-Doger Scientific Index, indeks ini merupakan pemeringkatan tingkat dunia untuk ilmuwan dan perguruan tinggi berdasarkan kinerja publikasi. AD Scientific Index merilis daftar universitas terbaik berdasarkan skala global, regional dan negara; serta ilmuwan terbaik berdasarkan bidang, negara dan perguruan tinggi.

Trio dosen dan peneliti asal Fakultas Keperawatan (FKp) Unair yang berhasil masuk daftar ini adalah Ah Yusuf, Nursalam dan Ferry Efendi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemeringkatan AD Scientific Index dinilai dari jurnal ilmiah yang memiliki dampak. Artinya, artikel ilmiah harus berkualitas, mendapat pengakuan, dan dikutip oleh orang lain.

Ferry selaku perwakilan peneliti mengatakan bahwa dalam proses penerbitan jurnal ilmiah, dia tidak menghadapi kesulitan yang berarti. Apalagi, penelitian dan publikasi merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Menurut Ferry, kesulitan yang datang terkadang muncul dari dalam diri sendiri. “Kesulitannya terkadang datang dari diri sendiri, ketekunan, dan menemukan hal baru yang bisa kita lakukan. Untuk meningkatkan dampak publikasi itu harus istiqamah,” ujarnya.

Harus jeli memilih topik
Ferry mengungkapkan bahwa seorang peneliti harus jeli dalam memilih topik dan subjek pada jurnal ilmiahnya. Jika dikerjakan secara konsisten, maka topik dan subjek tersebut akan menghasilkan prestasi yang membanggakan.

“Saya rasa semua peneliti bisa mencapai prestasi asal tekun, paham trending topic di masing-masing subjek, dan konsisten pada area tersebut,” kata Ferry.

Ke depannya, ketiga peneliti ini akan terus berkarya lebih produktif lagi untuk menghasilkan jurnal ilmiah dan produk hasil riset oleh komunitas. “Yang pasti tetap berkarya dan produktif untuk riset, publikasi, dan hilirisasi untuk Unair yang lebih hebat lagi,” kata Ferry.

Ferry berpesan kepada peneliti yang lain bahwa tidak peduli sekecil apapun penelitiannya, hal itu akan membawa perubahan dan pemahaman baru bagi dunia. Ia juga berpesan kepada para peneliti untuk tetap berkarya. “Teruslah bertanya, tetaplah penasaran, dan jangan pernah putus asa ketika menghadapi hambatan,” ujarnya.

Selain itu, Ferry mengatakan hal lain yang tak kalah penting adalah untuk terus meningkatkan kolaborasi. “Tetaplah berdedikasi, berkolaborasi dengan rekan sejawat, dan selalu belajar serta tumbuh. Dunia membutuhkan kontribusi dan dedikasi Anda. Terus berjuang dan berinovasi untuk masa depan lebih baik,” kata dia.

Reporter: Nabiila Azzahra

Editor: Ninis Chairunnisa

Sumber: TEMPO.CO,, Minggu, 20 Agustus 2023

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB