Rica Asrosa nyaris berhenti kuliah sebelum akhirnya meraih beasiswa S2 dan S3 di University College London (UCL). Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini berhasil meraih beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Setelah merampungkan pendidikan magisternya di jurusan Advanced Materials Science, kini Rica menjalani pendidikan S3-nya sejak awal Januari tahun lalu. Jalan yang ditempuh Rica untuk bisa meraih hal tersebut mudah.
Saat mengenyam pendidikan S1 di USU, perempuan kelahiran Lhokseumawe ini hampir berhenti kuliah. Saat itu, kondisi finansial keluarganya sedang terpuruk. Banyak pengeluaran keluarga yang dipangkas, bahkan dihilangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Orang tuanya tidak mengirimi uang bulanan secara rutin. Bahkan, mereka sempat terang-terangan meminta Rica untuk berhenti kuliah.
“Saya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ayah saya seorang anggota TNI Angkatan Darat berpangkat sersan dan sudah pensiun. Sedangkan ibu saya bekerja di kantor pertanian di Kutacane,” ungkapnya dikutip dari situs USU pada Senin, 10 Juli 2023.
Rica yang merupakan anak kolong, sebutan untuk anak tentara, ini mesti mencari cara agar bisa tetap kuliah. Akhirnya, dia berusaha mencari pekerjaan sampingan yang bisa membiayai kuliahnya.
“Pagi kuliah, siang jadi asisten peneliti, dan malam harinya mengajar les privat,” ujarnya.
Berkat usahanya dalam meneliti, dia berhasil mempublikasikan empat paper, mendapatkan sertifikat paten dari hasil penelitiannya, dan berkesempatan mengikuti beberapa konferensi internasional.
Memasuki semester tujuh, dia sudah mulai menyusun skripsi. Selama 3,5 tahun dia menjalani masa jatuh bangun untuk menyelesaikan kuliah. Dengan ketekunan dan semangat pantang menyerah, Rica berhasil lulus S1 dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat cum laude.
Setelah meraih gelar sarjana, Rica memutuskan ingin bekerja. Namun, dosennya mendorong dia untuk melanjutkan studi S2 lewat beasiswa ke luar negeri. Rica mempertimbangkannya. Dia mulai mempersiapkan beasiswa dari mulai tes IELTS hingga berbagai persyaratan lain.
Pada 2019, Rica berhasil lolos seleksi beasiswa dari LPDP Kementerian Keuangan. Dia diterima di salah satu kampus terbaik di dunia, University College London (UCL) jurusan Advanced Materials Science.
Setelah menempuh studi S2 kurang dari dua tahun, Rica berhasil lulus dengan IPK tertinggi dan mendapat predikat Distinction, yaitu penghargaan tertinggi bagi mahasiswa di kampus Inggris.
Kembali untuk Mengabdi
Lulus S2, Rica awalnya ingin tinggal di London sambil mencari pekerjaan untuk persiapan S3, namun tidak diperbolehkan. “Sudah dapat offer dari perusahaannya, tapi sayangnya dari LPDP tidak mengizinkan dan mengimbau untuk segera pulang karena saat itu Covid-19 sedang memburuk,” katanya.
Rica akhirnya kembali ke Indonesia. Setibanya di tanah air, dia berjuang mencari pekerjaan dengan melamar ke beberapa universitas di Indonesia seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) hingga Universitas Indonesia (UI).
Saat itu, USU yang merupakan almamaternya membuka kesempatan penerimaan dosen tetap. Rica mendaftarkan diri pada awal 2021 hingga akhirnya diterima menjadi dosen tetap pada usia 24 tahun.
Berbagai prestasi pun sudah Rica raih. Dia pernah menciptakan alat pendeteksi diabetes melalui napas dengan sistem mobile yang sudah diuji klinis. Saat itu, dia tergabung dalam TIM Micro Solar Matic (MSM) Departemen Fisika F-MIPA USU. Hasil penelitian ini juga telah dipublikasikan di Jurnal Internasional Bereputasi Sensor and Actuators B.
Meskipun sudah bekerja sebagai dosen tetap, Rica tetap tidak melupakan cita-citanya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang S3.
Sambil mengajar, dia terus menjalin hubungan dengan teman-temannya di Inggris dan berkonsultasi dengan rekan kerjanya yang lebih senior di USU. Dia memutuskan untuk mendaftar LPDP pada 2021 dan berhasil meraih beasiswa tersebut.
“Hal yang paling berkesan di hidup saya adalah bisa melanjutkan studi S2 dan S3 di UCL London dengan beasiswa. Ini seperti miracle, keajaiban yang benar-benar tidak pernah dibayangkan, meskipun saya sangat menginginkannya,” ujarnya.
Motivasi terbesar Rica Asrosa menempuh semua ini untuk membahagiakan orang tua serta mengaplikasikan ilmu yang telah dia peroleh.
Baginya, motivasi lain yang dia temukan adalah seperti yang dikatakan oleh filsuf Confucius bahwa The essence of knowledge is, having it, to use it.
“Inilah yang akhirnya membuat saya selalu semangat belajar, terus berjuang untuk mendapatkan beasiswa dan melanjutkan studi ke luar negeri. Saya ingin memberikan dampak positif bagi orang lain,” tutupnya.
Reporter: Nabiila Azzahra
Editor: Devy Ernis
Sumber: tempo.co, Senin, 10 Juli 2023