Memicu Penemu

- Editor

Rabu, 30 Mei 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

CATATAN IPTEK
Pekan lalu, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyerahkan dana 43,5 juta dollar AS kepada usaha kecil di negeri itu untuk mengembangkan riset dan teknologi keantariksaan.

Seperti yang diinformasikan NASA, lembaga tersebut telah menyeleksi 304 proposal yang dikirim terkait fase 1 program Small Business Innovation Research (SBIR) 2018 dan 44 proposal terkait program Small Business Technology Transfer (STTR). Hasil seleksi akan mendukung misi eksplorasi antariksa ke depan, sekaligus memicu pertumbuhan ekonomi negara itu.

Menurut Jim Reuter, penanggung jawab Space Technology Mission Directorate (STMD), banyak proposal yang menarik, kreatif, dan bisa memicu pelbagai temuan lain di NASA. ”Banyak usaha kecil dalam program SBIR yang akhirnya bekerja sama dengan NASA di bidang riset dan teknologi,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Proposal terpilih setelah memenuhi uji kelayakan, fasilitas dan kualifikasi yang dimiliki, selain efektivitas rencana kerja dan potensi komersialnya. Di antara proposal yang terpilih ada teknologi superkonduktor sebagai tenaga pendorong efisien tetapi ringan, yang dapat diaplikasikan sebagai sumber energi pesawat, ruang penyimpanan, dan pembangkit tenaga angin.

Ada juga semacam elektrolisa untuk mengubah karbon dioksida menjadi oksigen, yang tidak hanya berguna untuk menjaga ketersediaan oksigen di stasiun antariksa, tetapi juga menyediakan oksigen untuk ekspedisi di Mars.

Atau sistem kecerdasan buatan otonom yang mampu mengatur pesawat berawak ataupun tanpa awak, pipa osilasi panas yang dapat mengontrol suhu pesawat antariksa, dan unit pemroses tenaga yang efisien, bisa digunakan untuk pengiriman antarplanet, mendukung eksplorasi, serta misi-misi ilmiah.

Pesawat Tanpa Awak – Teknisi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menerbangkan pesawat terbang tanpa awak (UAV) untuk memantau kawasan sekitar Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Senin (3/9/2012). Pesawat yang dilengkapi kamera foto ini mampu terbang otomatis dengan ketinggian hingga 400 meter dan daya jelajah hingga 20 kilometer. Lapan mengembangkan teknologi UAV dengan sistem terbang otomatis untuk memantau risiko bencana, sumber daya alam, dan penginderaan jarah jauh di bidang pertahanan.–Kompas/Iwan Setiyawan

Dari dan untuk masyarakat
Di berbagai belahan dunia, upaya mengembangkan riset dan teknologi dengan melibatkan partisipasi masyarakat telah banyak dilakukan. Di Australia, misalnya, ada lomba program aplikasi tahunan GovHack, berawal dari lomba kecil di Canberra pada 2009. Kini, GovHack menjadi kompetisi nasional dengan jumlah peserta lebih dari 1.000 orang setiap tahun.

Dalam lomba ini, peserta—umumnya berbasis teknologi informasi—membentuk tim-tim kecil untuk menghasilkan aplikasi menarik sekaligus bermanfaat bagi publik. Peserta bisa menggunakan data yang dimiliki Pemerintah Australia secara terbuka, tidak mengherankan jika disebut GovHack.

Situs resmi GovHack menyebutkan, peserta harus bisa memadukan kreativitas, teknologi, dan inovasi dengan memanfaatkan data Pemerintah Australia agar dunia menjadi lebih baik dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.

Selama 46 jam, tim peserta harus mengidentifikasi masalah dan solusinya, membangun prototipe, memublikasikan kode sebagai bagian dari open source, dan membuat video singkat yang menjelaskan program mereka. Program bisa berupa situs web, aplikasi mobile atau augmented reality, metode analisis, bahkan model visualisasi 3D yang memudahkan orang memahami data dan pola. Oleh karena itu, ada penghargaan Best Geoscience Award dan Best Use of Taxation Statistics Award.

GovHack telah menginspirasi pemerintah negara bagian di seluruh Australia untuk memudahkan masyarakat mengakses data dan memahami penggunaan uang pajak, misalnya, sekaligus lebih fokus pada layanan masyarakat. Lebih penting lagi, dengan GovHack, Pemerintah Australia bisa berinteraksi dengan masyarakat, sektor swasta, dan memanfaatkan sumber daya yang ada sebagai bagian dari temuan atau solusi persoalan.

Salah satu program pemenang GovHack 2016 adalah Legends of Tomorrow. Menggunakan data distribusi dan proyeksi kependudukan di Victoria, pengguna aplikasi bisa melihat situasi kawasan itu pada masa depan, kualitas air di permukiman, siapa kira-kira yang akan menjadi tetangga, dan seterusnya.

Sistem lain—ciptaan beberapa mahasiswa teknologi informasi Universitas Queensland—memberikan alternatif kendaraan umum yang bisa digunakan, lengkap dengan titik perhentian— dari lokasi terdekat pengguna aplikasi ke tempat tujuan.

Bagaimana di Indonesia? Beberapa lomba mungkin sudah berjalan meski belum signifikan dampak dan gaungnya. Pemerintah Indonesia tampaknya perlu mempertimbangkan program yang bisa melibatkan masyarakat, meningkatkan gairah penemu, sekaligus bermanfaat bagi orang banyak. NASA dan Australia sudah menunjukkan caranya.–AGNES ARISTIARINI

Sumber: Kompas, 30 Mei 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB