Lahir di Jombang, Naila Khuril Aini kini telah dikukuhkan menjadi doktor dari Institut Pertanian Bogor di usia 26 tahun pada 25 Juli 2022. Bagi putri sulung tiga bersaudara ini, proses pendidikan yang dijalani tentu mengalami banyak tantangan. Mengingat pada saat awal belajar di SMA Darul Ulum 1 Unggulan BPPT Peterongan, Jombang sudah harus merelakan ayahnya menghadap Tuhan yang Maha Kuasa. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi keadaan keluarga Naila apalagi ayah merupakan tulang punggung keluarga. Bersama dengan Ibunya harus kuat dan tabah untuk terus menjalani kehidupan.
Faktor ekonomi dan berbagai kesulitan yang dialami inilah menjadi cikal bakal Naila berupaya keras untuk menggapai cita-citanya yang kini satu per satu telah membuahkan hasil. Selama mahasiswa sejak S1-S3 nyaris tidak pernah mengeluarkan uang sepeserpun. Meskipun sempat khawatir karena Ibunda merasa tidak mampu membiayai kuliah S1 di IPB, tapi Tuhan berkendak lain. Beasiswa Bidikmisi dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI didapatkan sehingga bebas biaya perkuliahan selama pendidikan program sarjana.
Selama S1, Nahdliyin muda asal jombang ini aktif dalam berbagai organisasi diantaranya di Himpunan Mahasiswa Sumberdaya Perairan periode 2014/2015, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Institut Pertanian Bogor (2014-2017), dan sebagai Kepala Sekolah Nahdlatul Athfal sebuah komunitas pengabdian masyarakat di desa lingkar kampus setiap hari Ahad pagi. Selepas itu, Naila bersama beberapa teman santri mendirikan Naila Mengajar, komunitas santri yang mengajar mengaji/TPQ di Mushola Al-Ikhlas, Dramaga Regency, Kota Bogor setiap weekend.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam hal akademik juga tidak kalah aktif selain sebagai asisten pengampu beberapa mata kuliah di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Naila juga telah mendapatkan Program Kreativitas Mahasiswa yang didanai oleh kemenristekdikti RI dalam pengembangan soft skill santri Pondok Pesantren Mina 90 Cibereum, Bogor.
Tidak berhenti sampai di sini, tahun 2017, Naila terpilih dalam program Ekspedisi Nusantara Jaya, sebuah kegiatan membangun budaya maritim di seluruh provinsi yang diselenggarakan oleh Kemenko Maritim dan Investasi RI.
Tekad yang besar dan kuat membawa Naila dapat melanjutkan studi dengan mendapatkan tiga beasiswa pada saat yang bersamaan. Pertama, beasiswa dari Universitas Pertahanan, kedua LPDP, dan ketiga PMDSU. Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri melihat bagaimana sulitnya mendapatkan beasiswa karena persaingan yang sangat ketat. Program Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI menjadi pilihan karena dapat melangsungkan S2-S3 dalam waktu 4 tahun.
Selama mengikuti program PMDSU, Naila aktif di bidang konservasi belangkas dan tergabung sebagai anggota The IUCN SSC Horseshoe Crab Specialist group. Peneliti Mimi ini berkesempatan terlibat dalam berbagai kegiatan penelitian mimi diantaranya dengan skema pendanaan COREMAP-CTI, Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI, tahun 2019, pendanaan dari Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO BIOTROP) tahun 2020, serta dari The Conservation Leadership Programme (CLP) tahun 2021.
Naila pernah memperoleh penghargaan sebagai best presenter di International Symposium on Aquatic Sciences and Resources Management 2020 dengan judul “Short communication– The first inventory of the nest placement of horseshoe crab (Tachypleus gigas) in Indonesia”. Selain itu, berbagai jurnal hasil penelitiannya juga disampaikan di berbagai forum internasional diantaranya “50 years of horseshoe crab research across the globe” 4 November 2021. Penulis juga terlibat dalam kegiatan Joint Research with National University of Singapore (NUS) tahun 2019.
Perjalanan panjang ini tak membuat Naila lupa akan tempat berpijaknya. Kini, dia mendirikan Klinik Tugas Akhir (https://www.instagram.com/kta.klinik/), sebuah bentuk pengabdian jangka panjang untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan skripsinya secara gratis. Mulai dari proposal hingga pembuatan skripsi.
Bersama dengan timnya, kini telah ada 10 mentor lintas jurusan yang siap membantu. Pendirian klinik ini juga bukan tanpa sebab. Sebelum klinik berdiri, sudah banyak teman lintas angkatan dan jurusan yang merasakan manfaatnya. Dan saat ini telah lebih dari 20 mahasiswa yang terdaftar dalam klinik ini sejak dibuka sejak 2 minggu yang lalu. Ke depan, klinik ini akan diperluas, bekerja sama dengan Santri Hub agar kemanfaatan ini tidak hanya dirasakan oleh sebagian mahasiswa saja tapi juga seluruh Indonesia.
Penulis: Ahmad Fauzi Ridwan
Editor: Agung Gumelar
Sumber: nu.or.id, Jumat, 29 Juli 2022
Sumber: https://jabar.nu.or.id/profil/naila-khuril-aini-doktor-muda-nu-bidang-pengelolaan-sumberdaya-perairan-ipb-university-rakSl