Malaria, Upaya Eliminasi Penuh Tantangan

- Editor

Minggu, 2 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Target eliminasi malaria tahun 2030 dinilai ambisius karena banyak tantangan tak teratasi. Selain ancaman resistensi parasit malaria, tantangan lain adalah resistensi vektor pada insektisida, infeksi Plasmodium vivax yang diprediksi mendominasi, dan temuan Plasmodium knowlesi di Aceh.

Hal itu disampaikan sejumlah peneliti dari dalam dan luar negeri dalam simposium malaria The 6th International Eijkman Conference di Jakarta, Selasa (1/8). Konferensi itu untuk memperingati HUT Ke-25 Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Ric Price, guru besar kesehatan global dari Menzies School of Health Research, Darwin, Australia, memaparkan, di banyak negara, beban malaria terus berkurang. “Itu terjadi seiring peningkatan kesejahteraan, penambahan dana dari pemerintah dan lembaga filantropi, sistem kesehatan yang menguat, diagnosis dini, pengobatan efektif, dan pengendalian vektor,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Negara-negara di Asia Pasifik pun jadi kian dekat dengan target status eliminasi tahun 2030. Di Indonesia, angka kejadian malaria (annual parasite incidence/ API) menurun dari 1,69 pada 2012 jadi 0,84 pada 2016. Status eliminasi dicapai jika API kurang dari 1 per 1.000 penduduk. Sedikitnya 250 kabupaten/kota berstatus eliminasi malaria.

Makin kebal
Namun, ada sejumlah tantangan, antara lain resistensi parasit Plasmodium falciparum pada obat antimalaria. Itu banyak terjadi di negara-negara yang dilintasi Sungai Mekong di Indochina sehingga menghambat eliminasi malaria di Asia Tenggara.

Tantangan lain ialah meningkatnya kasus malaria akibat Plasmodium vivax. Pengobatan malaria akibat Plasmodium vivax lebih sulit dibandingkan jenis parasit lain karena bisa tinggal di organ hati dan kambuh.

Selain itu, surveilans berbasis fasilitas kesehatan kurang bisa memetakan dan mengantisipasi malaria. Banyak reservoir parasit malaria belum teridentifikasi.

Peneliti di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Farah Coutrier, menambahkan, tantangan lain adalah Plasmodium knowlesi ditemukan pada 19 dari 40 pasien malaria di puskesmas di Aceh Besar lewat pemeriksaan reaksi berantai polimerase (PCR) Juni 2014-Desember 2015. Plasmodium knowlesi lebih cepat membelah diri dibandingkan jenis parasit lain dan sulit terdeteksi.

Menurut Din Syafruddin, Kepala Laboratorium Malaria dan Resistensi Vektor Lembaga Eijkman, intervensi hemat dan efektif adalah pengendalian vektor malaria. (ADH)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Agustus 2017, di halaman 12 dengan judul “Upaya Eliminasi Penuh Tantangan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB