Peluncuran satelit Telkom 3S milik PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) menggunakan roket Ariane 5 dari bandar antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, berjalan lancar.
Sekitar 40 menit setelah roket lepas landas pada Selasa (14/2) pukul 18.39 waktu setempat atau Rabu (15/2) pukul 04.39 WIB, satelit sukses dipisahkan dari roket pendorong. Satelit saat ini tengah melanjutkan perjalanan menuju posisi orbit akhirnya di 118 derajat bujur timur.
“Tugas Arianespace untuk mengantarkan satelit menuju orbit sudah selesai dan berjalan dengan sukses,” ujar CEO Arianespace Stephane Israel kepada wartawan, termasuk wartawan Kompas, Didit Putra Erlangga Rahardjo, di Kourou, Rabu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Misi peluncuran roket dengan nomor misi VA235 ini membawa dua satelit, yakni Telkom 3S dan SKYB-1 milik Brasil. Satelit SKYB-1 dilepas lebih dulu sebelum Telkom 3S.
Setelah misi peluncuran selesai, tanggung jawab pengendalian satelit kini beralih ke pihak Thales Alenia Space (TAS) selaku produsen satelit. Pusat kendali TAS akan memastikan satelit Telkom 3S bisa mencapai jalur edar di 118 derajat bujur timur.
Project Manager Telkom 3S dari TAS Lionel Pelenc mengatakan, fase berikutnya dimulai dengan memasukkan satelit dalam orbit berbentuk elips mengitari Bumi.
ANTARA/PUSPA PERWITASARI–Roket Ariane 5 ECA VA235 yang membawa satelit Telkom 3S meluncur di fasilitas milik Arianespace di Kourou, Guyana-Perancis, Selasa (14/2). Satelit dengan 42 transponder itu meluncur dan akan mengorbit di 118 derajat bujur timur (BT)-di atas Kalimantan-untuk meningkatkan jaringan komunikasi dalam siaran televisi berkualitas tinggi (HD-TV), layanan komunikasi seluler, dan broadband internet.
Secara bertahap, katanya, fase operasi peluncuran awal (launch and early orbit phase/ LEOP) akan memastikan satelit nantinya mengitari Bumi dengan orbit bundar hingga mencapai orbit geostasioner.
Selanjutnya, begitu satelit mencapai orbitnya, akan dilakukan pengujian di dalam orbit (in orbit test/IOT). Pada tahap ini, panel surya dan antena akan keluar dari badan satelit serta memulai pengecekan peralatan. Setelah seluruh tes rampung, satelit baru akan diserahterimakan pusat kendali PT Telkom di stasiun bumi di Cibinong, Jawa Barat.
“Penyerahan satelit Telkom 3S dari TAS ke PT Telkom diperkirakan dilakukan pertengahan atau akhir April,” kata Kepala Proyek Satelit Telkom 3S PT Telkom Tonda Priyanto.
Vice President Corporate Communication Telkom Group Arif Prabowo menyebutkan peran satelit ini penting karena menjadi pelengkap bagi koneksi telekomunikasi terestrial dan serat optik. Saat ini, tantangan Telkom adalah menggelar layanan telekomunikasi untuk seluruh wilayah Indonesia yang tak semua terjangkau jaringan kabel serat optik.
Pasar penting
Israel menambahkan, Indonesia adalah pasar penting bagi pelaku bisnis peluncuran satelit, seperti Arianespace, karena kondisi geografisnya yang unik. Menurut Israel, pihaknya memiliki berbagai alternatif solusi peluncuran satelit dengan roket yang berbeda-beda, mulai dari Vega untuk muatan kecil hingga Ariane 5 untuk muatan besar. “Kami saat ini tengah mengembangkan Ariane 6 dengan fitur modular untuk bisa mengakomodasi berbagai kebutuhan klien,” kata Israel.
Menambah kapasitas
Direktur Utama PT Telkom Alex Janangkih Sinaga mengatakan, satelit Telkom 3S akan menambah kapasitas satelit yang dimiliki Telkom. Kondisi ini akan mengurangi ketergantungan Telkom pada satelit telekomunikasi asing untuk melayani masyarakat Indonesia.
Selama ini, Telkom memiliki 60 transponder dari satelit Telkom 1 dan Telkom 2. Selain itu, Telkom menyewa 67 transponder dari berbagai satelit asing untuk melayani konsumennya. Dengan beroperasinya Telkom 3S, Telkom akan mendapat tambahan transponder yang ekuivalen dengan 49 transponder C-band standar.
Ke depan, kebutuhan transponder satelit di Indonesia diperkirakan akan terus membesar. “Tahun 2020 akan ada kebutuhan sekitar 300 transponder. Kebutuhan itu dipastikan akan terus bertambah meski kini dibangun jaringan fiber optik di banyak daerah,” ucap Direktur Network, IT, and Solutions PT Telkom Abdus Somad Arief.
Nilai tambah lain yang dimiliki Telkom 3S dari satelit Telkom 1 dan Telkom 2 adalah adanya transponder Ku-band. Dibandingkan dengan C-band, transponder Ku-band memiliki frekuensi lebih tinggi dan daya lebih besar hingga mampu mengirim sinyal dengan pita lebar lebih besar.
“Bertambahnya kapasitas transponder dan beroperasinya Ku-band akan membuat PT Telkom bisa meningkatkan layanan dan melakukan ekspansi bisnis,” ucap Tonda. (MZW)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Februari 2017, di halaman 1 dengan judul “Peluncuran Sukses, Telkom 3S Bergerak Menuju Orbit”.