Membuat Filter Air Skala Rumah Tangga

- Editor

Kamis, 22 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

AIR bersih merupakan kebutuhan pokok manusia, terutama untuk keperluan sehari-hari seperti minum, masak, mandi, dan cuci pakaian. Bagi penduduk yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM, air tanah merupakan alternatif paling murah untuk memenuhi kebutuhan ini.

Masalahnya adalah tidak semua air tanah mempunyai kualitas yang layak untuk minum. Sering saat air tanah baru dipompa, air yang keluar jernih. Tetapi setelah kita tampung beberapa saat, air yang jernih tadi berubah menjadi kuning-cokelat dan keruh.

Gejala ini menunjukkan adanya kandungan zat besi (Fe) atau mangan (Mn) yang cukup tinggi dalam air tanah tersebut. Zat-zat inilah yang menyebabkan noda cokelat pada pakaian dan juga pada dinding bak, di samping pada lidah menimbulkan rasa kurang enak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Besi dan mangan dalam air minum dengan kadar yang lebih besar dari standar akan menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia.

Berdasarkan standar kualitas air minum yang dikeluarkan Departeinen Kesehatan, kandungan zat besi yang dianjurkan adalah 0,3 mg/lt dan maksimum yang dibolehkan 1 mg/lt, sedangkan untuk mangan dianjurkan 0,05 mg/lt dan mak-simum yang dibolehkan 0,5 mg/lt.

Akhir-akhir ini banyak dijual filter air yang dapat digunakan untuk menghilangkan besi dan mangan. Untuk filter berdiameter 8″ dan tinggi 1 (satu) meter harga pasaran antara Rp 450.000,- sampai Rp 800.000,-, bahkan ada yang lebih mahal.

Sebenarnya. jika kita mengetahi prinsip penghilangan zat besi dan mangan dalam air, filter dapat kita buat sendiri dengan harga yang jauh lebih murah.

UNTUK skala rumah tangga, cara yang paling mudah atau sederhana adalah menggabungkan proses aerasi dan saringan pasir. Air tanah dipompa, kemudian dikontakkan dengan udara agar zat besi atau mangan yang ada dalam air dapat bereaksi dengan oksiger dalam udara (teroksidasi) menjadi ferri hidroksida atau mangan hidroksida yang berupa koloid yang dapat diendapkan dan disaring.

Selain menghilangkan kandungan besi dan mangan, proses aerasi juga menghilangkan gas CO2, gas H2S serta menghilangkan bau. Cara pengontakan oksigen/udara dengan air dapat dilakukan secara gravitasi, disemprotkan atau dengan cara menghembuskan oksigen/udara ke dalam air. Setelah itu air dialirkan ke saringan atau filter yang berisi kerikil dan pasir dan karbon aktif. Dengan demikian ferri hidroksida atau mangandioksida yang terbentuk dapat tersaring dan air yang dihasilkan sudah bersih.

BAHAN yang dibutuhkan untuk membuat antara lain: pipa PVC diameter 8″; dop (tutup) PVC 8″; Sock PVC 8″; acrylic atau plexylgass; klem besi 8 inc; stop kran 3/4 inc; Pipa PVC 3/4″; sambungan (fitting) misalnya elbow, T, sock drat, couple; lem PVC, seal tape, dan, silicone rubber (digunakan untuk menghin-dari kebocoran).

Cara pembuatan sebagai berikut:

  • Pipa PVC 8″ dipotong menjadi dua bagian dengan panjang 85 cm dan 15 cm.
  • Potongan pipa yang pendek (15 cm) dilubangi pada bagian tengahnya dengan diameter lubang 3/4″, kemudian pada lubang tersebut dipasang sock drat luar dan sock drat dalam.
  • Scok PVC 8″ dipotong pada bagian salah satu ujungnya dengan lebar 4 cm.
  • Salah satu dop (tutup) PVC 8″ dilubangi pada bagian tengahnya dengan diameter 3/4″, dan dipasang sock drat luar dan sock drat dalam.
  • Acrylic atau digergaji sehingga menj adi bentuk lingkaran dengan diameter 20 cm agar bisa masuk ke
    Dalam sock PVC 8”. Bagian ini diberi lubang-lubang dengan diameter 1 mm dan jarak antarlubang 1,5 cm.

Selanjutnya bagian-bagian tersebut dirakit seperti pada gambar (1). Dari gambar tersebut, tahap 1 sampai 6 semua kita lem mati dan usahakan agar tidak bocor. Setelah tahap 6 selesai baru media filter kita masukkan.

Media filter yang dipakai yakni: kerikil diameter 5-10 mm, pasir silika (pasir putih) dan karbon aktif butiran (gra-nular).

Lapisan yang paling bawah yakni kerikil dengan ketebalan 5-10 cm. Kerikil ini berfungsi sebagai penahan lapis-an karbon aktif dan pasir agar tidak turun ke bawah.

Lapisan di atas kerikil (lapisan tengah) adalah karbon aktif butiran dengan ukuran 8- 32 mesh, dengan ketebalan sekitar 30-40 cm. Karbon aktif ini berfungsi untuk menyerap polutan yang larut dalam air misalnya zat organik, amonia, nitrit, detergen, bau, dan lainnya.

Lapisan yang paling atas adalah pasir silika (pasir laut yang putih), tebal 30-40 cm. Lapisan pasir ini berfungsi untuk menyerang partikel-partikel koloid dari senyawa feri-hidroksida atau mangan-dioksida yang terbentuk akibat proses oksidasi dengan oksigen (udara) dalam bak penampung.

Setelah media penyaring dimasukkan ke dalam filter, tutup (dop) PVC bagian atas kita masukkan. Bagian ini tidak dilem hanya diberi seal dengan silikon kid atau silicon rubber kemudian diklem dengan rapat (tahap 7). Bagian ini dapat dibuka dan ditutup kembali.

Tahap berikutnya adalah pemasangan perpipaan, diatur seperti pada Gambar (2).

PENYARINGAN dan pencucian filter ditunjukkan dalam pada Gambar (2).

Untuk penyaringan, air tanah dipompa ke bak penampang. Selanjutnya dialirkan ke filter. Posisi kran-krannya adalah sebagai berikut: kran 1, 2, 5 dibuka dan kran 3, 4 ditutup. Sehingga aliran airnya dari bak penampung masuk ke filter melalui bagian atas,

Nusa Idaman Said , Penulls, Ketua Kelompok Studi Pengkajian Sistem Pengelola Air, Direktorat Pengkajian Sistem, BPP Teknologi.

Sumber: Media Indonesia, 7 Oktober 1990

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif
Berita ini 406 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:11 WIB

Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB