Keperkasaan Perkakas

- Editor

Sabtu, 26 Desember 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Industri baja menyandang julukan mother of industry karena berperan mengisi kebutuhan di berbagai sektor industri. Industri paku, mur-baut, peralatan rumah tangga, konstruksi, pipa, otomotif, perkapalan, dan alat persenjataan membutuhkan baja.

Di sisi lain, julukan mother machines disandang industri mesin perkakas. Industri mesin perkakas memproduksi mesin-mesin yang digunakan di segenap sektor industri.

Bukan kebetulan ketika faktanya negara maju adalah negara yang memiliki industri baja dan industri perkakas yang perkasa. Kedua sektor industri itu menghela pertumbuhan perekonomian suatu negara lewat penguatan industri mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ini sejalan dengan pandangan bahwa suatu negara disebut maju saat kontribusi sektor industri mencapai minimal 40 persen terhadap pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto.

bajaTak heran jika pelaku industri mesin perkakas di dalam negeri pun berseru meminta perhatian semua pemangku kepentingan. Keberpihakan kepada industri dalam negeri mutlak diberikan.

Ini merupakan sebentuk afirmasi, peneguhan, bahwa daya saing dan kemenangan berkompetisi adalah dua hal yang tak terpisahkan. Kemampuan berkompetisi akan kian terasah seiring pemberian kesempatan pelaku industri ikut mengisi kebutuhan di dalam negeri.

Peluang seperti ini tidak semata bicara urusan uang. Hal ini juga menyangkut kesempatan pembelajaran bagi pelaku industri perkakas dalam memproduksi barang sesuai spesifikasi kebutuhan pengguna. Proses belajar yang simultan dengan kerja mengisi kebutuhan pasar.

Apalagi, pasar kebutuhan mesin perkakas di Indonesia terbuka seiring pertumbuhan berbagai sektor industri. Merujuk data Badan Pusat Statistik, impor barang modal periode Januari- November 2015 tercatat 22,48 miliar dollar AS atau 17,21 persen dari total impor 130,61 miliar dollar AS. Indonesian Machine Tools Industries Association (Asosiasi Industri Mesin Perkakas Indonesia/Asimpi) mencatat, impor mesin perkakas pada 2014 sekitar 1,3 miliar dollar AS.

Patut dicermati catatan Asimpi bahwa pelaku industri mesin perkakas dalam negeri menghadapi tantangan berat bersaing dengan kompetitor dari negara maju. Bahkan, untuk memanfaatkan peluang pengadaan bersumber anggaran pemerintah pun, mereka harus berjibaku.

Persaingan di sisi harga tentu berat ketika faktanya mesin perkakas dari negara maju bisa diproduksi dalam skala besar dan teknologi tinggi. Dari sisi pengadaan, proyek satu tahun anggaran dengan tender yang biasanya dilakukan pada akhir tahun pun menyulitkan pelaku industri lokal.

Berat dan nyaris mustahil bagi pelaku industri mesin perkakas dalam negeri menyediakan barang dalam jumlah relatif banyak ketika pesanan baru datang pada September. Pemberian waktu lebih longgar, sekitar enam bulan, dinilai akan memberikan ruang gerak pelaku industri mesin perkakas menyiapkan produk.

Tak terbantahkan, kemampuan dari sisi kapasitas produksi, permodalan, dan penguasaan teknologi pelaku industri mesin perkakas dalam negeri belum mampu mengisi semua kebutuhan di Indonesia.

Namun, kebutuhan produk dengan spesifikasi yang sudah mampu dibuat di dalam negeri sepatutnya bisa dioptimalkan dan dipasok oleh pelaku industri perkakas di Indonesia. Ini soal keberpihakan. Jangan sampai seruan Aku Cinta Produk Indonesia hanya sebatas slogan semata. (C ANTO SAPTOWALYONO)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Desember 2015, di halaman 17 dengan judul “Keperkasaan Perkakas”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB