Pahlawan Iptek

- Editor

Sabtu, 9 November 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JEPANG telah menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Maka, Inggris, mewakili Sekutu, hendak menerima Hindia Belanda dari Jepang.

Mereka datang ke Surabaya, Jawa Timur, dibonceng Belanda, tetapi disambut perlawanan sengit arek-arek Suroboyo. Arek-arek itu tahu, dari segi persenjataan, mereka kalah jauh daripada musuhnya. Namun, semangat mereka telah dikobarkan Bung Tomo: rela mengorbankan jiwa raga demi membela Tanah Air mereka.

Yang dilakukan arek-arek pejuang itu melampaui panggilan tugas mereka. Mereka pantas dapat pahala. Mereka pahala-wan. Tanggal 10 November pun ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Dalam suasana damai pun, ada orang bertindak melebihi panggilan tugasnya. Demi sesama manusia, demi bangsanya, mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, harta, bahkan karier profesionalnya. Mereka pun pahlawan. Pahlawan pembangunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Timur dan Barat
Kisah kepahlawanan ada dalam kebudayaan Timur dan kebudayaan Barat. Juga dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)! Ketika Rama dan Lesmana bersama bala tentara wanaranya dari Gua Kiskenda akan melakukan invasi militer ke Alenka, Wibisana (membelot dari Alenka dan memihak ke kubu Rama) menciptakan jembatan dari pantai kawasan Suwelagiri ke Alenka. Dari Tamil Nadu sampai Sri Lanka. Namun, jembatan itu ambrol ketika diuji coba dengan aji maundrinya Anoman. Jadi, dibangunlah jembatan baru dengan kerja keras ribuan tentara selama berhari-hari. Hasilnya jembatan yang lebih kukuh daripada teknologi instan Wibisana.

Banyak di antara anggota batalyon zeni tempur Gua Kiskenda dan Pancawati gugur melawan Wilkataksini. Raksasa amfibi sakti ini merupakan manifestasi pasukan katak Alenka. Mereka mendodosi fondasi tiang-tiang penyangga jembatan sehingga pembangunan jembatan itu tak cepat usai. Kera-kera yang jadi mangsa ditya Wilkataksini itu pantas disebut pahlawan teknologi. Patih Anila yang menyelam dan membinasakan Wilkataksini juga pahlawan teknologi. Mereka mengamankan megaproyek.

Begitu pula Prometheus dan Sysiphus. Prometheus ialah titan, tokoh setengah dewa yang tinggi besar dan amat kuat. Hatinya yang lembut membuatnya iba kepada manusia yang tak terbantu menghadapi hidup sulit. Prometheus lalu nekat mencuri api dari kahyangan dan api itu ia berikan kepada manusia.

Prometheus tahu bahwa tindakannya akan memurkakan Mahadewa Zeus. Tindakan Prometheus dinilai gegabah, tak hati-hati. Ia melakukan alih teknologi api tanpa mempersiapkan dulu manusia menerapkan teknologi itu benar dan aman.

Jadi, Prometheus dipidana Zeus, dirantai di sebongkah batu raksasa. Pada siang hari, burung rajawali karnivora mengerubuti Prometheus, mengodol-odol hatinya dan menyantapnya ramai-
ramai. Pada malam hari, luka-luka Prometheus disembuhkan Zeus, hanya untuk jadi santapan burung pemangsa itu lagi esok harinya. Begitulah penderitaan Prometheus yang terus-menerus harus ditahannya sampai ditolong dan dibebaskan Hercules, yang tak lain putra Zeus sendiri.

Pengorbanan Prometheus tak sia-sia sebab, sementara ia menjalani hukumannya, Zeus mengutus dewa perang, Hermes, turun ke marcapada memberi pelatihan teknologi api kepada manusia.

Legenda Prometheus mengilhami Henryk Skolimowski, Guru Besar Perekayasaan dan Filsafat di Universitas Michigan, Ann Arbor, merekacipta istilah ”imperatif Prometheus”: keharusan adanya kemajuan.

Kemajuan memprasyaratkan transendensi. Apa yang sampai sekarang merupakan batas kemampuan dan kreativitas harus dilampaui. Harus ada terobosan besar. Imperatif Prometheus berarti menggeser lebih jauh lagi peringgan (frontier) iptek.

Sysiphus juga tokoh legenda Yunani. Ia Raja Korintus yang lalim. Setelah wafat di Hades, ia dihukum dewa. Hades ialah alam barzah orang Yunani kuno. Di sana, Sysiphus harus menempatkan batu sebesar gajah di puncak sebuah bukit. Namun, sesampai di sana, batu gajah itu menggelinding ke bawah lagi. Sysiphus harus menggeser-geserkan batu gajah tersebut lagi, mulai dari kaki bukit itu ke atas. Begitulah seterusnya. Hukumannya abadi.

Karlina Supelli, astronomiwati-cum-filsuf, memandang Sysiphus sebagai pecundang sebab ia tak kunjung berhasil menuntaskan tugasnya. Namun, Albert Camus justru menobatkan Sysiphus sebagai pahlawan teknologi.

Teknologi tak pernah tuntas. Teknologi membantu kita menyelesaikan masalah, tapi bukan tanpa masalah. Teknologi mengatasi masalah sambil menghadirkan masalah baru, yang sering justru lebih parah. Lagi pula masalah baru itu baru disadari setelah merembet ke mana-mana.

Oleh Albert Camus, Sysiphus dijadikan lambang teknologiman sejati, yang tak mengeluh menjalankan tugas meski berat tak kunjung tuntas tertunaikan. Sysiphus dalam bayangan Albert Camus justru memperoleh kenikmatan eksistensial di dalam penunaian tugasnya yang berat dan tak kunjung selesai.

Di dunia nyata
Itu tadi kisah pahlawan iptek di dunia pewayangan dan di alam legenda. Di dunia nyata abad modern sekarang juga ada pahlawan teknologi. Para pekerja di PLTN Fukushima Daiichi yang berjibaku menanggulangi musibah ketika PLTN itu dihajar gempa dan tsunami pantas menyandang predikat pahlawan teknologi.

Mereka tahu pastilah akan terpajan radiasi nuklir dengan aktivitas tinggi dan dosis melampaui ambang ”aman”. Namun, mereka sukarela mau melakukan tugas berbahaya itu demi berusaha mengisolasi dampak kebocoran nuklir itu terhadap nyawa dan kesehatan manusia.

Swedia sudah menghapus PLTN-nya secara bertahap, mewajibkan warganya ikut cancut taliwanda apabila terjadi keadaan darurat sebagai akibat musibah nuklir. Kewajiban tersebut sesuai dengan amanat undang-undang. Syukurlah sebelum darurat nuklir itu terjadi, Swedia sudah sadar diri dan meninggalkan teknologi tinggi itu. Kita?

Liek Wilardjo, Fisikawan

Sumber: Kompas, 9 November 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Gelombang Radio
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Kamis, 19 Mei 2022 - 23:15 WIB

Empat Tahap Transformasi

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB