Meski dunia dilanda pelambatan ekonomi, pasar untuk penjualan pesawat terbang diprediksi tetap akan terbuka luas. Ada banyak alasan bagi maskapai penerbangan untuk membeli pesawat, antara lain untuk meremajakan armada pesawat atau berekspansi ke rute-rute baru.
Kebutuhan pesawat baru juga dapat dipicu saat persaingan antarmaskapai terjadi di rute-rute lapis kedua, tidak hanya rute-rute gemuk yang menghubungkan kota-kota utama di sebuah negara. Bahkan, persaingan antarmaskapai akan dimulai dari bandara- bandara alternatif di sebuah kota.
“Sejauh ini tidak ada penundaan pemesanan atau bahkan pembatalan pemesanan pesawat,” kata Chief Executive Officer Commercial Aviation (Empresa Brasileira de Aeronautica) Embraer Paulo Cesar de Sauza e Silva, Rabu (24/2), di pabrik Embraer di Sao Jose dos Campos, Brasil, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Haryo Damardono.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Paulo Cesar, tidak ada maskapai penerbangan yang hanya melihat pasar dalam dua hingga tiga tahun ke depan. “Mereka berpikir untuk membeli pesawat dalam jangka panjang. Persiapan kian penting bagi pasar di Asia yang terus tumbuh,” ujarnya.
KOMPAS/HARYO DAMARDONO—Pabrik pesawat Embraer mempekerjakan tidak kurang dari 19.000 pegawai di seluruh dunia, termasuk 17.000 pegawai yang bekerja di Brasil. Pabrik ini menjadi tempat riset dengan lebih dari 4.000 ahli setiap hari guna mendukung riset dan pengembangan teknologi baru. Hasil dari riset diterapkan pada pembuatan pesawat, seperti dalam pembuatan pesawat jet eksekutif Legacy 500. Foto diambil Rabu (24/2) di pabrik Embraer di Sao Jose dos Campos, Brasil.
“Masih ada banyak ruang bagi Embraer untuk tumbuh. Jumlah total peremajaan pesawat mencapai 2.385 unit. Kami memprediksi masih ada sekitar 725 pesawat dari berbagai maskapai yang menunggu giliran diganti sehingga imbal hasil usahanya lebih besar,” tutur Chief Commercial Officer Commercial Aviation Embraer John Slattery.
Dalam dunia penerbangan, isu bahan bakar minyak (BBM) juga mengemuka, apalagi di tengah anjloknya harga minyak mentah dunia. Namun, di sisi lain, karena tindakan lindung nilai terhadap avtur oleh sejumlah maskapai, justru ada maskapai yang harus membayar BBM hingga tiga kali lipat.
Embraer pun ingin memasuki pasar Asia Pasifik dengan agresif. Embraer membuka dua kantor utama di Asia Pasifik dari lima kantor utama di seluruh dunia, yakni di Beijing dan Singapura.
Dari sembilan maskapai yang menjadi pengguna Embraer mulai 2015, ternyata tiga maskapai penerbangan berasal dari Asia, yakni Colorful (Tiongkok) dengan armada jet E190, GX Airlines (Tiongkok) juga dengan jet E190, dan satu Kalstar (Indonesia) dengan pesawat jet E195.
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Februari 2016, di halaman 19 dengan judul “Pasar untuk Pesawat Tetap Terbuka”.